Where is my papa muda gang at?
●●🌻●●
Hyunjin tak habis pikir, setelah kejadian semalam Lucy masih bisa santai berkeliaran di ruangannya. Bahkan ia terus menerus mengoceh padahal Hyunjin sama sekali tak menjawabnya.
"Bisa diam tidak?"
Lucy menatap Hyunjin, "hm? Tidak,"
Bisa-bisa Hyunjin darah tinggi di buatnya. Bahkan para pasien takut melihat tatapan tajam Lucy yang terus mengarah ke mereka. Lucy pikir pasien manapun bisa saja menggoda Hyunjin, kalau begitu usahanya mendekati Hyunjin sia-sia.
Hyunjin menghela nafas, "kenapa kamu tidak pergi?"
Lucy menggeleng, "pacarku masih di sini, bagaimana aku bisa pergi?"
Lagi, Hyunjin hanya menatapnya dingin, "bisakah kamu keluar? Saya sibuk, sudah tua dan tidak bisa meladenimu,"
Lucy memutar bola matanya malas, "baik om,"
"Apa?!"
Lucy tersenyum kecil lalu keluar ruangan Hyunjin. Tanpa ia sadari Hyunjin menyembunyikan wajahnya yang merona, "a-apa dia barusan memanggilku dengan panggilan kesayangan?"
Sedetik kemudian Hyunjin menggelengkan kepalanya pelan, "sadarlah Hyunjin, lagipula bagiku dia hanya anak di bawah umur." Gumamnya.
"PAPAAA!"
Perhatian Hyunjin teralihkan saat putri kecilnya berlari masuk memeluk Hyunjin erat. "Papa, Byulbi hari ini bisa tulis hurluf a, keren kan!"
Hyunjin tertawa lalu mencium Byulbi, "huruf sayang, bukan hurluf."
"Tadi Byulbi ketemu nenek naga di luar,"
Hyunjin menahan tawanya lalu mengelus kepala Byulbi lembut, "tante Lucy?"
"Hm, dia apain papa?"
Hyunjin kembali tergelak dengan ucapan putrinya, "nggak apa-apa bebe. Papa lanjut kerja ya, Byulbi main sendiri dulu nanti kalau papa udah selesai papa temanin ya,"
Byulbi mengacungkan jempolnya, "oke pa!"
Sejak kecil Byulbi di ajarkan untuk mandiri. Ia di besarkan oleh Hyunjin yang menjadi ayah sekaligus ibu. Ia selalu menanyakan soal mamanya dan Hyunjin selalu berjanji pada Byulbi akan menemui mama, tapi Byulbi hanya bisa berkhayal karena Hyunjin tak menepati janjinya.
Dengan perlahan mata kecil itu menelisik Hyunjin, raut wajah papanya itu sangat lelah. "Pa, papa capek?" tanya Byulbi.
Hyunjin menoleh lalu tersenyum, "nggak kok. Kenapa?"
"Kalau nggak, ayo cari mama. Mama pasti udah nunggu,"
Hyunjin menghela nafas, "mama ada di suatu tempat yang indah, kita-"
"Tapi papa pernah janji mau ketemu mama," sedihnya. "Teman-teman bilang kalau tante naga bukan mama Byulbi," Byulbi tiba-tiba menangis.
Dengan cepat Hyunjin memeluk Byulbi, "sshh .. jangan nangis. Anak pintar nggak boleh nangis," ucapnya.
"Duh, dramanya kapan selesai?" tiba-tiba Lucy masuk dan melihat pemandangan itu. "Capek tiap hari nangis mulu,"
"Byulbi, ini foto mama kamu, miripkan sama tante? Jadi tante itu mama kamu!" kesal Lucy karena anak itu menangis kencang, bisa-bisa telinganya sakit.
Hyunjin membulatkan matanya saat melihat foto di tangan Lucy, itu Yeji yang tengah tersenyum indah. "Dimana kamu dapat foto itu?"
Lucy tersenyum, "ada deh. Mau tau aja atau mau tau banget?"
"Intinya aku mama kamu, jangan nagis terus ya," sambung Lucy.
Byulbi menatap Hyunjin polos, "iyakah?"
Hyunjin mengangguk pelan, "itu foto mama. Tapi tante naga bukan mama kamu, mereka berbeda,"
Lucy mendegus, "apasih susahnya bilang kalau aku ini mama Byulbi?! Kita akan menikah juga nanti!" kesal Lucy. Hyunjin menarik tangan Lucy keluar dari ruangannya.
"Darimana kamu dapat foto itu?"
Hening. Lucy hanya diam karena tatapan tajam Hyunjin.
"DIMANA?!"
Lucy membulatkan matanya kaget, ia hanya berusaha untuk menenangkan Byulbi tidak lebih. "A-aku minta Ryujin cari,"
Hyunjin menatap Lucy dingin, "kamu selamanya nggak akan pernah menggantikan istri saya, kalian berbeda. Kalau hanya terobsesi semata dengan saya, silahkan pergi,"
Lucy tertegun di buatnya. Entah mengapa ucapan pria itu menusuk tepat di ulu hatinya. "Kalau aku bisa?"
Hyunjin berdecih, "nggak.akan.bisa,"
"Lebih baik kamu pergi kalau hanya ingin memperburuk suasana, jangan mencari masa lalu saya lagi, tinggalkan saya karena saya ingin bebas,"
Lucy mengepalkan tangannya, "selama ini aku berkorban, selalu mengejarmu, tapi apa yang ku dapatkan? Omongan pedas!"
Hyunjin tersenyum miring, "aku tidak pernah memintamu melakukan semua itu." Hyunjin pergi setelah berhasil membuat emosi Lucy bercampur aduk.
"Lihat saja Hyunjin, aku akan membuatmu jatuh padaku!" teriaknya hingga menjadi pusat perhatian orang yang lewat.
Tanpa berbalik pria itu berucap dingin, "coba saja."
Entah mengapa rasa panas menjalar ke mata Lucy, matanya memerah menahan tangis, "kenapa sesakit ini?" gumamnya.
Sementara di sisi lain jantung Hyunjin berdetak kuat, ia selalu teringat Yeji ketika memandang Lucy. "Apa aku terlalu keras?" pikirnya. Bayangan Yeji terus mengantuinya hingga ia berpikir tengah membentak Yeji tadi.
"Papa?" Byulbi menemukan Hyunjin setelah pergi bersama Liran.
"Liran? Kamu kenapa disini?"
Liran tersenyum, "Byulbi mencarimu, katanya papa hilang,"
Hyunjin mengelus puncak kepala Byulbi. "Papa cari udara segar. Makasih Liran sudah membantu Byulbi,"
Liran mengangguk pelan, "dok, apa ada waktu?"
"Hm?"
"Jihyo mengajak kita semua ke wahana besok, besok kan hari libur, dokter mau?"
"MAU!" bukan Hyunjin yang menjawab, melainkan Byulbi.
Hyunjin tersenyum, "saya ikut Byulbi, kalau dia mau saya juga. Terima kasih Liran."
Liran tersenyum manis, "sama-sama." Tanpa Hyunjin sadari wajah Liran memerah.
●●🌻●●
Sampai jumpa minggu depan! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is Mine
FanfictionSelama 5 tahun Hyunjin mengalami masa sulit. Tidak hanya berkerja sebagai dokter, Hyunjin juga harus berperan sebagai ayah dan ibu untuk membesarkan putri kecil kesayangannya. Ia tidak punya waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak pen...