nikah?💹

18 14 1
                                    

Typo bertebaran

Semua yang berada di lapangan panik ketika melihat Luna terus memukul kepalanya hingga akhirnya Luna kembali terdiam.

Luna mengatur nafasnya ketika semua ingatan itu telah redup hilang tidak teringat lagi namun rasa sakit di hatinya masih menjalar begitu deras.

"Gua gak papa".-luna

Luna tersenyum penuh luka ia menatap semua murid yang kini menatap dirinya dengan perasaan khawatir dan jengkel.

"Gua bodoamat sama apa yang bunga bilang barusan gua gak peduli lu semua mau percaya sama gua atau enggak terserah,bukti yang kalian liat di Mading sekolah itu cuma editan semata kalo kalian pinter kalian bisa liat dengan jelas kalo itu cuma editan dan lo bunga kali ini lo selamat tapi tunggu tanggal mainnya dari gua".
-luna

Luna meninggalkan area sekolahnya lalu bergegas pergi dari sana dengan perasaan dongkol sudah ia yakini pasti bunga akan membuat sebuah fitnah yang membuat semua orang membenci dirinya.

Luna terus berjalan tanpa tentu arah hingga akhirnya ia menemukan sebuah pintu entah menuju kemana ia terus berjalan memasuki pintu itu menaiki tangga yang ada satu persatu hingga di tangga terakhir ada sebuah pintu juga.

Ceklek

Angin berhembus kencang membuat rambut Luna sedikit terbang,
pemandangan kota yang sangat indah seperti sebuah kenyamanan baru untuk luna,yah gadis itu kini di rooftoop sekolah duduk di salah satu bangku kayu yang ada disana.

"Ahh baru tau gua ternyata ada tempat nyaman juga di sini"-luna

Luna merenungkan diri memikirkan kejadian setiap kejadian,mengapa harus dia yang merasakan bahkan orangtuanya pisah hanya karena ego masing masing apa salah Luna mengapa mereka begitu tega pada gadis manis ini.

Luna menghembuskan nafasnya perlahan menikmati semilir angin yang menghempaskan wajahnya ia begitu luka dan rapuh,senyum senyum itu hanya kepalsuan semata apa Luna harus mengakhiri semuanya berubah menjadi Luna yang baru tanpa senyuman tanpa kepalsuan dan hanya ada keterlukaan.

"Huftt Nek Luna harus gimana"-luna.

Luna kembali memikirkan jalur yang akan ia cari kedepannya bagaimana hidupnya,bisa dibilang Luna sebatang kara saat ini karena kedua orangtuanya yang tidak perduli akan dirinya.

"Anying lah ngapa jadi stress gini gua"-luna

Luna menutup matanya berusaha mencari Kenyamanan dan akhirnya ia pun tertidur pulas.

***

Bell pulang telah berbunyi namun sedari istirahat tadi Luna belum kelihatan ando dan sisil sibuk mencari keberadaanya.

"Do kalo dia udah pulang pasti motornya juga gak ada nah ini motornya masih ada".-sisil

Ando berdecak kesal mengapa disaat seperti ini ia malah seperti orang bodoh.

"Lu balik aja sil gua yang cari Luna".
-ando

"Tapi gua ju"

"Balik sil biar gua yang urus".-ando

Sisil mengaguk pasrah lalu pamit kepada ando untuk segera pulang.

Ando masih sibuk mencari Luna,ia sudah mencari keseluruhan ruangan namun belum menemukan Luna hanya ada satu lagi yang belum ando cari.

"Rooftoop".-ando

Ando berlari terus sampai menaiki tangga sangat tergesa-gesa dan sampai di tangga terakhir ando dengan segera membuka pintu tersebut.

Angin berhembus kencang ando melirik kesegala arah hingga ia menemukan Luna yang tertidur dengan posisi duduk namun kepala mengadah keatas.

"Disini rupanya bikin panik aja lu".
-ando

Ando mendekati Luna lalu ikut duduk di samping gadis itu,meletakan kepala Ale dipundaknya agar kepala gadis itu tidak sakit karena mendongak.

Setelah 30 menitan akhirnya luna terbangun betapa terkejutnya ia Melihat ando sudah berada di sampingnya.

"Huamm ando ngapain".-luna

"Eh udah bangun kebo juga bisa ternyata lu ya".-ando

Luna mendengus kesal ketika ando malah meledeki dirinya.

"Balik yu lun".-ando

"Emang udah balik?".-luna

"Udah dari abad ke tujuh puluh satu".
-ando

"Lebay yowdah ayoo tapi gendong yaa".-luna

"Tumben lu".-ando

"Yowdah kalo gak mau lu"

"Iya iya Baperan amat si".-ando

Ando memposisikan dirinya setengah jongkok agar Luna gampang jika ingin menaik.

Luna menaiki punggung ando dengan perlahan dan ando pun mulai menggendong Luna lalu berjalan turun dari rooftoop.

Setelah sampai di parkiran ando langsung menurunkan Luna.

"Andoo".-luna

"Hmm".-ando

"Gua mau berubah aja ya cape selalu terlihat baik baik aja tuh".-luna

Ando yang tadinya lagi melamun langsung menoleh menatap Luna.

"Huftt itu terserah Luna aja,apapun keputusan lu gua ikut".-ando

"Kalo Luna mau minta ando nikahin Luna gimana?".-luna

Bluss

Entah mengapa tiba tiba saja pipi ando merona,bukan minta pacaran lagi langsung gas nikah dong.

"Bercanda andoo jangan Baperan".
-luna

"Beneran juga gak papa".-ando

Bluss

Kini pipi Luna yang bersemu merah niat hanya menggoda malah kena imbasnya.

"Yowdah lu balik gih,nanti malem gua jemput".-ando

"Emang mau kemana?".-luna

"KUA".-ando

Bluss

Lagi lagi pipi Luna bersemu merah mengapa jadi dia yang terkana imbasnya.

"Bercanda luna,nanti malem kita latihan buat acara pensi".-ando

"Okey tapi yang milih lagu Luna ya".
-luna

"2 lagu carinya jangan yang galau galau"-ando

"Iya iya bawel gua balik by honey".
-luna

Luna terkekeh geli ketika melihat wajah ando yang lagi lagi bersemu merah,sebelum membuat ando membalas godaannya ia berlari menaiki motornya dan pergi meninggalkan area sekolah.

"Sialan si Luna Untung gak kelewatan coba kalo bablas beuh udah gua cipok".-ando

Ando berjalan kearah motornya lalu pergi meninggalkan area sekolah.

.

.

.

.

Tbc
Salam Author🤘

Senyum Untuk Luka (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ