Chapter - O4

20.3K 1.3K 70
                                    

Mew's POV end

Sekarang pukul 7 pagi, dan Gulf masih belum juga bangun. Mungkin karena efek, ehem, di gempur Mew semalaman. Badannya terasa lelah sekali.

Mew yang hendak sarapan pun terheran kenapa Gulf belum juga turun. Akhirnya ia memutuskan untuk melihat Gulf ke kamarnya. Tapi apa apaan ini, Mew malah tersenyum melihat seorang pemuda tampan nan manis sedang tertidur sangat nyenyak dengan mulut yang menganga.

'He's so beautiful' batin Mew

Mew menggelengkan kepalanya berusaha menampik pikirannya. Ia harus menampakkan sifat bengis nya agar Gulf mau menurut.

"BANGUN PEMALAS!!" teriak Mew sambil mengguyur badan Gulf

"Banjir !!!!! Banjir !!!! Hah... Hah..."

Gulf yang terkejut dengan guyuran air tersebut pun terbangun. Ia mengira ada banjir. Namun saat ia melihat ke samping kiri nya, ia langsung menundukkan kepalanya.

"Hiks... Maaf tuan maaf... Maaf hiks..." ucap Gulf sambil terisak

Mew menyeritkan alisnya. Tanda ia kebingungan, hey, ada apa dengan anak ini. Disiram malah meminta maaf. Mew yang sedikit tak tega pada Gulf, hanya sedikit ingat sedikit.

"Cepat bangun, mandi, lalu sarapan. Jangan drama di pagi hari begini. Cepat! Jangan buat aku menunggu!" Gulf hanya menganggukkan kepalanya

Blammm

Mew membanting pintu kamar Gulf. Gulf bangun dari tempat tidur nya, merasakan sakit ya luar biasa pada bagian bawah belakangnya. Dengan langkah tertatih ia pun ke kamar mandi untuk mandi pagi.

Ia membuka seluruh bajunya, lalu menyalakan shower dan mengaturnya menjadi hangat. Ketika tubuh nya tersiram air, tubuh Gulf merosot. Air matanya keluar lagi. Ia tak tahu mengapa hidupnya selalu menyedihkan.

"Hiks... Mengapa... Mengapa harus aku tuhan hiks... Kalau memang aku dilahirkan hanya untuk menderita, lantas mengapa aku harus dilahirkan hiks... AAAARRRRGHHHHHH!!!!"

Gulf berteriak kencang, melampiaskan seluruh amarahnya, kekecewaannya, kesedihannya, dan seluruh beban yang ada di hidupnya. Ia memukul dadanya pelan, terasa sesak di dalam sana.

Mew yang mendengar teriakan Gulf pun langsung berlari ke atas. Memasuki kamar Gulf dengan tergesa, lalu mencari dimana keberadaan laki laki manis yang sukses membuatnya kelabakan.

"GULFF!! HEY!! DIMANA KAU ?!" teriak Mew

"AAAAAARRRGGHHHHH !!!! HAAAAAAAAAHHHHH AKU INGIN MATI SAJA HIKS MATI MATI MATIIIII HIKS !!!"

Mendengar suara Gulf dari arah kamar mandi, Mew langsung mendobrak pintu kamar mandi.

Deg

Mew terkejut melihat keadaan Gulf. Dengan tubuh telanjang yang putih mulus disertai beberapa lebam hasil pukulan Mew, juga dengan berderai air mata.

"Astaga Gulf !! Kau sedang apa bodoh. Astaga..."

Mew mendekati Gulf, mematikan shower, dan berjongkok. Gulf mendongak, sehingga matanya bertemu dengan mata elang Mew. Mew melihat ada sirat kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan di manik mata Gulf yang indah.

"Iya... A-aku bodoh hiks... Bunuh aku saja, aku lelah..." Ucap Gulf lemah sambil menunduk

"Hustt, diam. Kemari"

Mew mengambil handuk, kemudian melilitkan handuk ke badan Gulf. Lalu Mew mengangkat tubuh mungil Gulf dan menaruhnya di kasur. Di kamar Gulf sudah ada Ann dan Podd (sekretaris Mew) yang kebetulan ingin menjemput Mew ke kantor.

"Bi, tolong ambilkan baju ganti untuk Gulf, juga salep untuk lebam" ucap Mew lembut

Gulf menatap ke arah Mew, lalu menunduk dan menangis lagi. Mew masih mengeringkan badan Gulf dengan hati hati. Ann datang dengan barang yang diminta Mew tadi.

Luka yang ada ditubuh Gulf, di obati dengan telaten oleh Mew.

"A-aku... a-aku hiks... aku..." ucap Gulf terbata

"Kenapa Gulf hm? Badanmu sakit? Atau kau ingin sesuatu?"

Kali ini Mew benar benar khawatir terhadap Gulf. Matanya memancarkan kekhawatiran mendalam. Ada apa dengan Gulf nya?

🌞🌻──────────────────── ༉៸྄͜

Gulf's POV

Setelah Mew membawaku ke kasur, ia mengobati luka ku. Aku mendongak, melihat wajah Mew dengan kekhawatiran seperti ini, air mataku jatuh lagi. Entahlah, sepertinya aku hanya ingin berduaan dengan Mew

"A-aku... a-aku hiks... aku..."

Mulutku terbata. Aku takut Mew marah lagi dan memukulku. Air mataku jatuh semakin deras.

"Kenapa Gulf hm? Badanmu sakit? Atau kau ingin sesuatu?"

Mew bertanya sambil mengelus kepalaku. Mencari manik mataku untuk menanyakan jawabannya. Aku mendongak

"B-bolehkah Kana b-bicara berdua saja d-dengan tuan m-mew?" ucapku sambil menahan air mata

Entah kenapa setiap melihat mata Mew, aku seperti kehilangan kekuatan. Aku takut, aku gelisah, aku tak ingin dipukul lagi.

Ajaib, Mew tersenyum ke arahku. Ia mengelus pipiku pelan. Sesuatu yang belum pernah ku lihat dari seorang Mew Suppasit Jongcheveevat.

"Ann kau keluarlah. Dan kau podd, urus kantor hari ini. Aku akan mengawasi dirumah saja. Biarkan Gulf bicara berdua denganku"

Gulf's POV end

🌞🌻──────────────────── ༉៸྄͜

Mew tersenyum lembut ketika Gulf mengutarakan keinginannya. Ia pikir Gulf akan meminta di bebaskan, atau mungkin makan sesuatu yang ia inginkan. Ternyata ia hanya ingin berduaan dengan Mew

"Ann kau keluarlah. Dan kau Podd, urus kantor hari ini. Aku akan mengawasi dirumah saja. Biarkan Gulf bicara berdua denganku" ucap Mew

Podd dan Ann menatap Mew curiga. Podd dan Ann tahu sekali bagimana kejam nya boss mereka ini. Podd yang melihat banyak luka di tubuh Gulf sudah menduga ini perbuatan Mew. Hanya, ia bingung mengapa boss nya ini peduli. Biasanya jalang-jalang yang boss nya sakiti tidak akan dipedulikan.

"Jangan menatapku seperti itu Podd, Ann. Gulf dan aku hanya akan berbicara berdua. Tenang saja, aku tak sekejam itu kepada orang yang sedang sakit" ucap Mew sambil mempoutkan bibirnya

Gulf dan Podd terkekeh. Mew yang melihat Gulf terkekeh pun tersenyum. Hatinya merasa hangat melihat pemuda di depannya ini tertawa

🌞🌻──────────────────── ༉៸྄͜

Udah dulu ye bre
Gua udh dikejar dl tugas ini ueue..

Ya gua nya juga sih, udh tau lg daring malah nulis cerita. Jan lp tinggalin jejak yee

We're Forever [MewGulf 21+] • EndWhere stories live. Discover now