Chapter 8

4.7K 284 15
                                    

Naruto masih memandang lekat wajah cantik yang  tertidur di sampingnya, ibu jari nya mengusap lembut bibir Hinata. Naruto ingin melumat lembut bibir itu seperti saat mereka masih berstatus suami istri.

(Flashback)

Naruto terbangun dari tidur pulasnya, pemuda itu meraba ranjang sebelahnya yang ternyata sudah kosong. Hinata sudah bangun pagi pagi sekali guna menyiapkan kebutuhan Naruto, mulai dari pakaian, sarapan dan lain lain.
Naruto menggaruk kepalanya, dia kesal karena tidak mendapati Hinatanya di samping. Pemuda itu langsung bergegas ke dapur, Hinatanya pasti sedang memasak.

" Hinata..." panggil Naruto dengan nada manjanya, pemuda itu langaung memeluk pinggang sang istri dari belakang.

" Kau sudah bangun Naruto-kun. Aku sedang siapkan sarapan untukmu" tutur Hinata lembut. Naruto mengecup leher Hinata, mengendus harum lavender dari tubuh sang istri.

" Mandilah, kau harus ke kantor. Ini sudah jam 7 loh" Ujar Hinata lagi, wanita itu berbalik, mengecup sekilas kening suaminya. Naruto masih bergelayut manja sambil sesekali mencuri ciuman di bibir manis sang istri.

" Temani aku mandi..." Rayu Naruto. Hinata memukul pelan bahu suaminya.

"Tidak mau! Kau bukanya hanya mau mandi kalau ada aku" Hinata memanyunkan bibirnya kesal dengan permintaan Naruto.

" Hanya membantuku menggosok punggung, ayolah sayang...." Rengek Naruto. Pemuda itu selalu punya 1000 cara untuk merayu istrinya. Hinata menghela nafas panjang, wanita cantik itu menghentikan kegiatan masaknya kemudian memandang lekat ke arah suaminya yang sedang manja.

" Hanya menggosok punggung??? janji??"

" Hm." Naruto mengangguk cepat dan langsung menggendong Hinata menuju kamar.

" Kyaaa...Naruto-kun pelan pelan!" protes Hinata saat suaminya itu langsung membridal tubuh kecilnya kedalam kamar menuju kamar mandi mewahnya. Naruto buru buru melepas pakaiannya. Hinata langsung merona melihat suaminya tampil polos di depannya.

" Buka bajumu Hinata.."

"Tidak mau! aku sudah mandi, nanti basah" Ujar Hinata sambil memalingkan mukanya dari tubuh polos Naruto.

" Aku memang ingin membuatmu basah" Naruto langsung menggendong wanita cantik itu dan menceburkannya kedalam bath up Jadilah Hinata basah kuyup, wajah cantiknya langsung memerah dan kesal. Naruto tertawa puas melihatnya.

"Sudah aku bilang kan buka bajumu...kau tidak mau sih" ujar Naruto dengan santainya. Hinata mencebikan bibirnya karena kesal dengan tingkah kekanakan suami kuningnya itu. Wanita itu terpaksa membuka bajunya. Naruto langsung bergairah melihat tubuh telanjang Hinata, sementara sang wanita berusaha menutupi kedua asetnya itu dari pandangan lapar Naruto.

 Naruto langsung bergairah melihat tubuh telanjang Hinata, sementara sang wanita berusaha menutupi kedua asetnya itu dari pandangan lapar Naruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berselang lama keduanya saling mencumbu, Naruto melumat dengan lembut bibir kenyal istrinya sambil sesekali jarinya bermain di liang Hinata. Wanita cantik itu menggelinjang merasakan siksaan nikmat suaminya, Naruto makin memperdalam ciumannya sesekali pemuda itu menggigit lidah istrinya dan melumatnya seperti permen. Bagi Naruto, bibir Hinata adalah candu yang lebih nikmat dari nikotin. Setelah puas melumat bibir ranum itu, Naruto langsung melesatkan perlahan kejantanannya, hHinata memejamkan mata menahan sakit dan nikmat bersamaan.

"aaahhhh.....Na-Naruto kun......" Desah Hinata ketika kejantanan suaminya sudah masuk sempurna dalam dirinya. Naruto langsung bergerak mengatur temponya agar bisa bermain lama, dia harus membuat Hinata menikmati permainannya. Naruto melumat puting Hinata, sambil terus memperceoat Hujamannya.

" Ahhhh..... pelan Naruto-kun.......aaaakkhhh" Hinata merintih karena Naruto semakin mempercepat hujamannya sementara dirinya baru saja mengalami pelepasan, rasanya sangat sensitif sekali namun suami pirangnya itu nampak tidak peduli malah makin mempercepat temponya. Kalau sudah seperti ini, pada akhirnya Hinata, akan jatuh lemas karena kelelahan.
Setelah hampir 1,5 jam Naruto menyudahi permainannya, Hinata sudah sangat lemas. Pemuda itu langsung menggendong istrinya dan merebahkannya ke ranjang.

" Hah..  Sepertinya aku tidak perlu berangkat ke kantor lagi" Ujar Naruto pada dirinya sendiri, jarinya bergeliriya menelurusi wajah cantik istrinya.
( Flashback off)

Ibu jari Naruto masih mengusab lembut bibir ranum mantan istrinya, pemuda itu tidak tahan lagi, Naruto mendekatkan wajahnya hendak mencium bibir Hinata. Namun, tiba tiba Hinata membuka matanya. Wanita itu terkejut melihat Naruto begitu dekat.

"Kyaaaaaaaa!!!! Apa yang kau lakukan!!!" *Bugh* Hinata langsung berteriak kencang dan reflek menendang Naruto sampai pemuda kuning itu terjungkal.

" Shit!!!" Umpat Naruto. Pinggangnya serasa remuk, tendangan Hinata kuat sekali untuk ukuran seorang wanitaa yang bertubuh kecil.

" Kau sudah 2x menendangku Hinata! Kenapa kau jadi wanita kasar sekali sekarang !" Ucap Naruto dengan nada kesalnya. Hinata masih mencoba menutupi tubuhnya memakai selemut, dia takut Naruto macam macam dengannya.

" A..apa yang sudah kau lakukan padaku?" Hinata mulai gemetar, suaranya sedikit parau. Wanita itu panik, mulai menerka nerka apa yang telah Naruto lakukan padanya.

" Memangnya apa! Aku menyelamatkanmu! Kau pingsan dan aku membawamu kemari!! Berhenti berpikiran buruk tentangku!" Bela Naruto. Pemuda itu terlihat kesal dengan tatapan Hinata yang menusuk. Hinata langsung menundukan pandangannya.

" Maaf...a...aku tidak bermaksud seperti itu" Tutur Hinata dengan nada lembutnya.

" Hm.. Sekarang bangun dan bersiap siaplah! Kita akan makan bersama kolegaku" Tegas Naruto. Dia tidak membahas hak asuh anak sekarang,
Pemuda itu langsung keluar kamar meninggalkan Hinata yang masih menatapnya dengan sendu.
.
.
.
.
.
.
.
Toneri masih bergelut di meja kerjanya, pemuda itu memijit pelipisnya memikirkan apa yang saat ini sedang dilakukan Hinata bersama mantan suaminya. Mungkinkah Hinata secepat itu memaafkan Naruto. Tidak! Toneri tidak mau egois, jika memang Hinata pada akhirnya memilih kembali pada manusia rubah itu, Toneri akan siap melepasnya.

" Hinata....mungkin sampai kapanpun aku memang tidak akan di takdirkan untukmu. Hinata hanya untuk Naruto, dan Naruto hanya untuk Hinata" Toneri berceloteh sambil melihat foto cantik Hinata yang masih ia simpan rapi di dompetnya. Pemuda itu memejamkan matanya, berusaha menerima semuanya.

 Pemuda itu memejamkan matanya, berusaha menerima semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Hinata....kenapa harus orang seperti Naruto yang ditakdirkan kami-sama untukmu." Toneri memeluk foto Hinata,pemuda itu secara tidak sadar meneteskan airmatanya. Perjuangannya untuk mendapatkan Hinata sepertinya harus berhenti. Bahkan setelah bercerai dengan Naruto pun, Hinata tetap tidak bisa ia miliki.
.
.
.

.
.
.TBC
Sengaja singkat ceritanya 😃

TRUST ME (again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang