Part.15 || Rasen, bukan Keenan

6K 752 34
                                    










"Keenan- ah ralat kini menjadi Rasen."

























Aku akan terus tersenyum untuk meringankan hariku, karena setiap hari, hidupku seperti sebuah mimpi (Hope is a dream doesn't sleep)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku akan terus tersenyum untuk meringankan hariku, karena setiap hari, hidupku seperti sebuah mimpi (Hope is a dream doesn't sleep)
.
.
.





























Jemari dalam genggamnya sedikit bergerak, membuat pemuda yang lebih tua sembilan tahun darinya itu memekik dalam hati, tatap nya berganti menatap jemari dalam genggamnya dan wajah pucatnya yang masih terpejam.

"Rasen?!"

Sudah Darren tetapkan, entah Keenan akan menerima.atau tidak, tapi Darren akan mengganti panggilan anak itu.

"Hey, dek?" sekali lagi Darren berucap lembut, menyentuh penuh sayang pipi tirusnya "bangun," suaranya bergumam penuh harap, menatap dengan penuh kasih netra yang bahkan sedikit bergerak dalam radarnya.

Pelan namun pasti, kelopak kembar itu kenapa kan karamel legamnya, mengedip beberapa kali saat sinar lampu yang menggantung tepat di atasnya menyorot dengan sangat ke arahnya.

"Hey," Darren memekik penuh bahagia, semakin menggenggam jemari dalam genggamnya hingga perlahan kepala pemuda enam belas tahun itu sedikit menoleh padanya, mengedip polos hingga beberapa saat mampu membuat Darren malu sendiri di perhatikan seperti itu.

"Bentar, kakak panggilin om Ha-"

"Kakak kemana aja?" suaranya parau, terdengar serak yang mengerikan, begitu pelan hingga bahkan Darren harus memasang benar-benar telinganya.

"Ada, disini. Tunggu, kakak pang-"

"Ngga, kemaren. Keenan cari kakak gak ada dimana-mana." nafas Darren tercekat, bagaimana wajah tanpa harapan itu terlihat begitu nyata di depannya "maaf." pelan ia menyampirkan beberapa helai rambut yang menutupi kening anak itu "maafin kakak," sambungnya lagi. Keenan mengedip, bersamaan dengan itu satu tetes air matanya meluncur membasahi pelipisnya.

"Keenan sendiri."

"Maaf," Darren menarik penuh sayang jemari dalam genggamnya, menciuminya dengan lembut "maaf, gak maksud ninggalin kamu sendirian."

Hening, Darren yang sejak tadi terus meminta maaf dengan Keenan yang sama sekali tak menyahuti maafnya "kakak malu?" suaranya kembali terdengar, Darren mendongak, dan setelahnya menggeleng kuat "bukan gitu, kamu salah paham. Kakak-"

"Maaf, kalau Keenan ngerepotin kakak. Kakak repot gara-gara Keenan, kan?" Darren menghela saat sesak terus menikam kuat paru-parunya.

"Jangan banyak ngomong dulu, hm? Kakak panggilin om Haris dulu di ruangannya. Suruh periksa kamu. Tidurnya kelamaan." lagi, keenan memilih tak menyahut. Pelan Darren melepas genggamnya, mengusap pelan surai legamnya sebelum berlari menuju pintu keluar mencari Haris.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Where stories live. Discover now