1. Birth and Death

5.6K 518 91
                                    

Voldemort dan Pelahap Maut Lingkaran Dalam sama sekali tidak mengharapkan ini.

Awalnya mereka sangat gembira, senang, dan merasakan kemenangan semakin dekat menjadi milik mereka saat mereka berhasil menangkap Harry Bloody Potter. Yang tidak mereka duga adalah bahwa remaja enam belas tahun itu hamil, dan akan segera melahirkan tepat saat mereka menangkapnya.

Rupanya remaja itu menyembunyikan kehamilannya dengan glamour selama ini dari semua orang. Albus Terlalu Banyak Nama Dumbledore bahkan tak tahu mengenai kehamilan Anak Emas.

Darah Murni sangat menghargai anak. Saat menyadari kalau remaja itu akan melahirkan, mereka sangat panik. Harry dibaringkan di salah satu ranjang kamar tamu, mengganti pakaiannya dengan kemeja katun, dan dipandu oleh Bellatrix dalam menstabilkan pernapasan. Di kamar itu ada Narcissa, Bellatrix yang ajaibnya sangat waras dan membantu proses persalinan, Severus Snape, dan sisanya didorong keluar dari ruangan.

Harry berkeringat, sangat gerah. Perutnya sakit merasakan kontraksi. Dia terengah-engah. Bellatrix di sisi kanannya membersihkan keringatnya dengan sepotong handuk putih bersih. Tangan kanan Harry menggenggam tangannya yang bebas, memejamkan mata saat merasakan serangan kontraksi bayinya.

Setelah dua jam sebelumnya mengalami perubahan jalan keluar lahiran berdarah-darah, sekarang dia mengalami pembukaan, masih tujuh sentimeter - butuh tiga lagi, sedang bayinya terasa sangat tidak sabaran untuk terlahir ke dunia.

"Ambil napas lewat hidungmu, Harry, tahan dan keluarkan lewat mulut. Ayo, ikuti aku! Tarik napas, tahan...hembuskan." Harry mendengar Bellatrix membimbingnya, Harry mengikuti.

Dia menarik napasnya dan mengeluarkannya seperti yang Bellatrix katakan. Dia menjerit tertahan saat sakit yang ia rasakan semakin intens. "Merlin...bagaimana Mrs. Weasley melakukan ini sebanyak tujuh kali?!" Harry berseru jengkel. Dia mendengar ketiga orang di ruangan itu mendengus geli. "Kau bisa menanyakan itu padanya setelah ini selesai. Ayo Harry, ini pas sepuluh. Dorong!" Narcissa memberinya semangat.

Harry mendorong, menjerit kesakitan saat dia mendorong. "Ow...ini menyakitkan! Sungguh keajaiban kalian para wanita!" Dia mengoceh lagi-lagi, hanya untuk kemudian menjerit lagi.

"Bagus, bagus Harry! Kepalanya hampir keluar sepenuhnya, ayo dorong lagi!" Suara Narcissa kembali terdengar.

Harry mengejan keras, berteriak di ujung mengeluarkan lebih deras keringat. Beberapa saat kemudian dia merasakan sesuatu 'meluncur' keluar, diiringi tangisan memekakkan bayi yang menggema menabrak sunyi.

Keempatnya terdiam, begitu terlalu terpesona dengan tangisan bayi itu. Harry sendiri merasa sangat terharu, dia melupakan rasa sakitnya sepenuhnya, pikiran terfokus penuh pada bayi. Sebelum suatu perasaan asing menderanya lagi, dan perasaan itu tidak baik.

"Selamat, Harry. Ini perempuan, bayi yang sangat cantik. Severus," Narcissa menggendong bayi itu menuju Severus yang singgap membaca beberapa mantra untuk membersihkan bayi itu dari darah dan memotong tali pusarnya, kemudian membungkusnya dengan selimut bayi berwarna merah muda lembut.

"Bellatrix," Harry memanggil dengan suara lemah, lebih seperti berbisik, memiringkan kepalanya ke Bellatrix.

Bellatrix menoleh padanya, tersentak melihat raut wajah Harry yang terlihat sangat lelah, remaja itu lemas. "Ya?"

Dengan napas terengah-engah, dia berbisik. "Call...call him, Bellatrix...call him,"

"Who?"

Masih berusaha menstabilkan napasnya, dia menyebutkan satu nama. "Voldemort."

******

Hanya tersisa Voldemort, Lucius, dan si kembar Lestrange bersaudara yang masih tinggal di manor, menunggu tepat di sebelah ruang persalinan bocah Potter ditemani cemilan yang dibawakan oleh peri rumah. Keempatnya merasa ngeri mendengar teriakan bocah Potter yang berhasil menembus dinding, keempatnya baru merasa lega begitu mendengar tangisan bayi keras.

Step On The Lament || {TOMARRY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang