21_LET ME SAVE YOU

497 87 2
                                    

"Reporter Byun ada di sana ketika aku datang, juga Nancy dan Noh-sajang," Chaeyoung berdeham. Ia mulai merasakan dingin yang tiba-tiba menyerang. Bahkan Jennie sampai memeluknya dari samping. "Mereka tidak menggunakan cara lama, Appa."

Ia kembali dibawa ke dalam memori beberapa jam lalu. Ketika dirinya dan Nancy keluar dari lift dan menuju ke ruangan yang sama. Ruangan milik Noh Man-bok, pemilik Wings Agency. Tempat yang sudah lima tahun lalu ia tinggalkan dengan hati masygul dan impian hancur. Tempat yang sudah membuatnya tidak berhenti mengonsumsi obat tidur dan rutin ke ruangan Dokter Kim, psikolognya.

Nancy duduk di samping Reporter Byun, sementara dirinya memilih sofa single. Membuat Chaeyoung tepat berhadapan dengan Noh Man-bok yang menyambutnya dengan senyum mengembang. Pria itu seolah bisa mencium aroma jutaan won begitu Chaeyoung memasuki ruangannya.

"Wah! Lihat siapa yang datang," sambut Noh Man-bok seraya berdiri. Ia mengajukan tangannya, tersenyum begitu Chaeyoung menyambut.

"Selamat pagi, sajangnim." Chaeyoung menyapa balik.

Reporter Byun bergerak terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kamera, sebuah kartu memori, juga beberapa foto yang menampilkan dirinya dan Jungkook. Tentu saja Chaeyoung tidak akan terkejut. Potret-potret itu sudah terlebih dahulu ditunjukkan kepadanya oleh orang asing. Dan, kebetulan sekarang Chaeyoung tahu siapa 'orang asing' tersebut.

"Unnie, mari kita bekerjasama."

Ia beralih menatap Nancy yang tersenyum pongah kepadanya. "Apa yang kau inginkan, sajangnim?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan.

"Kita sama-sama tahu bagaimana dulu skandalmu dengan Jungkook," pria itu tersenyum begitu kini Chaeyoung menatapnya. Tak lupa dengan mata yang menatapnya nyalang. Hal baru yang ia lihat dari sosok Park Chaeyoung. "Melihat perkembangannya sekarang, sepertinya-"

"Apa kau berencana menghancurkan karier Jungkook?" sergah Chaeyoung. Gadis itu menyandarkan punggung. Aku bukan Park Chaeyoung lima tahun lalu, Noh-sajang.

Ledakan tawa Reporter Byun terdengar mengusik keduanya. "Foto ini tidak hanya menghancurkan karier Jungkook saja, Park Chaeyoung-ssi. Seluruh J&J Labels akan hancur jika foto-foto ini tersebar."

"Ah, aku juga mendengar ayahmu yang sudah menyelesaikan skandal lima tahun lalu, bukan?" sambung Reporter Byun seraya mengeluarkan dokumen baru.

Hanya dengan melihat kop surat dari dokumen di hadapannya, Chaeyoung sudah paham dengan isi berkas tersebut. Itu adalah kop surat resmi dari kantor firma tempat sang ayah dulu bekerja, Law Firm Go and Goo. Sebelum kemudian mendirikan firma hukum sendiri begitu kasus lima tahun lalu selesai.

Chaeyoung mengembuskan napas panjang selepas menyampaikan detail pertemuannya dengan Noh Man-bok. Tentu saja ia sengaja menyimpan beberapa hal yang tidak mungkin disampaikan di sini. Tidak mungkin pula dirinya akan menyampaikan sangkut paut Nancy di dalamnya. Dia hanya seseorang yang digunakan Noh Man-bok untuk menghancurkan J&J Labels.

Haejin menatap sang putri cukup lama. Sama seperti Chaeyoung yang sedang dilanda gemuruh hebat di dada, Haejin juga serupa. Ia telah lama memendamnya hingga cukup mampu untuk mendatangi Noh Man-bok untuk membuat pria itu menderita. Atau menghancurkan Agency Wings melalui firma hukum yang ia miliki.

"Jungkook-ah, ajak Chaeng pergi," perintah Haejin dengan lembut.

"Appa, ini masalahku juga, kenapa aku harus pergi?"

Pria itu tidak mengatakan apapun. Selebihnya, ia memberi isyarat kepada Jungkook untuk membawa putri bungsunya pergi. Haejin baru bisa bernapas lega begitu dua orang itu sudah tidak ada di ruangan.

"Tujuan Noh Man-bok bukan J&J, tapi firmaku," Haejin mengeluarkan dokumen lain. Berkas yang dilihat Chaeyoung di kantor Noh-sajang pagi tadi. "Lima tahun lalu, alih-alih mendapatkan kenaikan profit dengan skandal Chaeng dan Jungkook, mereka menderita banyak kerugian. Terutama karena publik tidak lagi percaya dengan mereka selama bertahun-tahun. Aku masih heran mengapa Wings bertahan sampai sekarang."

"Itu karena mereka menggandeng beberapa media sekaligus untuk mengatasi skandal," Jin seperti menerawang. "Paman, aku ingin menggunakan cara terakhir untuk membuat Noh Man-bok berhenti."

Chanyeol mengembuskan napas panjang. "Dengan kemungkinan J&J juga mengalami kerugian yang sama dengan Wings lima tahun lalu?"

"Chan-ah, kau tahu kenapa lima tahun lalu, aku mengambil Jungkook dari Wings?" Jin menyapu ke seluruh ruangan. Ia menemukan berpasang-pasang mata memperhatikannya penuh tanya. "Jungkook bukan hanya juniorku di universitas, mendiang orangtuanya menitipkan bocah itu kepadaku. Sebagian besar modal untuk membangun J&J adalah sebagian dari warisan yang diberikan Paman Jeon kepada Jungkook."

Jin tersenyum sebelum melanjutkan. "Aku akan terus melindungi mereka."

***

Chaeyoung masih memasang wajah seram meskipun sudah hampir setengah jam lamanya duduk di ruang tamu rumah Jungkook. Ya, 'rumah Jungkook' sudah bukan lagi bagian dari rumah 'keluarga Park' semenjak beberapa bulan lalu. Sesekali ia mendegus, sesekali mengembuskan napas panjang.

"Sampai kapan kau akan terus seperti itu?" tanya Jungkook dengan wajah datar. Sudah setengah jam lamanya ia hanya mendengar dengusan atau embusan napas gadis di depannya saja.

Lagi-lagi yang didengar Jungkook hanya embusan napas Chaeyoung. Ia berpindah posisi. Kini tepat di samping Chaeyoung yang masih saja bergeming. "Apa kau kesal karena paman menyuruh kita keluar?"

"Apa kau tidak kesal?"

"Ini, kan, juga masalah kita, Jungkook. Kenapa mereka tidak mau melibatkan kita?" tanya Chaeyoung lagi. Ia tidak tahan melihat Jungkook yang hanya diam. Pemuda itu bahkan kini merebahkan diri di sampingnya. Seolah tidak ada satu pun hal yang perlu dicemaskan.

"Kau tahu, kenapa paman dan bibi langsung menyambutku tanpa keberatan begitu aku menempati rumah ini?" Jungkook menoleh dan mendapati siluet Chaeyoung dari samping. "Selepas kau pergi, kami bertemu beberapa kali. Dari Jin-hyung, aku tahu paman tidak hanya menyelesaikan masalahmu, tapi juga masalahku dengan Noh-sajang. Selamanya aku akan berterima kasih dengan paman karena hal itu, dan juga dengan Jin-hyung tentu saja.

"Tahun-tahun awal bergabung dengan agensi Jin-hyung, aku tidak pernah bisa tidur dengan pulas. Kalau ingin tidur dengan lelap, aku harus meminum pil setiap hari. Tapi, Jimin-hyung tahu aku melakukannya dan membuang semua pil yang kubeli secara diam-diam. Mereka membawaku ke dokter untuk mencegahku minum pil tidur ilegal. Dan, kau tahu apa yang kutemukan?" Jungkook tersenyum begitu gadis di sampingnya menoleh. Ia meraih tangan Chaeyoung dan menggenggamnya erat.

"Namamu ada dalam daftar pasien Dokter Kim. Ah, aku juga sempat melihatmu beberapa kali, tapi selalu menghindar. Aku terlalu malu bertemu denganmu, Chaeng-ah. Setiap kali melihatmu, aku selalu berucap pada diri sendiri, 'ah, dia yang sudah menyelamatkan hidupku'."

"Aku tidak menyelamatkan siapapun."

Jungkook membenarkan posisi duduknya. Kini sempurna sudah mereka saling berhadapan. Pemuda itu menggeleng. "Kau menyelamatkan hidupku. Menurutmu, aku tidak tahu perjanjian bodoh yang sudah kau lakukan dengan Noh-sajang dan juga Nancy?"

Gadis itu kini menunduk. Satu rahasia yang hanya ia bagi kepada Dokter Kim, kini sampai pula di telinga Jungkook. "Maafkan aku, Jungkook. Aku tidak bermaksud begitu. Kau tahu, kan, bagaimana keadaan kita dulu. Kita seharusnya-"

"Itulah yang ingin kusampaikan kepadamu, Chaeng. Kita. Kalau kau bisa memikirkan tentang kita, kenapa tidak denganku?"

Chaeyoung hanya mampu terdiam. Ia tidak mampu lagi menyela kalimat-kalimat Jungkook. Terlebih ketika pemuda itu berucap dengan bibir bergetar. Ia seperti melihat Jungkook yang dulu dilihatnya di pemakaman Nenek Jeon, nenek Jungkook.

"Biarkan kali ini aku yang melindungimu, Chaeng-ah."

- To Be Continued -

[END] THE GUY NEXT DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang