[13] Balpoin Panda

144 132 45
                                    

Happy Reading

Jangan terlalu percaya pada orang lain bahkan temanmu sendiri, sahabat pun bisa jadi. Karena tidak semua orang dapat dipercaya, bahkan diri sendiri pun dapat mengecewakan mu!

-Ifanna Ristelle Axsel

Ora menatap buku Ekonominya malas, Ia memilih untuk menonton kartun larva di ponselnya.

Sebenarnya Ora sangat suka membaca tapi Ia hanya tertarik dan suka membaca novel.

Kadang dalam dua hari satu novel dapat Ia selesaikan membacanya. Khanza kadang tidak habis pikir dengan saudaranya.

Walaupun jarang belajar nilai nilainya tetap bagus, bahkan jauh dari kata tidak tuntas.

Sudah berapa kali Khanza menyuruh Ora untuk belajar agar nilainya lebih sempurna, kadang ia bersikeras untuk mencarikan guru les untuk Ora.

Ora sangat bermasalah dalam Mapel Ekonomi. Walau nilainya tuntas, tapi percuma saja menurut Khanza adeknya ini masuk jurusan IPS.

Saat sedang asik menonton, pintu kamar Ora di gedor oleh Khanza mungkin.

Ia sangat malas berjalan untuk membukakan seseorang yang mengetuk pintu.

"KAK ZELA!! BUKA PINTUNYA, AYU ADA HADIAH NIH! " teriak Ayu.

Ia kira Khanza, dengan malas Ora membukakan pintu untuk Ayu.

"Nih, " sambil menyodorkan kotak berwarna biru.

"Paan?! " tanya Ora sambil menaikkan satu alisnya.

"Rahasia, " jawab Ayu.

"Gue gak lagi ulang tahun, yah?!" tegas Ora

"Emang dapet kado harus tepat di hari ulang tahun ya, Kak Zell? " tanya Ayu polos.

"Enggak juga, yaudah sono lu. Gue sibuk. " Usir Ora pada Ayu.

Ayu mengercutkan bibirnya, lalu pergi begitu saja. Sudah biasa Ora mengusir Ayu atau pun Khanza, sehingga mereka kadang hanya kesal sendiri dibuatnya.

***

"Ngape lu cemberut? " tanya Khanza pada Ayu yang baru saja tiba di ruang tamu.

Membuat kedua orang tua mereka menoleh, "Di usir. " ucapnya sambil duduk di pangkuan Sukma

"Mungkin Kak Zell sibuk, " hibur Rendra.

"Jangan sedih dong," ucap Sukma

"Ayu gak sedih kok, " ujarnya sambil tersenyum

Mereka semua tahu bahwa Ora sangat tidak suka di ganggu, dan tanpa mereka sadari sikap Ora yang dulu ceria sekarang malah berbanding jauh.

Meski pun sekarang Ia dingin, tapi Ora tetap menyayangi semua anggota keluarganya.

***

Ifa tengah sibuk menghapal rumus fisika di kamar bernuansa hitam putih tersebut.

Ia mencoba mengulangi setiap kata yang di ucapkan. Ifa bukan tipe orang yang sulit untuk menghapal, sudah hampir semua rumus Ia hapal.

"Okay, selesai! " ucapnya girang.

Rasanya semua rumus Fisika sudah berada di luar kepalanya. Semoga saja besok gadis itu masih ingat.

CAPRICORN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang