35

9.7K 1.7K 227
                                    

Jungkook pikir waktu memang berjalan begitu cepat. Karena hari ini, ia dan Jihye berdiri di altar dan bertukar cincin sebelum saling menempelkan bibir.

Sorak bahagia dari teman-teman Jungkook membuat pesta itu semakin meriah.

Di sana, Jungkook dan Jihye bisa melihat pula beberapa teman SMA mereka yang sengaja Jungkook undang.

Memang sebagian besar pesta pernikahan itu dihadiri oleh rekan bisnis sang ayah, juga teman-teman Jungkook sekolah serta teman kerja.

Jihye hanya mengundang Kim Seokjin. Meskipun Jihye tahu, pria Kim itu kini menatapnya sambil tersenyum dengan berat hati.

Dua hari lalu Jihye dan Seokjin bertemu tanpa sepengetahuan Jungkook. Wanita itu memberikan undangan pernikahan untuk Seokjin dan berharap Seokjin mau menghadiri pernikahan itu.

Benar saja, Seokjin rupanya menepati janjinya dan datang membawa bunga mawar putih yang cantik untuk Jihye.

Sebetulnya, Jihye dan Jungkook masih belum percaya ini. Mengenai pernikahan mereka dengan usia yang belum bisa dikatakan matang.

Mereka bahkan baru menjalin hubungan selama dua bulan lamanya. Namun, sekarang mereka sudah terikat oleh cincin di jari manis kanan mereka.

Akan tinggal satu rumah, tidur di ranjang yang sama, berbagi lemari pakaian, serta melakukan sarapan berdua.

Jihye membayangkan hari-harinya mungkin saja akan terasa berat karena ia belum membiasakan diri meskipun beberapa kali Jungkook menginap di apartemennya.

Sementara itu, Jungkook nampak begitu senang karena akhirnya ia bisa menikahi Jihye dan tinggal bersama wanita yang ia cintai itu.

Bagaimana bahagianya Jungkook jika setiap pagi ia akan menemukan wajah cantik Jihye di bola matanya, memeluk Jihye sepanjang waktu, dan memiliki wanita itu sampai akhir.

Omong-omong masalah rumah, Jungkook sudah berencana untuk membeli rumah dengan tabungannya sendiri.

Namun, untuk beberapa bulan ini mereka akan tidur di rumah ayah dan ibu.

Jihye juga bilang bahwa ia perlu banyak belajar dari ibu. Bertanya soal banyak hal—apalagi dalam mengambil keputusan.

Apartemen Jihye akan tetap wanita itu sewa hingga seluruh barang-barangnya pergi dari tempat itu. Sementara Jungkook harus lebih giat bekerja untuk mengumpulkan uangnya agar ia bisa memiliki rumah sendiri dan tinggal bersama Jihye.

"Selamat atas pernikahan kalian." Seokjin menghampiri mereka. Memeluk Jihye dan mengusap punggung wanita itu. Kemudian Seokjin tersenyum hangat. "Kalau kau menangis, sudah ada Jungkook sekarang."

Jihye dan Jungkook terkekeh mendengar perkataan tersebut. "Terima kasih karena sudah datang, Kak Seokjin."

Seokjin lalu memeluk Jungkook dan menepuk bahu pria Jeon itu. "Kau memang benar-benar pria tangguh," puji Seokjin. "Bahagiakan Jiya sama seperti kau membahagiakan Bibi Jeon, eoh?"

Jungkook mengangguk dan tersenyum. "Pasti. Aku pasti akan membahagiakan Jiya tanpa kau suruh, Kim Seokjin-ssi."

Setelah selesai dengan beberapa tamu undangan, Jihye dan Jungkook kini ikut bergabung untuk berdansa.

Sejenak Jungkook melirik sang ibu yang nampak begitu bahagia duduk di sebelah ayah. Walaupun Jungkook tahu ayah tidak betul-betul tulus menggenggam tangan ibu dan mengecup pipi itu. Namun, setidaknya perlakuan kecil itu bisa membuat ibu tersenyum.

"Kau senang?" Jihye mengangguk saat pertanyaan itu keluar dari mulut Jungkook. "Senang sekali?" Wanita itu kembali mengangguk setelah terkekeh rendah.

THE MAN ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora