Dua Protagonis (3)

142 25 5
                                    

Klein menatap kosong ke langit-langit kamar dengan dua ranjang susun, pikirannya adalah sebuah misteri. Entah apa yang memicu, dia tiba-tiba mengeluarkan buku catatan yang kosong dari laci dan menulis di halaman pertama.

[Beberapa kali, aku merasa aneh seolah ada orang lain dalam diriku. Oleh sebab itu, aku akan mulai menulis diary untuk meyakinkan diri bahwa itu tidak benar, aku akan selalu mencatat setiap hal menarik atau yang berhubungan dengan hal penting di sini.]

Setelah menulis beberapa kalimat itu, dia menyobeknya dan membakarnya ke lilin yang menyala di sudut mejanya. Mata coklatnya dalam dan gelap. Dia menulis hal lain.

[Kesehatan Ibu akhir-akhir ini tidak baik, dan setelah bertahun-tahun menerima kabar kematian Ayah di medan perang di Balam Timur, kondisi keuangan kami menurun drastis, meskipun masih ada tunjangan. Namun, mereka memutuskan untuk menggunakan tunjangan itu untukku dan Melissa, sementara Benson akan bekerja dan menjadi tulang punggung kami bersama Ibu.

Apa aku tidak bisa melakukan apapun?

Saudara dan Ibu bilang bahwa aku bisa bermain-main dan membaca di rumah, dan tidak perlu memaksakan diri, apakah mereka menganggapku terbelakang? Tetapi, mengapa begitu?

Kadang-kadang, emosiku menjadi tidak menentu dan juga normal yang hampir tidak dapat dipercaya. Mereka diam-diam terbiasa denganku dan terus memperhatikan kelainan lain. Aku tahu perilaku mereka sangat jelas.

Sayangnya, aku tidak dapat menemukan apa yang salah dariku? Apakah karena aku sering merasa bingung dan pelupa? Bukankah itu normal?

Aku mungkin harus mencoba sesuatu yang baru, di dunia gelap ini pastinya ada hal yang bisa menentukan takdirku.

Dan aku entah mengapa memiliki sebuah kesimpulan yang menarik.

Yaitu; harga selalu dituntut untuk apa yang takdir berikan.

Kalau begitu, jika aku ingin merubah takdirku, harga apa yang harus kubayar? Aku ingin mencaritahu tentang diriku sendiri dan juga melindungi orang-orang yang kusayangi. Harga apa yang harus kubayar?

Dalam kanon Dewi Malam tentang Sang Pencipta yang menciptakan segalanya dari tubuh dan roh-nya, aku memperoleh pengetahuan tertentu dari sumber yang tidak diketahui yang disuntik ke kepalaku, aku masih belum memahaminya sampai sekarang.

Biar kuingat, saat itu kepalaku sangat sakit hampir terasa meledak, untungnya aku bertahan akibat kemauan kuat untuk tetap hidup.

Pengetahuan itu kira-kira berawal dari kata mistisisme dan korupsi.]

Klein berhenti dan menyimpan buku catatannya di antara buku-buku lain yang dia baca. Benson bekerja dan masih belum pulang. Sementara itu, Melissa merawat Ibunya dan dia terkadang menggantikan saat Melissa belajar.

"Harga selalu dituntut untuk apa yang takdir berikan," gumamnya dengan penuh emosi.

Di balik jendela di depannya, senja tenggelam dan bulan merah tua naik ke permukaan memandikan pemandangan dengan warna crimson yang cemerlang. Pupil mata Klein berkedip beberapa kali kemudian dia menutup matanya dan menghela napas.

"Aku tidak lengkap.... " Bisikan yang dia simpan dalam hatinya menyembur keluar.

...

Keesokan harinya, Klein melupakan tentang catatan yang dia tulis, tetapi keinginan bawah sadarnya untuk selalu mencatat setiap hal masih ada. Dia bertindak seperti boneka yang linglung sehingga saudara-saudaranya dan Ibunya semakin khawatir.

...

Klein mendalami sejarah seperti seorang fanatik, dia mulai bertindak demikian semenjak pemakaman Ibunya dan kakaknya, Benson, yang mulai bekerja lebih keras.

Fanfic LotmWhere stories live. Discover now