[14] Roti Coklat

143 120 39
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tingalkan jejak.

Kalau ada yang typo kasih tau aja

Jika di tanya apa ke inginanku saat ini, jawabannya sangat sederhana. Aku hanya ingin menjalani hidup tanpa harus memikirkan hal yang tak pantas untuk di pikirkan. Cukup bahagia, membahagiakan dan di bahagiakan.

-Grizella Izora Agre

Sepulang sekolah Ora di kejutkan oleh dua buah koper yang berada di depan rumahnya.

Rendra dan Sukma keluar bersamaan dari dalam, dan mendapati Ora yang menatap keduanya bingung.

"Lho, Ora udah lama? " tanya Mamanya.

"Baru sampai kok, " jawab Ora. "Mama sama Papa mau kemana? " tanyanya melihat kedua koper itu.

"Papa sama Mama kan mau ke Singapura, Zela lupa? " tanya Rendra balik.

Ora mencoba mengingatnya, Ia meringis. "I-iya lupa, Yah. "

Rendra hanya bisa menggeleng, memang anak keduanya ini sangat pelupa. Untung saja Ia tidak lupa siapa kedua orang tuanya.

Khanza dan Ayu keluar dengan baju yang sudah rapi, "Lo kok belum siap-siap? " tanya Khanza.

Ora melirik jam tangannya, "Perginya sekarang banget? " tanya Ora

Khanza mengangguk, "Jadwal penerbangannya di majukan satu jam lebih awal. Lo nggak buka hp ya dari tadi? " giliran Khanza yang bertanya.


Ora menggeleng. "Hp Zela mati. "

Sementara Rendra sibuk berbicara di telepon,  sedangkan Sukma kembali memeriksa barang bawaan mereka.

"Kita berangkat sekarang,  ya. " ucap Rendra

"Bentar,  Zela ambil jaket dulu. " ucapnya berlari masuk kedalam rumah.

***

Sungguh Ora sangat kesal dengan Khanza, bisa bisanya Ia mengajak nya ke mall dengan pakaian seperti ini.

Ora mendengus kesal, "Kakak luknut! " umpatnya pelan. Namun masih terdengar di telinga Khanza.

Mobil mereka sudah terparkir, segera mereka keluar dari mobil. Untung saja, Ora memakai jaket sebelum pergi ke bandara tadi, jadi Ia tidak terlalu kelihatan dari sekolah.

"Gue traktir deh, tapi muka lo jangan jutek kayak gitu dong. " rayunua

"Iya, Kak Zell. " Ayu yang membuka suara.

"Iye,  Iye. " kalau sudah Ayu yang membuka suara,  Ora hanya bisa mengiyakan asal jangan meminta krayon nya.

Mereka menuju toko sepatu, Khanza meminta sang adik untuk memilih sepasang sepatu dengan model dan merek yang sama, tapi warnanya saja yang berbeda.

Setelah membeli sepatu, Khanza memutuskan untuk membeli beberapa hijab Pashmina.

***

Akhirnya Ia bisa berbaring di atas kasur empuk miliknya, Ora mengenakan piyama berwarna putih motif panda kesayangannya.

Sudah lama rasanya tidak membuka aplikasi whatsapp, segera Ia membukanya. Dan benar saja banyak notifikasi masuk, ada juga beberapa nomor yang tidak dikenal nya.

CAPRICORN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang