stay away

3.8K 362 11
                                    

Saat new ingin menutup pintu kamar, Tay sudah lebih dulu masuk dan langsung menutup pintu.

Yang lebih tua menatap tajam yang lebih muda.

"Kenapa kau menatap ku?, Sana keluar!" Dia berusaha menggapai kenop pintu tapi di halangi oleh Tay.

"AWAS" triak si manis.

Si dominan mendekat kearah new, masih dengan tatapan tajam khas seorang tuan muda Vihokratana.

"Kenapa kau berbohong?" Tay mengukung dan menyudut kan new dipintu yang masih tertutup.

"I'm just kidding, okay!" jawab new sembari tersenyum kikuk.

"hidup itu jangan terlalu serius" Lanjut nya tanpa ada rasa bersalah.

"Menurut mu ini lucu?" Mata Tay masih menatap tajam new.

"Sialan bagaimana caranya ini menjadi lucu, kau nya saja menyeramkan seperti ini!" batin new.

"Tidak—" jawab nya santai sedangkan jantung mulai berdegup dua kali lebih cepat.

"Lalu kenapa kau berbohong?" Tanya Tay mendesak agar jawaban new tidak berputar putar.

Yang ditanya menghembuskan nafas kasar.

"Karena kau"

"Kenapa karena ku?" Kening Tawan berkerut setelah mendengar jawaban dari new.

"because you're so annoying, bahkan kau seenaknya mengklaim diri ku sebagai milikmu" tatapan new menyiratkan kebencian.

Jujur, sebenarnya ini tidak se-Annoying itu. Hanya saja new sedikit risih akan kehadiran Tawan yang sedikit tiba tiba.

Menurut new ini semua terlalu cepat, apalagi soal Tay yang seenak hati mencap dirinya sebagai hak milik, itu yang membuat new merasa sedikit terganggu.

"Itu memang kenyataan nya, kau adalah milik ku, MILIK TAY TAWAN VIHOKRATANA" Tawan menegaskan hak kepemilikan nya kepada pemuda manis ini.

"Aku bukan milik siapa², aku akan menjalani hidup semau ku dan sesuka ku tanpa ada embel-embel kepemilikan dari siapapun" new sudah naik pitam,

"Aku tidak peduli, yang jelas, KAU—" dia berhenti sejenak,

Tay menunjuk dada new

Kemudian dia melanjutkan ucapannya "—adalah milikku, milik Tay Tawan" dia menatap manik mata new,

Mata yang dengan mudah menghipnotis kesadaran nya, sangat mudah mata itu membuat dirinya terjun sedalam dalam nya untuk sang pemilik mata.

New tertegun, seperti sedang di hipnotis dengan kata kata yang Tay ucapkan .

Dalam hitungan detik kesadaran nya kembali,

"Apa alasannya, kau ingin aku menjadi milik mu!?" Tanya nya tak suka.

Tay mendekat kearah wajah new dan mencium sekilas bibir merah muda yang membuat nya mabuk ingin lagi dan lagi sampai tak tau diri.

yang dicium?

jangan ditanya lagi! dia melotot tak suka.

"Kau mau alasan? Akan ku beri alasannya"

New tidak sadar jika Tay sudah membawan nya kekasur dan sudah menindih tubuh nya.

"Sejak kita bertemu di toilet aku sudah merasakan sesuatu dengan mu, kau membuat ku terangsang hebat, dan kau harus tau seorang Tay Tawan tidak pernah tertarik dengan siapapun"

Tay menatap new dengan lembut lalu mengecup kening pemuda itu.

"Ya memang dulu aku pernah memiliki kekasih, tapi aku sadar bahwa aku hanya memiliki perasaan sebatas teman dan sahabat kepada nya" Tay menjelaskan ucapan nya.

New hanya mendengar kan dan mencoba memahami isi dari setiap kata yang Tay lontarkan.

"Tapi saat aku bertemu dengan mu di toilet, bahkan di lorong kampus untuk pertama kali, aku sudah merasakan sesuatu yang berbeda, aku tidak pernah merasakan rasa yang seperti ini sebelumnya" ucap Tay yakin.

"Bisa saja perasaan mu itu sebatas 'Kau hanya bernafsu pada ku' " ucap new sinis.

Tay terdiam tak bisa membalas ucapan new, Tay bingung ingin menjawab apa, karena Tay juga belum tau tentang perasaan apa ini.

Apa benar ini hanya nafsu?
Kepala Tay dipenuhi dengan pertanyaan itu.

"Aku tidak tau, perasaan apa yang ku miliki sekarang!" Si dominan berucap dengan pelan.

"Kau harus pikirkan itu, apa perasaan mu itu hanya nafsu! atau kau benar-benar tertarik karena kau suka kepada ku!" pemuda itu mendorong badan Tay kesamping agar tidak menindihnya lagi.

Tay hanya diam memikirkan dan memastikan perasaan apa yang ada di dalam diri nya saat ini?

Nafsu?

Suka?

cinta pada pandangan pertama?

Atau malah dia hanya terbuai oleh pesona New Thitipoom?

Dia bingung menanggapi perasaan yang ada didalam dirinya , jujur Tay tak pernah merasakan rasa seperti ini.

"Jika kau sudah selesai berpikir! Lekas lekas keluar dari kamar ku" new meninggalkan Tay yang sedang terlentang di atas tempat tidur.

New was-was, masalah satu sudah bisa di atasi dan sekarang masalah dua harus di hadapi.

Krist perawat sedang duduk di sofa ruang tamu, dia seperti nya sedang memikirkan kejadian tadi.

Saat new membuka pintu kamar, sorot mata krist langsung mengarah ke new, dengan tatapan mengintimidasi.

"Biasa aja dong ngeliatin nya" ucap new judes.

"Jelasin! SEJELAS JELASNYA! yang tadi itu apa?" Sang teman menatap tajam.

"Nggak ada apa-apa" jawab new santai, mendudukkan pantat nya di sebelah Krist.

"New, Talk to me!" Kesal Krist, tubuh nya sudah miring menghadap new.
"Kau sudah melakukan tantangan dari ku?"

"Belum"

"Lalu??!" tanya Krist penasaran.

"Tanya kakak mu, aku malas menjelaskan nya" new beranjak dari hadapan Krist dan berjalan menuju dapur.

Beberapa menit kemudian—

Tay keluar dari kamar new dengan wajah yang masih bingung, seperti nya masih memikirkan tentang 'perasaan apa ini?'

"Kak jelaskan kepada ku!" Krist langsung menodong pertanyaan saat kakak nya baru membuka pintu kamar new.

"Jelasin apa?"

"Kau dan new" ucap nya excited.

"Tidak ada apa-apa" Tay berjalan ke ruang tamu,

"Bohong!" ucap sang adik tak percaya.

"Aku tidak berbohong," respon Tay tidak berminat sama sekali membalas ucapan adik nya.

"yang tadi milikku milikku itu apa? Lalu putus? Dan kenapa kakak masuk kedalam kamar new?" Tanya sang adik bertubi tubi,

Sang kakak menyerah, lalu menceritakan semua kejadian yang ia alami bersama new.

"HAHhh?" Krist terkejut mendengar penjelasan dari kakak nya.
.
.

Cek cerita baru author yuk!

Cek cerita baru author yuk!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


.
.

Thanks 😊😊😊😊
Jangan lupa vote and coment

It's Our Destiny -TAYNEW- Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt