• 002 •

3.3K 534 70
                                    

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Jeno pikir sikap wanita itu akan sedikit lebih hangat, sedikit lebih bersahabat mengingat usianya yang terlampau muda untuk ukuran seorang kepala editor majalah fashion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno pikir sikap wanita itu akan sedikit lebih hangat, sedikit lebih bersahabat mengingat usianya yang terlampau muda untuk ukuran seorang kepala editor majalah fashion. Tapi nyatanya dia adalah Anna dan Miranda dengan bentuk tubuh yang lebih kecil dan wajah yang kencang tanpa keriput.

"Kenapa tidak menjawab? Kau mendengarku, kan?"

"I-iya, Bu Kepala."

"Apa aku tampak seperti Ibu-ibu bagimu?"

"Tidak... lalu saya harus memanggil anda dengan sebutan apa, Bu Kepala?"

"Kim..."

Suara Nyonya Choi terdengar beberapa saat sebelum wanita itu masuk kembali ke ruangan kepala editor, membuat perhatian kedua orang itu beralih padanya.

"Kau sudah mendengarnya."

Haechan mengambil buku tebalnya juga beberapa majalah dari dalam handbag-nya lalu berjalan melewati Jeno juga Nyonya Choi dan tentu saja masih dengan tatapan dingin nan mematikannya. Jeno sampai harus mengelus-elus dadanya karena sungguh sedaritadi irama jantungnya sudah tidak beraturan hanya karena berkontak mata dengan Haechan.

"Jeno-ssi? Anda baik-baik saja?"

"Ya, Bu Choi. Saya rasa begitu."

"Ayo kita pergi juga."

"Ehm, kemana Bu Choi?"

Mohon maaf karena mungkin Jeno masih syok pasca berhadapan dengan atasan barunya jadi fungsi otaknya terganggu untuk beberapa saat. Bu Choi tertawa pelan.

"Reaksi anda sangat bisa dipahami. Semua juga merasakan hal yang sama saat pertama kali berhadapan dengan Kim. Anda akan terbiasa. Sebaiknya kita menyusul juga ke ruangan meeting karena seperti yang sudah saya katakan tadi keterlambatan tidak akan ditolerir di lantai 10. Apalagi kalau Kim sudah berada di dalam ruangan."

Jeno mengekor lagi di belakang Nyonya Choi.

"Ah, jangan lupakan buku catatanmu. Kau harus bisa mencatat semua poin-poin penting yang keluar dari mulut Kim. Kau tahu dia sering mengadakan tes dadakan setelah selesai meeting dan kau harus bisa menjawab semua pertanyaannya dengan baik."

Jeno menganggukkan kepalanya lalu mengambil jurnal yang sudah dilengkapi dengan bulpen dari dalam tasnya. Jurnalnya tersebut sudah seperti buku hariannya karena memuat apa saja yang ada di otaknya sepanjang hari itu. Tapi kini sepertinya jurnalnya itu akan berisi apa yang Kim pikirkan di sepanjang hari yang berjalan.

"5 minggu menjelang closing issue dan kalian merubah konsep tanpa sepengetahuanku? Kalian sengaja? Mari kita ubah konsep mendekati closing issue agar Kim kewalahan sampai akhirnya dia memilih untuk menyetujui konsep kita. Kalian berpikir begitu? Yah, yang akan kewalahan di sini bukan aku tapi kalian. Alice in wonderland? Ide siapa itu?"

How To Fall in Love - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang