Hinata menyeruput coklat panas nya. Ia menunduk dalam dalam karena tatapan intens yang diberikan Sasuke. Awalnya Hinata ingin menolak, tetapi tangan nya ditarik paksa oleh Sakura dan juga Naruto.
"Hinata, kau ingin membuat apa dengan benang merah itu?"
Hinata menoleh. "I-tu aku ingin me-mbuat s-syal" Ucap nya pelan. Ia tak berani menatap wajah Naruto karena lelaki itu duduk di sebelah Sasuke. Otomatis wajah Sasuke akan terlihat jika ia melihat Naruto.
"Apa untuk Hanabi?"
Hinata mengangguk cepat. Ia tak ingin niat nya diketahui oleh Naruto.
"Kau kakak yang baik ttebayo"
Hinata tersenyum. Ia menoleh ke arah kasir berharap Sakura cepat datang dan menemani nya. Ia sangat canggung berada di depan dua pahlawan desa ini. Ditambah ada nya Sasuke. Hinata selalu saja mengingat peristiwa hari itu. Membuat Hinata sedih sekaligus malu. Sasuke sudah pernah melihat tubuh nya.
Naruto mengeluarkan sesuatu dari balik kantong nya. "Ini untuk mu Hinata. Maafkan aku tidak sempat menjenguk mu" Naruto menampilkan senyum empat gigi nya. Pipi nya terlihat sedikit merona.
Sasuke mendelik ke arah Naruto. "Oi Dobe!"
"Ahahahah itu benar ttebayo! Aku membeli nya untuk Hinata" Naruto menggaruk leher belakang nya.
Sasuke mendecih tak suka. Jadi, tadi siang, Naruto membeli coklat itu untuk si sulung Hyuuga? Cih! Tau begitu, mana sudi Sasuke menemani nya.
"Kau masih suka coklat kan?"
"Ehm" Hinata mengangguk. Pipi nya sudah memerah. Mendapat coklat dari Naruto? Yang benar saja. Jika disini tak ada orang, Hinata ingin meloncat loncat kegirangan.
Sasuke berdiri dari tempat nya. Ia tak suka melihat wajah wanita itu memerah karena coklat pemberian Naruto.
"Aku ingin ke toilet!" Kata Sasuke segera meninggalkan mereka berdua. Apa mereka menganggap Sasuke nyamuk?
Naruto berteriak bahagia. Ketika tangan kecil Hinata meraih coklat pemberian nya. Ia menatap Hinata yang sedang tersenyum dengan wajah merah nya.
Hinata. Apa yang telah kau lakukan pada ku?
"Eh?! Sasuke-kun kemana?" Ucap Sakura.
Ia melihat semua nya. Mulai dari wajah merona Naruto. Sampai senyum tulus yang Naruto keluarkan. Itu semua karena gadis lavender itu. Hati nya sedikit sakit. Tapi, Hinata adalah teman nya. Kalau memang Naruto memilih Hinata. Sakura mungkin akan menyerah. Tapi. Ah sudahlah! Sakura tak paham akan perasaan nya pada.
"Dia ke toilet" Kata Naruto tanpa memalingkan wajah nya dari gadis lavender itu.
"Sakura-chan? Apa sudah selesai memesan?"
Sakura tersenyum miris. Hati nya sakit. "Emm gomen, Hinata. Sepertinya Tsunade-sama mencari ku, kalau begitu aku akan pergi"
"Eh??"
"Gomen. Janee" Sakura pergi. Setelah keluar dari toko itu. Ia sedikit berlari meninggalkan tempat itu. Air mata nya menetes. Apa benar, perasaan nya sudah berubah? Naruto?
🌼🌼🌼
Hinata meremas baju bawah nya. Air mata nya sudah ingin keluar, namun sebisa mungkin ia tahan. Ia tengah menunggu iblis itu di sini. Tempat dimana semua nya dimulai. Kalian percaya? Hinata menunggu iblis itu? Ya. Hinata sedang menunggu Uchiha Sasuke. Kalau bukan karena ancaman nya, Hinata mana mau untuk bertemu dengan nya.
Hinata sudah berlatih agar tubuh nya bisa melawan jika saja ada sesuatu yang terjadi. Ia meyakini diri nya sendiri bahwa ia bisa.
Hinata tidak tahu apa niat Uchiha itu. Namun, ia takut sekali kalau Sasuke benar benar memberitahu teman teman nya tentang peristiwa itu.

YOU ARE READING
DESTINY'S
Fantasy[CANON] Hinata meratapi nasib nya. Setelah bertemu dengan sang Uchiha di pinggir danau. Hidup nya hancur berantakan. ❗Naruto milik Masashi Kishimoto❗ Kebanyakan romance nya dibanding fight scene. Start : 28/01/21 End : 08/08/21 Story by me. Cover b...