taman

1.2K 181 26
                                    

hari ini hari sabtu. minju ditinggal sendirian di rumah. sementara hyewon keluar, katanya mau beli bahan buat tugas.

minju yang dari tadi kerjaannya goleran, langsung berdiri begitu denger bel pintu rumahnya.

"sebentar!"


cklek

"cowok aneh?"

yujin ngerutin dahinya, "nama gue yujin saputra mon maap."

"panggilan kesayangan."

yujin mendecih lalu nyelonong masuk, begitu dipersilahkan ama minju.

waktu minju mau tutup pintunya, yujin nahan.

"jangan ditutup. kata bunda, gabaik lawan jenis beduaan dalam ruangan tertutup."

"o-oke. btw, kak delard ngasih tau kalo gue sendirian?" tanya minju sambil nyuruh yujin duduk di ruang tamunya.

"iya dong, masa pak rt. tadinya kesini mau sama sylla, tapi katanya ada kerja kelompok."

minju berdiri sambil nyender di sofa, "nah.. lo mau minum apa? atau ambil sendiri lah di kulkas, gausah sok sungkan. gue ke kamar dulu ambil hp."

yujin memperhatikan minju yang makin lama makin menjauh. minju make kaos item oversize dengan celana training yang berdamage tersendiri bagi yujin. begitu minju menghilang dari pandangannya, yujin memilih melamun natap tangannya sendiri.

"gue kagum doang atau emang suka?"






"dateng ke rumah orang buat ngelamun." ucap minju liat yujin yang malah ngelamun.

yujin berdiri nyamperin minju yang lagi buka kulkas. yujin nundukin badannya sambil mencodongkan wajahnya tepat disamping wajah minju.

"banyak soda? ga takut lo? mati nanti." tanya yujin tepat di telinga minju.

nafas minju tercekat. itu terlalu dekat katanya.

minju nyoba buat menetralisir nafasnya, "amit-amit! lagian punya kak delard nih, udah gue larang kok. jadi dia minumnya maksimal sebulan dua kali."

"ohh." yujin cuma ber-oh ria masih dengan posisi yang sama.

minju yang ga tahan karena muka yujin terlalu dekat, akhirnya milih buat ngeraup muka yujin biar menjauh.

"jauh-jauh ih! bau jengkol!"

yujin mencium bau mulutnya sendiri, "enak aja, gue ga pernah makan jengkol ya. harum gini dikata jengkol."

minju terkekeh terus ngambil susu kotak rasa stroberi di kulkas buat yujin. minju lempar susu kotak itu. yujin nerima lemparan minju dengan baik.

"nyetok susu kotak juga? ciee, ikut-ikutan." tanya yujin sambil jalan kembali ke sofa.

"lo ga jelas banget sumpah. lagian ini buat pengalihan kak delard."

yujin terlihat ngangguk-ngangguk.

"biasanya kalo sabtu pagi gini, banyak yang main ga di taman sana?" tanya yujin.

"engga sih, biasanya yang rame sore. banyak bocil-bocil bedak tebel abis mandi. kenapa? mau kesana sekarang?"

yujin buka jaketnya, nyisain kaos putih dengan celana trainingnya. "he'em yuk. pengen liat-liat. tolong dijelaskan sejarahnya ya, bu."





























sekarang yujin dan minju lagi duduk di ayunan. yujin cekeran sambil mainin pasir di kakinya.

minju yang emang daritadi merhatiin kaki yujin perlahan terkekeh, "lo emang biasa cekeran waktu main pasir?"

yujin menoleh sambil tersenyum manis nampakin dimplenya, "hehe, iya. gatau kenapa, kebiasaan kecil."

"berarti lo ga pake baju waktu tidur?"

yujin angkat alisnya heran, "kok tau? penguntit lo?"

minju ikut angkat alisnya, "hah? yang bener?"

"iya njir. gue ga pake baju waktu tidur. beneran penguntit ya?"

"enak aja. nebak doang. lagian sepupu gue ada yang kek gitu."

yujin cuma berdeham dan masih natap minju. minju yang daritadi ngerasain yujin natap dia, milih buat dorong muka yujin pelan.

"jangan lama-lama nanti terpesona."

yujin terkekeh, "dih pede."

"emang pede."

"gue mau bilang, makasih dah mau jadi temen gue walaupun udah denger kisah jelek gue." ucap yujin tiba-tiba.

minju noleh natap yujin yang natap kakinya, "tiba-tiba banget. emang lo ga ada temen lain? emang lo ga berusaha deket dengan orang lain?"

"waktu kelas 9 pernah kok. tapi mereka ngejauh. jijik katanya."

"ga punya otak itu mereka semua! siapa yang ngejauhin?!"

yujin ngeraup muka minju, "muke lo tengil, kalo sok sangar."

minju mendecih trus mendengus kesal, "dibelain ini!"

yujin dan minju ngeliatin anak kecil cewek lagi jalan sendirian nyamperin mereka. anak itu bawa permen susu milkita. tapi yang kecil, bukan yang batangan. nanti dimarahin bunda.

minju nyapa anak itu duluan, "halo. nama kamu siapa?"

anak itu ga jawab tapi nunjuk rumah yang ada di depan taman itu.

"oh, kamu adeknya chaewon?" anak itu ngangguk lucu terus nawarin permennya.

minju ngambil 2 permen buat dikasih ke yujin yang masih diem, ga lupa juga berterimakasih ke ntu bocah.

"chaewon siapa?" tanya yujin.

"kakaknya dia." tunjuk minju ke anak itu.

yujin terkekeh. anak itu pamit katanya mau pulang. ga jelas emang. "dah ya kak cantik dan kak jelek. adek pamit!"

"masih bocah udah sarkas ya." omel yujin sambil elus-elus dadanya.

minju terkekeh, "bukan sarkas, tapi jujur."

"kampret bener lo. btw, emang suka anak kecil?" tanya yujin.

"ya gitu, soalnya lucu aja."

yujin mengangguk. minju natap yujin heran, "lo dari tadi banyak tanya tentang gue."

yujin mengidikkan bahunya santai, "tanya doang." jawabnya terus natap manik minju.

minju ngalihin padangannya ke sekitar.



"ju."

"hm?"

"balik sini dulu. coba tatap-tatapan bentar."

minju terkekeh tapi akhirnya nurut, "ngapain?"

yujin angkat kesepuluh jarinya, "10 detik aja. kedip gapapa, ga dapet dorpres."

minju ngerutin alisnya tapi akhirnya nurut.

minju ga mau boong, tapi jantungnya beneran berdetak lebih cepat. dan minju harus nahan itu untuk 10 detik ke depan.

saat kelingking jari terakhir yujin turun, yujin ga juga alihin matanya.

minju mulai kepanasan sendiri dan akhirnya mutusin kontak mata itu.

"udah 10 detik lewat, masih modus aja lo. lagian buat apa sih? gue juga bodo sih, asal nurut aja."

"balik sini dulu." jawab yujin membuat minju natap dia lagi.

"kenapa?" tanya minju.


"gue ngetes aja. ternyata beneran deg-deg an. lo deg-deg an ga?"

weird ; jinjoo (end)Where stories live. Discover now