2 - Mubtadiatul Afifah

102 14 7
                                    

"Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, Tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

[Qs.Al-Kahfi(18):39]

***

Dini hari yang begitu dingin. Suasa hiruk piruk kendaraan masih terdengar jelas. Kota Jakarta tidak pernah tertidur. Orang-orang diluar sana tak pernah berhenti berlomba-lomba mencari uang. Dibalik ramainya Kota Jakarta, ada seorang perempuan sudah bangun. Dilihatnya jam digital yang terpasang di samping tempat tidurnya, jam menunjukkan 2.50 pagi. Perempuan tersebut pun bergegas beranjak dari tempat tidur. Sejenak Perempuan tersebut menatap buku yang tergeletak di atas kasur. Di buku itu juga ada nama perempuan tersebut.

Afifah, Mubtadiatul Afifah. Nama yang di berikan kedua orangtuanya. Seperti namanya, Afifah yang memiliki arti yaitu wanita lembut. Dalam diri Afifah pun, mempunyai karakter wanita lembut juga. Selain lembut, Afifah juga termasuk orang yang cerdas, ulet, dan Hafidzah Al-Qur'an. Afifah juga memiliki cita-cita, ingin kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Setelah Afifah berhasil melawan rasa ngantuknya. Afifah pun bergegas mengambil air wudhu. Walaupun rasa dingin menyelimuti raga Afifah, Afifah pun berusaha untuk melawan rasa dingin itu.

Selesai mengambil air wudhu, Afifah bergegas melaksanakan sholat tahajud 12 rekaat dan sholat witir 3 rekaat. Rutinitas sehari-hari yang sudah biasa Afifah lakukan setiap sepertiga malam. Biasanya setelah sholat tahajud, Afifah pun membaca Al-Qur'an sambil menunggu waktu subuh.

1 jam kemudian....

Adzan subuh pun telah berkumandang. Afifah pun menyegerakan sholat subuh. Setelah sholat subuh, Afifah menyempatkan untuk belajar sebentar sebelum mandi. Setengah jam kemudian, Afifah pun langsung bergegas mandi. Selesai mandi, Afifah langsung memakai seragam dengan rapi, lalu mengambil beberapa buku, dan memasukkan ke dalam tas

Setelah di rasa cukup, Afifah pun keluar dari kamar. Afifah pun menuju ke ruang makan, karena Abi dan Uminya telah menunggu di depan meja makan.

Sesampainya di meja makan, Afifah pun langsung duduk seraya berkata, "Assalamualaikum, selamat pagi Abi, Umi."

Afifah menyapa Abi dan Uminya dengan hangat. Keduanya pun melempar sebuah senyuman, Afifah pun membalasnya

"Anak Umi hari ini cantik banget." Puji Umi Afifah yang bernama Arifah.

Umi Arifah, Arifah Ariyanti. Dia merupakan pengusaha butik busana muslimah terkenal di jakarta. Busana-busana yang di perjualbelikan, hasil desain dari desainer terkenal dan ternama di Jakarta. Maka tak jarang, harga busana yang di jual mencapai harga ratusan juta.

Sementara itu, Abi Umar, Umar Habib. Dia merupakan CEO dari PT Semesta Raya yang bergerak di bidang meubel. Dimana PT tersebut, sering mengirim barang-barang Furniture ke berbagai kota bahkan ke luar negeri. Sehingga Omzet perbulan, dia bisa dapat ratusan hingga milyaran rupiah.

Afifah yang mendapat pujian dari Uminya, seketika Afifah merasa senang. Afifah pun memeluk Uminya dengan hangatnya. Afifah pun mengurai pelukannya, lalu Afifah meminta Uminya untuk membuatkan roti untuk dirinya. Umi Arifah pun dengan senang hati membuat makanan untuk anak perempuan tercintanya.

Disaat menunggu makanan yang di buat Uminya jadi, Afifah baru teringat akan satu hal. "Abi..., emmm hari ini Fifah berangkat sendiri aja ya."

A F I F A H (SlowUpdate) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang