CHAPTER 06

219 148 178
                                    

"Hentikan tangisanmu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hentikan tangisanmu itu." Selena langsung saja membungkam mulutnya dengan kedua tangannya saat suara berat dan tajam itu terdengar.

Pria itu memaksa Selena untuk ikut dengannya yang gadis itupun tak tahu tujuannya. Selena sangat ingin menolak tetapi ingatannya kembali pada kejadian yang menimpa nenek tua di tempat pertunjukan sirkus dan hal itu membuatnya mengurungkan niat lalu memilih untuk diam dan menurut.

"Ta-tapii bagaimana dengan Zadkiel?" gadis itu mendongakan kepalanya menatap wajah sang pria yang hanya memandang lurus kedepan.

"Kalau yang kau maksud bocah kecil pingsan itu, aku sudah membereskannya." pria itu sedikit menunduk meraih pedangnya membuat Selena tak lagi mengeluarkan pertanyaan maupun isak tangis.

****

Kuda hitam milik sang pria berhenti di dekat aliran sungai yang diseberangnya terbentang padang rumput tampak gersang dan mengering padahal tumbuhan pada tempatnya berdiri sangat hijau nan subur.

Selena duduk berdekatan dengan tubuh tinggi besar milik sang pria. Sebenarnya tidak terlalu besar seperti milik para preman di desa tak berpenghuni tapi tetap saja lebih besar darinya. Lirikan tajam pria di sebelahnya membuat Selena menundukan kepalanya dalam. Tak berselang lama gadis itu merasakan sibakan pelan jubah pada punggungnya membuat jantungnya berdegub kencang.

Dengan segera ia menepis tangan pria itu lalu menutupi sayapnya yang terlihat.

"Aku sudah melihatnya." pria itu kembali menyibakan jubahnya menampakan sepasang sayap hitam yang sangat besar.

"Hilangkan sayapmu." Selena mengerjapkan matanya mendengar ucapan pria itu.

"Jika sayapmu terlihat oleh orang lain maka kau tidak akan bisa lagi hidup dengan tenang." pria itu berlalu memasuki hutan meninggalkan Selena yang kebingungan.

Gadis itu menggenggam kalung dengan liontin sayapnya erat-erat. Keanehan yang baru ia sadari adalah liontin pada kalung itu tak lagi berwarna perak melainkan berubah hitam. Sepasang sayap hitam. Seperti miliknya.

BRAK!

Selena buru-buru memasukan kalung itu kedalam dressnya dan ditutupi dengan rambut hitamnya. Pria itu mengumpulkan kayu bakar yang ia lemparkan tadi lalu mulai membakarnya.

Selena beringsut maju mendekat kearah perapian yang telah terbakar. Sembunyi-sembunyi ia melemparkan tatapan pada pria yang kini tengah mengasah pedangnya. Selena ketakutan, dalam hati ia menebak nebak siapa yang akan pria itu bunuh selanjutnya.

"Aku tidak akan membunuhmu." ucap sang pria tiba-tiba.

"Hahh??"

Gadis itu terbengong mendengar ucapan tiba-tiba yang terasa sangat pas dengan apa yang baru saja terlintas di otaknya.

"Aku tidak bisa mengendalikan sayapku dan tidak bisa menghilangkannya." Selena membuka jubah hitamnya menampakan wujud sayapnya dengan sempurna.

"Harus kau hilangkan kalau tidak mau mati."

THE DAMNEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang