(43) Berangkat kerja

4.7K 533 93
                                    







Sekitar jam 3 pagi,Ryujin tiba-tiba terbangun karena seseorang melesak ke lingkar lengannya lalu menimpa tubuhnya dengan kaki dan tangan.

Siapa lagi kalau bukan Luna, gadis kecil itu memeluk Ryujin erat. "Luna! " Panggil Ryujin berbisik.

"Aku kira eomma pergi! " Ujarnya sesenggukan. Ryujin tersenyum tipis, memang kemarin malam Luna sudah tidur saat ia pergi ke kamar Haechan.

"Lalu kenapa Luna bisa sampai disini? " Ryujin membalas pelukan Luna, tepat saat itu maniknya menangkap Haechan di belakang Luna yang ternyata juga memandanginya dengan mata sayu khas orang mengantuk.

"Seungyeon eonni mengantarku sampai di pintu! " Jelasnya "sstt jangan menangis! " Ryujin menepuk-nepuk pantat Luna pelan. Merasa sesak dengan posisinya saat ini, Ryujin sedikit menaikan badannya hingga kepalanya bersender di sandaran kasur.

Haechan melirik Ryujin sekilas lalu memeluk Luna hingga Ryujin sekaligus.




.
.
.
.





Ryujin terbangun lagi ketika mendengar alarm dengan nada default ios itu menggema memenuhi ruangan. Haechan menyetel alarm, tapi dia tidak bangun dari tidurnya. Mungkin kalau tidak ada Ryujin disini pria itu bisa kebablasan tidur sampai siang.

Ryujin menggoyang bahu Haechan tanpa mengeluarkan suara supaya Luna tidak terganggu. Ryujin berdecak pelan karena Haechan hanya menggeliat tanpa membuka matanya.

"Oppa!" Bisiknya, dan berhasil. Mata Haechan yang memerah kini terpaku pada Ryujin. "Bangun! " Titah Ryujin, Haechan malah mengubah posisinya menjadi terlentang lalu menutup matanya lagi.

"Ya! " Ryujin menarik dagu Haechan "nanti kau terlambat! " Dan akhirnya Haechan bangun dari tidurnya.

Hanya duduk tanpa niat beranjak dari ranjang, matanya memandangi Luna yang tertidur "cepat! " Ryujin memelototi Haechan, pria itu menggaruk kepalanya kesal "aku masih mengantuk! "

Baru saja Haechan akan tidur lagi, kaki Ryujin menjegal punggungnya supaya tetap duduk. Bertepatan dengan itu dering ponsel Haechan menggema keras membuat Luna menggeliat tak nyaman di pelukan Ryujin.

Haechan segera meraih ponselnya lalu mengangkat panggilan yang ternyata dari Taeyong "aku sudah bangun hyung! Sekarang aku akan mandi! " Ujarnya seraya membuka lemari untuk mengambil handuk.

"Iya, aku akan sarapan dulu nanti! "

"Sampai jumpa! "

Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, Haechan berbalik lagi untuk meletakan ponselnya di atas nakas lalu menaiki ranjang dengan lutut kanan sebagai tumpuan.

Ia mencium Luna lalu Ryujin bergantian, kemudian melangkah santai tanpa beban menuju kamar mandi.

Setelah terdengar suara gemiricik air dari dalam kamar mandi, Ryujin menarik lengannya yang menjadi bantalan tidur Luna perlahan. Ia berniat membuatkan Haechan sarapan sebelum berangkat nanti.

"Aih pegal sekali! " Keluhnya sembari memijit lengannya dari ujung atas sampai telapak tangan. Luna menggunakan lengannya sebagai bantal kurang lebih dua jam dan jangan lupakan ayahnya yang manja itu juga meniduri lengan hingga telapak tangan Ryujin semalaman.

Setelah menutupi tubuh Luna dengan selimut, Ryujin segera keluar dari kamar menuju dapur.

Tanpa di sangka oleh Ryujin, ternyata ibu Haechan sudah ada di dapur bahkan sudah menyiapkan beberapa menu makanan. "Eh Ryujin! Kau sudah bangun? " Tanyanya dengan senyuman yang sama persis seperti milik Haechan.

We Got Married [Haechan X Ryujin]Where stories live. Discover now