Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cahaya berwarna orange mulai mengintip malu-malu dari sela gorden jendela. Ruangan itu masih berantakan sama seperti saat Lisa meletakkan kardus terakhir yang dibawanya. Perempuan itu bahkan belum menyentuh kardus-kardus yang berserakan disana sejak ia menemukan dan membuka kembali album foto kenangannya.
Garis bibir Lisa membentuk senyuman tipis, jari-jari lentiknya mengusap pelan foto yang tertempel dialbum yang kini berada dipangkuannya. Lisa bernostalgia, membuka kembali lembar demi lembar album itu membuatnya mengingat semua cerita saat di bangku sekolah.
Lisa tidak menyangka kalau dia berbakat menjadi seorang stalker. Kini ia baru sadar, pantas saja Jiyong oppa selalu meledeknya dan memanggilnya stalker. Mengingat itu membuat Lisa tertawa pelan. Ah, mendadak Lisa merindukan saudaranya itu. Ini sudah setahun sejak terakhir kali mereka bertemu.
Tiba-tiba saja bimbang menyelimuti hatinya, ia hafal betul isi album yang sedang dipegangnya. Cerita apa saja yang berada dilembaran selanjutnya, melihat dan membaca kembali deretan kata di sana tentu saja akan membawanya kembali ke masa lalu.
Apa Lisa siap melihat dan mengingat kembali luka hatinya?
Perempuan itu terdiam, tangannya sudah memegang ujung lembaran. Satu gerakan sederhana akan langsung membawa Lisa ke memori berikutnya. Lisa bingung, ia bimbang dengan pilihannya sendiri.
Haruskah ia tetap melanjutkannya? Atau, sebaiknya ia berhenti saja disini?
