5. Basketball

374 26 2
                                    

||Bab Lima||

"HARI ini kamu bawa motor aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"HARI ini kamu bawa motor aja. Ayah enggak Go-Jek hari ini," ucap Raharja pada Jinan sebelum gadis itu berangkat sekolah. "Sesekali jangan nyusahin Ayah. Tiap hari minta anter terus."

Jinan hanya bisa tersenyum getir seraya menganggukkan kepala, tanda mematuhi titah sang Ayah.

Untung udah bisa bawa motor.

Jasmine-Bunda dari Jinan menatap sang anak nanar. Kemudian, ia menarik Jinan keluar setelah gadis itu mengambil kunci motor.

"Kamu yakin, mau bawa motor?" tanya Jasmine menangkup kedua pipi anaknya di teras. Hendak siap-siap berangkat.

"Yakin dong, Bun!" seru Jinan berekspresi antusias supaya Jasmine beranggapan bahwa Jinan tidak keberatan membawa motor Ayahnya. "Beberapa minggu lalu juga Jinan, kan, bawa motor sendiri ke sekolah."

Sorot mata Jasmine masih tidak yakin. Kepalanya menoleh pada sebuah motor milik suaminya. Beberapa detik setelahnya, embusan napas keluar dari mulut Jasmine.

"Ya udah kalau gitu, kamu berangkat sekarang, ya. Biar enggak macet dan biar enggak ada polisi. Hati-hati, selain motornya bermasalah, kamu juga belum punya SIM."

Jinan mengangguk yakin. Setelahnya, ia menyalimi punggung tangan sang Bunda. Kemudian, bergegas menuju sekolah menggunakan kendaraan yang sering dipakai oleh Ayahnya. Tak lupa, Jinan mengenakan helm terlebih dahulu.

Sepanjang jalan, Jinan merasa aman dan tak ada halangan sama sekali membawa kendaraan beroda dua yang telah mati pajak selama 2 tahun itu. Namun, ada satu hal yang mengganjal di benak Jinan.

"Untung aja enggak ada polisi yang patroli," gumam Jinan. Sebab, jika ada polisi sudah dipastikan cewek berseragam SMA itu akan ditilang.

Ketika sampai di SMA Garena, telinga Jinan langsung disambut hiruk-pikuk rendah tawa teman-teman yang ada di sekitarnya. Tepatnya, mereka yang melihat Jinan mengendarai motor.

Bukan. Bukan karena motor Jinan sudah jelek atau mati pajak. Melainkan, knalpot motor Ayahnya mengeluarkan kepulan asap serta terdapat holder di bagian depannya. Di mana, holder identik dengan motor ojol.

"Anjir! Si Jinan mau ngikutin jejak bapaknya jadi tukang ojek?"

"Malu-maluin nama Garena, njir. Dateng ke sini pake motor begituan. Ada holdernya lagi."

Pertanyaan tersebut dapat Jinan dengar di parkiran ketika ia sedang memarkirkan motornya.

"Gue sih, kasian ya sama Bokapnya. Demi nurutin gengsi anaknya buat sekolah di tempat elite, dia terpaksa banting tulang. Siang-malem jadi tukang ojek panas-panasan. Kalau hujan, kedinginan."

"Lebih kasian lagi Nyokapnya, anjir. Nyokap dia kan, tukang cuci baju. Tetangga gue pernah pake jasa nyokapnya."

"Ck! Pantes aja, motornya kayak udah enggak terawat gitu. Pasti, duit orang tuanya abis buat nurutin gengsi anaknya. Meski dia dapet beasiswa, pasti gaya hidup anak itu sok hedon."

Cassanova (On Going)Where stories live. Discover now