chapter 1

179 37 1
                                    

"Hah? hahahahahahahaha!! astaga~ kau memanggilku hanya untuk itu? Lucunya. Hm, aku tidak akan bertanya mengapa kau akan melakukan itu." Atsumu terdiam sebentar. Menatap iris [your eyes] gadis dihadapannya yang bagaikan tidak ada semangat hidup.

'Jika tidak ada semangat hidup untuk apa memanggilku? Dia bisa saja langsung bunuh diri kan?'

"Kita sudah menjalin kontrak." Katanya. Tatapannya jadi serius. Namun tatapannya masih tidak ada semangat hidup. Masih gelap.

"Tentu. Jika aku melanggar kontrak kekuatanku akan diambil lalu aku akan disiksa daaan berakhir mati." Katanya. Walau dirinya iblis tingkat tinggi, sudah kodrat semua iblis di atur negini saat melakukan kontrak.

Dan sang iblis tak dapat memilih siapa majikan mereka. Sang majikan juga tidak bisa memilih ingin iblis yang bagaimana. Semuanya hanya tergantung takdir yang ditulis oleh dewa. Terjadang juga pemanggil iblis bisa saja gagal yang bisa saja menyebabkan kematian.

"Siapa namamu? Aku Miya Atsumu, tuan putri. Kau bisa memanggilku Atsumu." Kata Atsumu sambil menunduk hormat bagaikan laki-laki yang menunduk hormat pada tuan putri. Atsumu juga mencium tangan gadis itu. Jujur saja ia agak tidak terbiasa walau dirinya terlahir dari keluarga bangsawan.

"[Full Name]. Panggil saja dengan namaku." Katanya dengan datar. Atsumu terkekeh geli. Selama ini, saat ia melihat saudara kembarnya dipanggil oleh gadis bangsawan kepribadiannya sangat berbeda jauh dengan [Name].

"Unik." Kata Atsumu. [Name] mengerutkan keningnya heran.

"Apa?" Tanyanya. Atsumu langsung menggeleng.

"...Kalau begitu aku akan tidur." Kata [Name]. Ia langsung berjalan menuju ranjangnya dan menidurkan dirinya. Iblis tidak tidur. Jadi Atsumu akan menjaga [Name]. Ini sudah kewajibannya menjadi peliharaan baru gadis bangsawan tersebut.

Atsumu tidak menapakan kakinya di lantai. Ia terbang tapi tidak terlalu tinggi. Keadaan kamarnya lumayan berantakan. Tapi Atsumu tidak akan membereskannya kecuali ia disuruh. Sudah aturannya pula tidak boleh menyentuh barang milik majikan.

"Peraturan sialan." Gumamnya kesal. Padahal sebelum dipanggil ia bebas kemana saja. Ingin kemana saja, melakukan apa saja bebas. Tidak ada yang akan memarahinya atau menghukumnya. Kecuali kembarannya yang kesal dengan tingkah laku Atsumu.

Ceklek.

Pintu terbuka. Cahaya masuk saat pintu dibuka. Kamarnya terlalu gelap jika dibanding diluar kamar. Pria yang kelihatannya sudah tua masuk tanpa mengetuk pintu. Tidak sopan sama sekali.

"Aneh. Biasanya perempuan itu saat ini sedang menyiksa dirinya. Ah, aku harus memberitahu ini pada yang mulia ratu." Katanya lalu keluar. Tak lupa menutup pintu kembali. Atsumu hanya diam memerhatikan.

'Atasannya menyiksa diri didiamkan?' Herannya. Rasanya ingin berkeliling istana untuk mencari informasi. Tapi ia tak seharusnya berbeda ruangan dengan majikannya. Terkecuali jika sedang berganti pakaian atau mandi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Matahari sudah naik menggantikan bulan. Sudah siang namun gadis tetsebut masih tidur. Atsumu bosan. Rasanya ingin membangunkannya saja. Agak kasihan juga melihatnya yang lemah ini memiliki banyak luka.

Wanita bangsawan biasanya tidak diperbolehkan memiliki luka sama sekali. Mereka akan dibilang cacat. Dam kemungkinan besar tidak akan dinikahi oleh pria manapun.

Hingga erangan kecil keluar dari mulut [Name]. Ia membuka matanya. [Name] bangkit dari ranjangnya dengan rambut berantakan.

"Pelayanmu tidak kesini untuk mengurusmu?" Tanya Atsumu. [Name] membalasnya dengan gelengan.

revenge||demon! atsumu x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang