Part 3

188 47 32
                                    

Tak ada barang yang terlalu penting dibawa oleh Renjana selain laptop juga iPad dan buku sketsa yang memang ia bawa untuk mendesain busana. Hanya beberapa 'dalaman' yang pastinya sangat dibutuhkan oleh si cantik, dan juga beberapa baju casual dan piyama tidur. Renjana pun masih bisa kembali ke apartemennya nanti ketika dia butuh barang lainnya.

Seperti yang sudah dikatakan oleh Kenzino, bahwa ia akan mengirimkan seorang sopir untuk menjemput juga membantu Renjana pindahan. Hari itu pun Renjana sudah memutuskan untuk pulang lebih cepat dari butik dan mengutus salah satu karyawannya untuk menutup butik nanti. Tepat jam 5 sore, Renjana mendapatkan telepon dari pihak resepsionis apartemen yang mengatakan bahwa seseorang bernama Samuel sudah menunggu di lobby. Ya, Samuel adalah sopir yang diutus Kenzino untuk menjemput dirinya. Dengan segera Renjana mengunci apartemennya lalu beranjak menuju lobby apartemen.

F*ck the rich! Renjana dibuat mengumpat begitu mendapati sebuah Range Rover 3.0 Autobiography Long Wheel Base terparkir di depan gedung apartemennya dan seorang pria yang Renjana perkirakan berada di usia pertengahan 30an, berdiri di samping mobil siap membukakan pintu penumpang untuk dirinya.

"Selamat sore, nona Renjana," sang sopir menyapa dengan sopan. Lalu dengan sigap, pria itu mengambil alih koper kecil yang dibawa Renjana dan memasukkan ke dalam mobil.

"Maaf merepotkan," ucap Renjana basa-basi ketika si sopir mempersilahkan dirinya untuk naik ke mobil.

"Tak masalah, nona... ini memang sudah tugas saya," sahut si sopir yang kini sudah melajukan mobil meninggalkan kawasan gedung apartemen Renjana.

Renjana memutuskan untuk tidak terlibat percakapan dan memilih diam. Bukan tanpa alasan, tapi jujur saja ia merasa canggung memikirkan kemungkinan bahwa si sopir mengetahui hubungan antara dirinya dan Kenzino. Bukankah itu sedikit memalukan saat orang lain mengetahui label dirinya sebagai 'sugar baby'?

Dengan gelisah memainkan cincin yang tersemat di jari telunjuknya, Renjana pun melihat ke luar jendela, memperhatikan jalanan yang macet seperti biasanya. Berdebat dengan dirinya sendiri, memikirkan tentang keputusan gilanya untuk menandatangani 'kontrak' tersebut. Renjana has lost her mind because of 'money' and 'attention'. Semoga saja, dia memang akan mendapatkan sedikit keuntungan dan bukannya semakin merugi.

***

Renjana ini lucu sekali dan tidak belajar dari pengalaman sama sekali. Sudah jelas sadar kalau Kenzino itu memiliki kekayaan yang melimpah, tapi masih juga kaget saat kedua bola matanya mendapati penampakan kawasan condo mewah di depannya. Renjana jelas tahu berapa kisaran harga sewa per bulan satu unit condo di kawasan tersebut. Dan dengan harga tersebut, Renjana bisa menghasilkan belasan desain baju untuk pameran PFW.

Renjana membuka pintu sendiri ketika Samuel turun dari mobil dan melangkah ke samping pintu dekat Renjana duduk, berniat membukakan kembali pintu untuk si cantik. Melihat Renjana yang turun lebih dulu pun, Samuel hanya bisa menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal. Bukan apa-apa, memang siapa sih yang tidak bisa membuka pintu? Dasar manja! Dan Renjana bukan wanita manja!

Renjana memperhatikan tiap lantai yang dilewati oleh lift gedung tersebut. Hingga akhirnya lift berhenti di lantai paling atas gedung tersebut, lebih tepatnya di lantai 30. Begitu lift terbuka, hanya ada satu pintu di hadapan mereka, berarti kalau hanya Kenzino yang berdomisili di lantai tertinggi gedung condo tersebut. Samuel memasukkan password pada pintu tersebut lalu membukanya, bergeser sedikit mempersilahkan Renjana masuk.

Netra si cantik membulat sempurna mendapati penampakan condo tersebut. No! It's actually a f*cking huge luxurious penthouse not just common condo! Renjana menelan ludahnya mengamati kemewahan interior yang tersaji di hadapannya tersebut.

met·a·noi·aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang