Eps 10. Bicara

353 32 8
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik/Patonah_Wizone.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terdengar helangan nafas dari mulut Kasih. Dia sudah berdiri di ruangan ini selama hampir setengah jam, tapi lelaki di depannya itu tak kunjung bicara padanya.

Padahal cafe sore ini tampak ramai oleh pengunjung, tapi Raka justru seenaknya memanggil dirinya untuk bicara di dalam ruang kerja lelaki itu.

Dan sekarang saat melihat kediaman lelaki, Kasih jadi kesal sendiri.

Jika boleh jujur sebenarnya Kasih tidak suka berada di dalam ruangan yang sama dengan lelaki di depannya itu.

"Apa bapak akan terus diam seperti ini? Jika seperti ini bisakah saya pergi."

Kasih akhirnya mulai bicara. Dia tidak bisa lagi untuk terus menunggu Raka untuk memulai pembicaraan di antara mereka.

Sebenarnya dia juga sama sekali tidak penasaran mengenai apa yang akan di katakan oleh Raka.

Saat Kasih akan berbalik untuk pergi tiba-tiba saja.

"Tunggu..."

Tahan Raka akhirnya mulai membuka suaranya setelah kediamannya selama setengah jam.

"Sekarang kau tinggal dimana, Kasih? Melody khawatir padamu dan memintaku untuk bertanya padamu."

Ujar Raka sambil terus menatap Kasih. Kasih tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kakak iparnya itu.

Apa hanya itu yang ingin Raka katakan padanya. Sampai - sampai dia harus meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui lelaki itu.

Dia pikir ada hal penting apa, sampai dia harus menemui Raka padahal lelaki itu tahu bahwa dia tadi tengah sibuk melayani pelanggan Cafe yang berdatangan.

Tidak bisakah Raka menanyakan hal itu nanti. Tidak pada jam kerja seperti sekarang ini.

Pikir Kasih tampak tidak habis pikir dengan jalan pikiran Raka. Selalu manajer Cafe ini.

Raka akhirnya kembali berucap saat melihat kediaman Kasih.

"Jika kau butuh bantuan ku... jangan segan untuk memin..."

Ucapan Raka tampak dipotong oleh Kasih.

"Maaf, Pak. Jika saya tidak sopan karena sudah lancang menyela ucapan anda. Tapi apakah pantas anda menanyakan hal pribadi pada saya di saat jam kerja seperti ini. Lagipula anda tidak perlu tahu saya tinggal dimana sekarang. Karena itu bukan urusan anda."

Kasihku Pemilik Hatiku (Kasih & Arkana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang