Bab 4

31 20 4
                                    

"Tapi aku bukan ...", tidak mau berdebat lagi Sheila pun meninggalkan tempat itu, dia berlari tanpa tujuan tapi pria bermotor itu terus mengikutinya, dan menyuruh Sheila menaiki motornya, tapi Sheila tidak mau mendengar ucapan pria itu.

Ketika berusaha untuk menghindar dari pria bermotor itu, dari kejauhan sepertinya Sheila melihat sosok cowok yang dia kenal, cowok itu sedang berada di ujung jalan yang gelap.

Tanpa berpikir panjang lagi Sheila pun berlari menghampiri pemuda itu, dan setelah memastikan kalo cowok itu benar cowok yang ia maksud, Sheila langsung memeluk pemuda itu, ia sangat senang bisa bertemu lagi dengan cowok itu, tentu saja pemuda itu merasa bingung karena tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya.

"Terima kasih ya Allah, terima kasih" ujar Sheila yang tampak senang, lalu melepaskan pelukannya, sedangkan pria bermotor itu pergi ketika tau bahwa targetnya ternyata sudah tidak bisa ia dapatkan lagi.

"Apa kamu rindu padaku? Siapa pria bermotor itu?" Tanya pemuda itu penasaran, namun Sheila tidak menjawab pertanyaannya, dia malah mengulurkan tangannya ke arah pemuda itu.

"Hay aku Sheila," sapa Sheila memperkenalkan dirinya. Pemuda itupun langsung membalas uluran tangan Sheila.

"Aditya," ujar pemuda itu.

"Aditya ..." Ucap Sheila mengulang ucapan pemuda itu.

"Salam kenal ya, belum pernah aku merasa sesenang ini bertemu dengan seseorang di tempat ini, aku tidak mau tau, kamu harus mengantarkan aku pulang sampai ke rumah, aku tau kamu punya banyak uang jadi aku tidak perlu khawatir tentang hal itu, kita bisa menginap di hotel sampai menunggu besok pagi, karena sekarang sudah malam jadi tidak ada mobil atau kereta yg beroperasi, ayo, ayo ... kau boleh melotot sambil jalan, karena aku sudah sangat lelah," ucap Sheila panjang lebar, namun aditya hanya menghela nafas panjangnya saja sambil tersenyum tipis, tanpa berniat membalas perkataan Sheila.

Selama diperjalanan mencari hotel, tak henti-hentinya Sheila berbicara, ada saja topik yang ia bicarakan, membuat aditya geleng-geleng kepala.

"Apa salahku sampai bertemu dengan gadis seperti ini". Gumam Aditya.

Tibalah di sebuah penginapan kecil yang ada di daerah itu, mereka langsung check in, namun penjaganya itu malah bertanya.

"Kalian ingin menyewa kamar berapa jam?" Tanya penjaga hotel itu.

Aditya mengerti apa yang di maksud penjaga itu, tempat itu ternyata penginapan dengan tanda kutip, maka dari itu biasa di sewa perjam.

"Aku akan menyewa perhari," ucap aditya.

"Perjam apa perhari?" Tanya penjaga hotel itu penuh penegasan.

"Kenapa kau membuang uangmu? yang kita butuhkan hanya beberapa jam saja, jadi kita menyewa perjam saja," ujar Sheila dengan polosnya.

"Kau tidak mengerti apa yg dia maksud Sheila," jelas Aditya, namun Sheila tidak mau mengerti, dia tetap kekeh dengan pendiriannya, karena yang ada di pikiran Sheila, dia ingin menyewa kamar hanya sampai keretanya beroperasi lagi dan itu hanya beberapa jam lagi.

Sambil menunggu Aditya mengambil kunci kamar, Sheila pun melihat lihat dekor ruangan yang ada di penginapan itu, dia sempat melirik ke arah Aditya dan penjaga itu, mereka berdua sedang berbisik-bisik tak jelas, "sangat mencurigakan".

"Dimana bertemu dengannya?" Tanya penjaga, sambil berbisik pada Aditya.

"Di kereta," jawab Aditya ikut berbisik, dia mengikuti permainan penjaga penginapan itu.

"Di kereta? Kau bertemu di kereta? Ide bagus," ucap penjaga hotel sambil melirik ke arah Sheila.

"Jadi bagaimana menurutmu?" Tanya Aditya.

About Love Where stories live. Discover now