Bagian 61

170 31 31
                                    

"Kamu jadi nganter Jinhyuk ke apart Seungwoo?"

Seungyoun bergumam. Ia memutar kemudinya untuk berbelok. "Jadi, ini abis dari apartnya Seungwoo. Sekarang mau ke tempat tukang bahan langganan Mama, udah disuruh nyusul ke sana."

Saat ini Seungyoun tengah bicara dengan Sejin melalui sambungan video-call.

"Jinhyuk udah makan sama minum obat kan? Udah lewat jam makan siang, soalnya."

"Udah kok, Jin. Tadi kita sempet makan dulu. Terus lucu deh, Jinwoo sempet ngirim foto mie pedas kesukaannya Jinhyuk. Jadi, ngambek deh anaknya," tukas Seungyoun yang terus berusaha fokus menyetir, walaupun sesekali ia melirik ke arah ponselnya yang terpasang di dock-dashboard.

Seungyoun tersenyum saat ia melihat sosok Sejin yang tengah mengerjakan salah satu hobinya. "Bikin apa sih?"

Sejin kemudian memperlihatkan apa yang tengah dikerjakannya ke layar ponsel agar Seungyoun bisa melihat lebih jelas.

"Amigurumi. Nanti bentuknya tupai, buat hadiah ulang tahun Jinhyuk."

"Buat Jinhyuk ajah? Aku gak dibikinin?"

"Ulang tahun kamu masih lama yaaa... Dan lagi, kalo aku mau kasih kado, itu rahasia."

"Iya deh, iyaa." Seungyoun mengalah.

Dan terkait ulang tahun Jinhyuk, itu masih cukup lama. Mungkin sekitar kurang dari dua bulan. Seungyoun mungkin juga harus memikirkan hadiah apa yang ia harus berikan untuk Jinhyuk nanti.

"Youn?! Halo...? Kamu lagi nyetir?! Jangan ngelamun!"

Seungyoun tersentak. "Engga kok! Lagian agak macet. Tapi ngomong-ngomong ulang tahun Jinhyuk..."

*****

Seungsik mengernyit saat ia membuka pintu dan mendapati sosok Jinhyuk yang terlihat sedikit kacau, menurutnya. Wajahnya agak pucat dengan mata sembab. Hidungnya juga memerah. Mungkin Jinhyuk sedang sakit.

Jinhyuk tersenyum dan menyapa Seungsik yang membukakan pintu untuknya. Ia memperhatikan penampilan Seungsik yang sudah rapi, terlebih dengan tas kamera yang tersampir di bahunya.

"Mau pergi foto, ya?" tukas Jinhyuk.

"Oh? Iya... kebetulan banget gue mau pergi pas lo dateng. Masuk ajah, Seungwoo di kamarnya kok. Baru mandi. Kalo lagi libur gitu tuh kerjaannya. Jorok!" keluh Seungsik.

Jinhyuk hanya tertawa mendengarnya. Seungsik lalu membuka pintu lebih lebar agar Jinhyuk bisa masuk dan dirinya bisa keluar. Dan sebelum menutup pintu, Seungsik memperhatikan Jinhyuk yang tengah melepaskan sepatunya di foyer.

"Jinhyuk..."

Jinhyuk kembali menoleh. "Ya?"

"Yang kemarin sorry, ya. Lo sama Seungwoo gak bisa lunch bareng."

"Gue kira apa. Santai ajah, lagian kan emang Seungwoo yang salah bisa sampe lupa janjinya buat diskusi grup. Gak papa kok," tukas Jinhyuk.

Seungsik mengangguk. "Gue pergi, ya. Bilangin Seungwoo kalo gue balik abis dinner. Dan kalo kalian.... Inget ajah kalo masih ada tetangga ya, jadi jangan terlalu berisik."

Pintu kemudian tertutup rapat. Sedangkan Jinhyuk sendiri hanya mengerjapkan mata menatap pintu tersebut. Wajahnya terasa panas dan mungkin bersemu merah. Jinhyuk menyadarkan dirinya dengan menepuk pipinya beberapa-kali.

Setelah sudah lebih baik, ia berjalan masuk. Bersamaan dengan Seungwoo yang keluar kamar. Pemuda itu teriak agak kencang karena terkejut melihat kedatangan Jinhyuk yang tiba-tiba. Seungwoo mengelus dadanya sementara Jinhyuk hanya mendecih terus berjalan menuju sofa.

The Story of...Where stories live. Discover now