CHAPTER 07

216 149 173
                                    

Selena meringis saat sinar matahari menusuk matanya yang baru saja terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selena meringis saat sinar matahari menusuk matanya yang baru saja terbuka. Gadis itu mendudukan diri kemudian mencari keberadaan pria yang bersamanya sejak kemarin tetapi tak kunjung menemukan sosoknya. Apakah pria itu pergi meninggalkan dirinya??

Gadis itu berjalan menyusuri pepohonan mengikuti suara gemericik air sungai.

Sesampainya di sungai matanya membulat menyaksikan punggung lebar penuh luka nampak polos tanpa tertutup sehelai kainpun. Selena buru-buru berbalik dan bersembunyi di balik pohon sambil memegangi dadanya yang berdetak kencang.

Astaga ia baru saja mengintip seorang pria yang tengah mandi. Mungkin besok matanya akan dihiasi benjolan kecil yang memerah.

Berbeda dengan hatinya yang menyuruhnya untuk segera pergi otaknya malah berkata sebaliknya.

Dan bodohnya gadis itu memilih saran dari otak bodohnya. Ia menghembuskan nafasnya sebentar lalu mulai menyembulkan sedikit kepalanya keluar dari balik batang pohon.

Matanya mencari-cari punggung tegap milik pria itu tetapi nihil Selena tak dapat menemukannya. Dalam hati ia berdecak kesal karena tak menemukan apa yang dicarinya.

"Kau mengintipiku?" suara berat khas lelaki menyentak Selena dari kekesalannya.

Gadis itu berpura pura menolehkan matanya kearah pepohonan di sampingnya seakan tengah mencari sesuatu.

"Tidak! Yang benar saja, aku tadi mengikuti seekor kelinci sampai sini." gadis itu berkata sambil memelototkan matanya.

"Kau pikir aku bodoh?" pria itu mengambil satu langkah mendekat.

"eh?" Selena tampak kikuk dengan tatapan lurus kebawah.

Bruk

Pria itu melemparkan pakaiannya kewajah Selena membuatnya refleks menangkap pakaian pria tersebut. Sang pria berbalik dan berjalan tanpa mengenakan pakaian atasnya.

"Kenapa kau tidak memakai pakaianmu?" tanyanya pada pria yang tetap berjalan tenang.

"Bukan urusanmu." jawaban singkat pria itu membuat Selena berdecak.

"Kau pamer ya karena punggungmu bagus?" tuduhannya membuat bahu pria itu tergelak.

"Kau mulai berani tampaknya." ucap pria tersebut.

Selena hanya mendelik kecil walau tetap merasa takut.

Setelah membereskan seluruh barang bawaannya, Selena dan pria yang tidak diketahui namanya itu kembali melanjutkan perjalanannya.

"Sayapku berat." keluh Selena.

"hmmm."

"Bagaimana cara menghilangkannya??" tanya gadis itu.

"Tidak sekarang." jawaban final dari pria itu membungkam Selena.

Mereka mengambil jalan memutar karena pria itu berkata terlalu berbahaya memasuki hutan diseberang bahkan di siang hari.

THE DAMNEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang