Adik?

3.9K 358 10
                                    





Votenya jangan lupa






















"Cium dulu mamanya" Nathan berlari kembali kearah Hana lalu mencium pipinya.

"Jangan nakal sama ayah" peringat Hana, bocah itu mengangguk dengan lucu lalu kembali kearah Renjun.

Hari ini Nathan dibawa jalan-jalan oleh sahabatnya itu, katanya lagi libur dan mau ngehabisin waktu bareng Nathan.

Setelah memastikan mobil Renjun telah jauh, Hana kembali lagi masuk kedalam ruangannya.

Duduk pada kursi kebanggaannya dan mulai membuka laptopnya. Membaca sebuah file yang telah tersaji pada email.

"Berkasnya dimana ya?" gumam Hana seraya membuka laci meja dan mencari sebuah kertas penting disana.

Hana terdiam sejenak untuk memikirkan dimana ia menyimpan berkas itu. "Ohh iya dilemari"

Ia meraih tas disebelahnya lalu keluar dari ruangannya. Tujuannya sekarang ualah rumah Jeno, berkasnya tertinggal pada lemari dirumah Jeno.

"Cas jagain dulu ya, aku mau keluar" pamitnya pada Lucas karyawan terpercayanya. "Siap boss"

Hana memasuki mobilnya sedan hitam miliknya lalu menancapkan gas meninggalkan area cafe.

Perjalanan dari cafe menuju rumah Jeno hanya menbutuhkan waktu setengah jam kalau tidak macet dan untuk saja kondisi sekarang tengah lengah karena hari libur.

Wanita itu memasukkan mobilnya kepekarangan rumah setelah pagar dibukakan oleh sang penjaga rumah.

"Selamat pagi nyonya" sapa sang penjaga "Pagi pak, saya masuk dulu ya"

Hana memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas beratnya saat melihat kondisi ruang tamu yang berantakan.

Baru saja ia tinggal satu minggu, namun berantakannya sudah seperti satu tahun.

"Apa yang dilakuin Jeno" dumelnya lalu meraih gelas yang tergeletak pada meja lalu dibawahnya kedapur untuk dicucinya.

Jeno dari dalam kamarnya keluar saat mendengar suara berisik dari lantai satu rumahnya. Saat dilihat hanya Hana yang tengah berkutat didapur, ia tersenyum manis lalu melangkahkan kaki memasuki dapur, melingkarkan tangannya pada oerut wanita itu dan menaruh kepalanya pada bahu Hana.

"Berat Jeno" ucap Hana saat menyadari bahwa ada Jeno.

"Kangen banget sama kamu" adunya sambil mengendusi leher putih Hana.

"Kamu udah makan belum? Kalau belum aku masakin" tanya Hana mengalihkan pembicaraan.

"Udah tadi delivery"

"Lepas aku mau ambil berkas"

Tidak, Hana tidak masuk kedalam kamarnya, tetapi naik kelantai dua dan masuk kedalam kamar Jeno. Dirinya yakin kalau baju kotor Jeno menumpuk.

Benar saja keranjang yang diperuntukkan untuk pakaian kotor telah penuh isinya.

"Jeno" dumelnya lagi saat melihat kamar pria itu jauh lebih berantakan dari ruang tamu tadi.

Ingin sekali Hana memiting Jeno sekarang juga. Bisa-bisanya dirinya tidur dengan ranjang yang berantakan, bahkan kertas-kertas kantor juga berserakan disana.

Setelah memasukkan pakaian kotor tadi pada mesin cuci, Hana berlalu memasuki kamarnya sendiri. Membuka lemari disana dan mengambil pakaian sang anak karena stok dirumah sang mama telah habis.

Bisa aja Hana membelikan lagi, namun yang berada dirumah Jeno masih bagus.

"Nathan ga kamu bawa kesini?" tanya Jeno yang tiba-tiba ada dibelakang Hana.

"Dia lagi diajak Renjun jalan-jalan" jawabnya sambil tetap mengambil baju Nathan dilemari.

Dengan secepat kilat Jeno udah membalikkan badan Hana untuk menatapnya dan membuat baju Nathan berjatuhan dibawah.

Tiba-tiba Jeno memiringkan wajahnya sambil terus mendekatkan pada wajah Hana. Hana dapat merasakan deru nafas Jeno yang masih beraturan. Saat semakin dekat Jeno menutup matanya dan mulai mencium bibir Hana.

Entah kenapa Hana juga membalasnya, menurutnya ciuman yang diberikan Jeno itu candu dan sebaliknya menurut Jeno bibir Hana itu manis.

Jeno semakin menarik badan Hana untuk mendekat dibadannya, dan sekarang sudah tidak ada celah lagi antara badan mereka.

Jeno berjalan pelan untuk mendekati ranjang sambil tetap tidak melepaskan tautan mereka. Sekarang Jeno sudah menindih badan Hana dengan badannya diranjang wanita itu.

Jeno semakin enggas dengan ciumannya turun keleher Hana yang terekspos karena rambut Hana yang tengah diikat. Tak berselang lama sudah ada bekas kemerahan pada leher Hana karena ulah Jeno.

Jeno dengan buru-buru melepaskan kaos tanpa lengannya itu dan dibuang kesembarang tempat. Disambarlah lagi bibir Hana yang menganggur itu.

Jeno meletakkan tangan Hana untuk melingkar pada lehernya.

"Ayo buatin Nathan adek" ajak Jeno disela ciumannya.

"Ga, kamu mau digebukin kak Jaehyun sama kak Taeyong lagi kayak waktu pertama dulu?"

"Besok kita langsung nikah" ucap Jeno dan langsung menyambar bibir Hana lagi.

"JENO BANGUN UDAH SIANG!"

Teriak seseorang dari luar yang sepertinya baru memasuki rumah, teriakan Taeyong membuat kegiatan mereka berdua terhenti. Hana buru-buru merapikan pakaiannya yang berantakan dan segera mengambil berkas dan baju anaknya.

Jeno memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya, berani-beraninya orang diluar itu mengganggu kegiatannya.

Hana yang keluar dulu dari kamar dan disusul Jeno yang keluar sambil memakai lagi bajunya.

Taeyong membulatkan matanya saat melihat dua orang itu keluar dari kamar yang sama.

"Aku pulang dulu" ucap Hana lalu beranjak keluar dari rumah Jeno.

Taeyong melirik sang adik yang tidak melepaskan taapannya dari punggung Hana yang sudah menjauh.

"Gausah dilihatin mulu nanti tegangnya ga selesai-selesai" cetus Taeyong sambil memukul perut Jeno untuk membuyarkan lamunannya.

"Kok tau aku masih tegang?"

"Kelihatan banget bodoh itu!" ucapnya sambil menunjuk kepunyaan Jeno yang sudah menegang dibalik celana pendeknya.

"Dahlah mau nyolo aja" Jeno pun kembali memasuki kamar Hana.





TBC

Yuk dilirik juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk dilirik juga

"Celine - Jung Jaehyun"

Diketik dengan bahasa baku









✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang