03 | start receiving✔️

77.9K 6K 70
                                    

Vote dan komen nya ya:(

••

"Kenapa bisa kamu hilang kendali Rey? Berapa kali papa bilang sama kamu, kamu harus bisa tahan? Ratusan kali Rey. Kenapa masih saja tidak bisa dikendalikan emosi kamu?" tanya Arthur mulai mengintrogasi Rey karena masalah nya di sekolah sampai harus di skors.

"Rey banyak pikiran dan Rey gak suka, itu semua juga karena salah papa." jawab Rey malah menyalahkan Arthur.

"Why? Uang papa lancar di kamu, di Anna juga kenapa mesti banyak pikiran."

"Karena papa jarang ada di rumah! Okey Rey paham papa kerja juga buat Rey sama Anna tapi papa jarang ngasiin kasih sayang papa sama Rey maupun Anna, lebih parahnya papa malah milih tidur di Apartement bukan di rumah,"

"Saat ada pengambilan raport di sekolah, papa malah gak bisa dateng, yang dateng akhirnya bi Arin. Sekalinya pulang cuma ambil baju abis itu pergi lagi sampai papa gak tau sakit Anna sering kambuh." jawab Rey begitu panjang kali lebar, mencurahkan isi hatinya yang selama ini di pendam.

"So jangan salahin Rey di masalah ini." mata Rey berkaca-kaca, bahkan terlihat sudah hampir menangis.

"Papa ingin ketenangan Rey maka dari itu papa tidak pulang ke rumah, lagian jika Anna sakit Anna hanya perlu di larikan ke rumah sakit bukan? Sekarang papa akan terus berada di rumah, papa memilih Agatha sebagai bunda kalian karena papa yakin ia pasti bisa memberikan kasih sayang pada kamu dan juga pada Anna." ucap Arthur tak kalah panjang. Papa macam apa Arthur ini?!

"REY JUGA BUTUH KETENANGAN, JANGAN CUMA MIKIRIN KETENANGAN PAPA AJA, pikirin Anna juga pa! Anna sakit papa gak tau!" luap amarahnya.

Kali ini Arthur tidak menggunakan tangan untuk memarahi Rey seperti sebelumnya jika Rey terkena masalah.

Anna memiliki penyakit dari kecil masalah pada lambungnya jika terus memakan mie instan, boba, atau bahkan makanan yang pedas Anna pasti akan drop. Mengalami sakit perut yang amat hingga terkadang ia bisa pingsan.

"Sebaiknya bunda keluar karena kalian harus menyelesaikan masalah kalian terlebih dahulu." ucap Agatha pada akhirnya setelah lama berdiam diri.

"Bunda di situ aja." jawab Rey yang pertama kalinya memanggilnya bunda, entahlah, anak itu dengan spontan memanggilnya bunda, sungguh Agatha terkejut dengan itu.

"Barusan bilang apa Rey?" tanya Agatha sekali lagi.

"Lupain aja." balasnya membuat Agatha kembali bungkan.

"Bersikap sopan lah dengan bunda kamu Rey, bagaimana pun bunda dengan sukarela menemui guru BK kamu, demi kamu menyelesaikan semua masalah, bunda juga yang harus menahan malu untuk kamu di sana." ucap Arthur lalu pergi dari ruangan kebetulan meeting akan di selenggarakan sebentar lagi.

Tertinggal lah Agatha dan Rey di ruangan. Rey menangis karena papanya begitu kejam entah sudah yang ke berapa kali Rey menangis.

"Rey?" Rey menoleh ke arah Agatha.

"Belum makan kan? Bunda bawa makanan yang bunda masak mau?" baiklah Rey akan mencoba, mencoba untuk menerima bundanya dengan lapang dada.

"Boleh." jawab Rey walaupun dengan nada dingin membuat Agatha bersyukur.

"Yaudah bunda hangatkan dulu ke bawah Rey tunggu di sini jangan nangis ya Rey, bunda tau Rey kuat Rey hebat." ucap Agatha dengan senyum mengembang dan Rey pun hanya mengangguk.

"It's okey Rey, papa emosi tadi, kerjaannya lagi banyak, jangan di bawa ke hati, bagus banget kamu mau melampiaskan amarah kamu dan mau mengungkapkan semuanya, kamu hebat bisa memendam perasaan sakit selama ini, waktunya kamu bersantai, sekali lagi gak apa-apa bagus kamu ungkapkan semuanya." ucap Agatha dengan tulus.

BUNDA ATHA Where stories live. Discover now