🍀Part 8🍀

82 35 1
                                    

"Aku sudah mencintaimu sepenuhnya, walaupun aku tak mengenalmu sebelumnya, tapi entah kenapa aku bisa merasakan ikatan itu dengan cepat"

"Aku menyakitimu, aku harap tak terjadi apa apa"

🍀🍀🍀🍀🍀

Ini sudah seminggu setelah kejadian ruang musik, membuat sherly tak bisa melupakannya begitu saja, tentang siapa Rissa, dan apa hubungan rissa dengan justin, kenapa sangat mengganjal?

"Aku tak bisa seperti ini terus" Gumam sherly.

"Ada masalah sayang? Aku lihat kamu sedang memikirkan sesuatu" Ucap justin berdiri dari kursi kerjanya lalu duduk disamping sherly.

Sherly menoleh menatap suaminya dan tersenyum tipis. "Tak ada mas, em aku akan pulang, tak apa aku tinggal?"

Justin mencebikkan bibirnya. "Untuk apa kamu pulang? Kamu tak senang bersamaku?"

"Aish bukan seperti itu mas, jika aku disini terlalu lama kau tak akan fokus pada pacarmu itu, lebih baik aku pulang" Ucap sherly.

"Pacar mana yang kamu maksud sayang?" Tanya justin sedikit tak suka dengan kata kata sherly.

"Pacar yang menunggu tanda tanganmu itu" Jawab sherly mengarahkan lembaran lembaran dimeja justin dengan dagunya.

Justin ikut melirikkan matanya. "Mereka bukan pacarku sayang, mereka beban bagiku"

Sherly terkekeh. "Tapi beban itulah yang membuatmu sesukses sekarang bukan?"

"He'em"

"Kalau begitu mas harus memikul beban itu, agar mas terus maju, tak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan lelah" Ucap sherly mengelus lembut pipi justin membuat justin memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut istrinya.

"Terima kasih sayang"

"Aku mencintaimu mas" Ucap sherly menatap lembut justin mengusap pipi justin.

"Aku milikmu sayang" Ucap justin tersenyum.

"Kenapa mas tak pernah menjawab kata kataku?" Tanya sherly menarik tangannya.

"Aku menjawabmu tadi sayang" Ucap justin.

"Mas hanya mengatakan 'aku milikmu' tak ada kata kata 'aku mencintaimu' artinya mas tak menjawab kata kataku" Ucap sherly, justin terbungkam tapi dia harus melakukan apa yang diinginkannya.

"Bukan kah kamu mau pulang sayang? Aku akan memanggil brian kemari" Ucap justin berdiri dan mengambil ponselnya.

"Tak usah mas, aku akan turun" Ujar sherly yang sudah berdiri. "Aku pamit mas"

"Tunggu" Justin berjalan mendekat kesherly. Sherly berhenti dan berbalik menatap justin, sherly memejamkan matanya saat bibir kecil justin menyentuh bibirnya dengan lembut, hanya kecupan tak lebih.

"Hati hati" Ucap justin menyelipkan rambut sherly kebelakang.

Cup

"Semangat kerjanya sayang" Ucap sherly mengecup rahang justin lalu keluar dari ruangan justin dan segera kebawah.

"Harus berubah?"

🍀🍀🍀🍀🍀

Sherly terus saja berdiam menatap kearah luar jendela membuat banyak sekali pertanyaa yang bermunculan dikepala brian, tak biasanya nyonya nya seperti ini, biasanya istri dari tuannya itu akan bertanya walaupun tak terlalu penting, apa terjadi sesuatu?

"Aish kenapa dengan sicantik ini? Apa telah terjadi sesuatu antara dirinya dan justin? Apa dia telah mengetahui semuanya? Apa secara diam diam dia mencari tau semuanya? Bagaimana? Ah kenapa aku sangat khawatir" Batin brian.

|| 𝐈'𝐦 𝐍𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐫 || End ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon