Back

1.5K 276 71
                                    

Kepulangannya kembali menghiasi warna dipagi hari. Cukup terasa lama mengenakan pakaian. Sentuhan manja disetiap detik diberikan Levi.

Itu cukup aneh tapi terasa menyenangkan.

Acara persiapan diakhiri oleh pita putih yang dikaitkan Levi ke surai (h/c).

Memasuki ruang makan yang dipenuhi oleh mata menuju pada Levi tidak, lebih tetap pada keduanya.

"Syukurlah kau sudah sembuh" ucap syukur Hange. Matanya berpindah pada Levi yang sedari menyulangi (y/n). "Kau hebat bisa membuat pria dingin ini menunggu"

"Menunggu.... untuk apa?" (y/n) menatap mata Levi-- cukup lama.

"Diam dan makan ini" Levi memaksa masuk sendok ke dalam mulut (y/n).

"Ah!" Hange mengingat sesuatu. "Erwin bilang (y/n) tidak fasih berbicara"

"Tidak fasih bagaimana?" Levi tetap sibuk pada (y/n).

"Dia seperti tidak tau kata atau kalimat begitu" Hange kembali mengunyah sarapannya. Menunjuk (y/n) dengan sendok. "Apa yang kau tau?"

(y/n) menggeleng kepala, tidak tau.
"Ada seseorang yang pernah mengatakan padaku; Segala didunia ini ada artinya"

Begitu juga membunuh, Tapi (y/n) tidak tau-menau kenapa dan sejak kapan ia melakukannya.

"Apa yang kau inginkan?" kali ini Levi yang bertanya.

"Ingin?" (y/n) menoleh pada Levi, dengan tampang polos ia berucap.
"Ingin Levi"

Meja makan ketiga orang tersebut langsung hening tak bersuara . Levi juga berhenti menyulangi sang gadis. Hange pun memilih pergi setelah menelaah kalimat (y/n).

"Nikmati waktu kalian" pamit Hange.

(y/n) memiringkan kepala, menimang apa yang terjadi.

"(y/n)"
(y/n) menegapkan bahunya, menoleh pada Levi.
"Nikahin aku"

"Apa itu?"

***

Eren dan Mikasa menatap diam (y/n) yang duduk di depan mereka.

Armin datang memanggil kedua teman kecilnya. "Oi!" langkahnya terhenti, menoleh pada (y/n). Gadis itu tepat duduk diam. Namun, sudah di tatapin oleh tiga orang tersebut-- dengan tatapan sulit diartikan.

Levi datang memanggil nama sang gadis. "(y/n)! Pakai ini" Levi memakaikan coat coklat tua lalu memasangkan jubah hijau gelap yang berlambangkan sayap kebebasan.

Ketiganya diam terbungkam, melirik satu sama lain sampai Hange dan pendeta Nick datang.

"Maaf lama menunggu" perhatian Hange tertuju pada Levi-- yang selesai sibuk dengan (y/n). "Kau serius akan melakukannya?"

"Iya. Aku serius" jawab Levi cepat.

Ketiga orang dihadapan saling bertukar pandangan tak mengerti maksud atasan mereka.

Hange dan pendeta Nick ikut naik keatas kereta. Suasana cukup canggu akan apa yang di lakukan kapten cebol bersifat dingin.

(y/n) duduk di pangkuan Levi. Tangan Levi melingkar di perut sang gadis.

"Kapten kenapa ikutan juga?" Percakapan diawali oleh pertanyaan Eren.

"Erwin mau menguji kekuatan gadis ini" respon Levi.

"Tapi kaki kapten masih sakit. Apa tidak masalah?" Mikasa ikut bertanya.

Levi mengacak surai (y/n).
"Gadis ini mau menuruti perkataanku saja. Jadi aku harus ikut"
Eren, Armin dan Hange tersenyum miris merespon.

Suara nada tinggi memerintahkan gerbang untuk dibuka terdengar sampai ke ujung barisan. "Buka gerbang!"

Disusul dengan suara Komandan Erwin yang memerintahkan seluruh pasukan. "Berangkat!"

Suara membalas pintah Erwin terdengar. Semuanya memacu kuda mengikuti sang pemimpin pergi.

***

Perjalan dengan latar belakang langit malam yang tergantung bulan diatas kepala.

Perdebatan muncul, berhubungan dengan pendeta Nick dan juga tentang titan di dalam tembok.

Eren menyolot dengan hebat terakan bibir pendeta Nick yang tak mau terbuka. Namun, Hange menjadi perwakilan atas celotehan Eren.

Levi melirik tajam pendeta Nick. "Sekarang aku tak berguna tapi aku bisa saja menyuruh (y/n) memecahkan kepalamu sekarang juga"

Namun, tengah di peluk erat oleh Levi, (y/n) meraih tangan pendeta Nick.
"Hentikan" (y/n) berhenti sesuai ucapan Levi-- melepas tangan pendeta itu juga.

Eren dan Armin memasang wajah tenang, nyatanya batin sudah berteriak hisetris. '(y/n)-san menakutkan'

"Tapi... (y/n) baru saja sembuh. Apa tidak masalah ikut?" tutur Hange, perihatin.

"Kau tak perlu khawatir, kuso megane" satu tangan Levi menjalar di pipi (y/n). "Aku sudah meneliti setiap inchi tubuhnya"

Sekali lagi batin Eren dan Armin berpekik-- ralat Hange ikutan juga. 'Mereka berdua menakutkan! Siapa pun pisahkan mereka!'

"Kita sudah sampai di distirik Hermiha" Hange mencairkan suasana. Kebetulan mereka sudah sampai di distirik Hermiha berada.

***

Levi menuntun (y/n) duduk ditempat yang bisa dijangkau lelaki bertubuh pendek ini. "Diam disini"

Atensi Levi beralih mendengar Hange yang berteriak ke pendeta Nick. Levi mendekat perdebatan yang belum tuntas.

Hange masih berteriak kesal karna pendeta Nick belum juga ingin mengatakan kebenaran tentang titan yang ada didalam dinding.

Pendeta Nick berucap bahwa ia tetap akan membungkam mulutnya, ia berkata bahwa ada seorang gadis yang mengetahui kebenaran segalanya. Saat nama gadis itu disebut Eren langsung bergegas meraih manuver 3d miliknya tapi ia malah bertabrakan dengan seseorang.

Brak!

"Sasha?"

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mikasa pada orang yang ditabrak Eren, tak lain ia adalah Sasha.

Sasha mengabaikan ketiga temannya, menyodorkan gulungan kertas yang diminta untuk diberikan pada Kapten regu Hange.

Hange menerimanya, berucap kerja bagus dan memberi Sasha kentang rebus, sebagai balasan.

Levi kembali pada (y/n), yang ia tinggalkan tadi. "Oi. Pakai perlengkapan manuver 3d mu" gadis itu melakukan perintah Levi.

Setelah memasang bagian belakang pendorong gas, Levi memasangkan jubah hijau gelap ke tubuhnya. Tak ia melupakan untuk mengusap surai (y/n).

Sifat baru Levi, mengelus kepala (y/n).

Levi menarik tangan (y/n). Membawanya masuk ke dalam ruangan.

Levi A.  ❛UnoccupiedWhere stories live. Discover now