Part.6 || Darren yang so' akrab

6K 799 60
                                    


Sorry for typo, and happy reading💚

Sorry for typo, and happy reading💚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terserah kakak dong. Ini juga hidup kakak, mau kepoin urusan kamu, mau ngusik hidup kamu, mau jagain kamu, mau apa-apa juga terserah kakak, kan ini hidup kakak juga?"

.
.
.



















Darren itu sebenarnya orangnya ramah terlampau ramah dan terkesan tak tegaan.

Buktinya, ia sekarang tengah duduk manis menunggu anak enam belas tahun itu siuman, bahkan hingga magrib menjelang. Keenan Nayazva tak kunjung membuka matanya.

Darren jadi Nething sendiri, haruskah ia membawa anak itu ke rumah sakit?

"Hey! Bangun dong! Jangan buat saya khawatir berkepanjangan kek gini! Gak suka ya saya diginiin!" mulutnya terus mengoceh sejak tadi, namun jauh di dalam hatinya rasa khawatir itu memang nyata.

Padahal baru beberapa jam mereka bertemu, bahkan mungkin tak saling mengenal dekat juga, tapi entah kenapa rasanya Darren begitu-

Bagaimana menjelaskannya?

Ngomong-ngomong soal Darren, sebenarnya pemuda itu penyayang, hanya caranya saja yang sedikit ekstrim, terkesan nyeleneng dan sedikit menyebalkan.

"Boleh saya jaga kamu?" bibir tipisnya bergumam pelan, menyampirkan beberapa helai rambut yang sedikit menutupi kelopak matanya.

Jika di lihat dari dekat, wajah Keenan bahkan terlihat tampan, dengan bulu mata yang sedikit lentik menambah kesan manis juga.

Darren bahkan sempat berfikir, bagaimana bisa orang tuanya berlaku jahat pada anak semanis Keenan?

"Pak Darren," suara parau itu membuyarkan segala lamunnya, menarik seluruh atensinya pada sosok yang tengah menatapnya teduh di atas bangsal "bangun juga, kamu."

"Bapak ngapain?" Tanyanya, berusaha mendudukan tubuhnya dibantu Darren "nungguin kamu."

"Oh." pelan ia menurunkan kaki nya "-bapak bisa pulang sekarang. Maaf, ngerepotin." kepalanya mendongak sesaat dan kembali menunduk, mencoba menapakan kakinya di lantai Dan melangkah pelan menuju pintu keluar.

"Mau kemana?"

"Pulang."

"Tapi-"

"Ayah saya nanti marah kalau saya pulang terlambat."

Baik, Darren harus menahan seribu tanyanya, menunggu waktu yang tepat dan sampai waktu itu tiba, ia bahkan harus bungkam dan berpura-pura bodoh seolah ia tak tau apapun.

"Ayah kamu sayang banget kayaknya. Sampe segitu khawatirnya, ya?" kakinya berhenti melangkah, tanpa membalikan tubuhnya.

Darren sengaja, "iya," ada nada tak yakin, "sayang banget kayaknya kamu sama ayah kamu?"

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Where stories live. Discover now