chapter 2

143 36 1
                                    

Warn: kekerasan

________________

[Name] tersentak. Iris [eyes color] melihat siapa yang meneriakinya. Ternyata saudara tertuanya dari selir lain.

"Masalah?" Tanya [Name]. Tatapannya masih datar.

Saudara perempuan [Name] itu mempunyai nama [last name] Camellia. Dia mempunyai paras yang lebih cantik dibanding [Name] karena dirinya lebih terurus dibanding [Name] sendiri. Ia juga mempunyai rambut pirang panjang keturunan dari ibunya dan iris [eyes color] dari ayah mereka. Tingginya melebihi [Name]. Namun sayangnya dia suka semaunya sendiri.

"Apa-apaan kau?" Katanya. Camellia mendekati [Name]. Tanpa ragu dia mendorong [Name] hingga terjatuh ke air mancur yang menyebabkan gaun [Name] menjadi basah.

Camellia masuk ke dalam air mancur. Ia menginjak badan [Name] dengan keras. Kepala [Name] juga dibuat masuk kedalam air hingga [Name] tak dapat bernafas. Camellia tidak peduli gaunnya ikutan basah karena tindakannya ini. Toh, dia punya banyak pakaian lainnya.

"Seharusnya kau menurut padaku. Kau tidak tahu rumormu apa?" Kata Camellia. Ia menatap dingin saudaranya tersebut. Beberapa pelayan yang lewat juga membiarkannya saja.

[Name] langsung menarik kaki Camellia yang membuat gadis itu terjatuh. Camellia memekik. Kepalanya mengenai pinggiran air mancur yang menambah sakit pada kepala dan badannya.

"Kau tidak menyuruhku saja?" Kata Atsumu. [Name] menggeleng pelan. Ia tak mau kekuatan Atsumu dibuang secara percuma. [Name] juga memiliki kekuatannya. Ia tak perlu bantuan Atsumu hanya untuk masalah sepele seperti ini.

"Kau--SIALAN! padahal kau tidak pernah dianggap oleh keluarga ini! Tapi bisa-bisanya kau melakukan ini padaku!?? Kau akan dihukum mati!" Teriaknya saat sudah bangkit. Camellia mengatakan itu sambil menunjuk [Name] dengan jari telunjuk.

[Name] tidak mengubris kata-kata Camellia. [Name] langsung saja pergi begitu saja bagaikan kata-kata Camellia hanyalah angin lewat.

"Sepertinya tidak ada yang aman kecuali di kamar." Kata [Name].

"Kau ingin membalas seperti apa hah?" Tanya Atsumu. [Name] menghentikan langkahnya. Menatap Atsumu dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Besok akan diadakan acara ulang tahun ayahku. Pasti akan ramai. Kita mulai saja saat itu." Kata [Name]. Atsumu mengangguk. Hingga saat mereka melewati taman. Ada dua anak kecil berbeda gender mendekati [Name].

"Onee-chan!! Onee-chan!" [Name] mengerutkan keningnya. Mereka langsung memanggilnya begitu saja. Aneh. Mereka tidak diajarkan sopan santun? Atau mereka bukan dari keluarga bangsawan?

"...apa?"

"Ayo bermain dengan kami!" Kata Mereka. Atsumu menatap kedua anak kecil tersebut dengan curiga. Mereka seperti anak yang berumur 5 tahunan. Kenapa mereka ada di taman kekerajaan?

"Ayo dong! Ayo dong! Onee-chan yang jaga ya! Kita yang sembunyi! Bye!" Setelah itu mereka pergi berlari. [Name] pertama kalinya ia bertemu anak kecil. Mungkin karena ia juga selalu mengurung diri di kamarnya.

"Kau akan mengabaikan mereka atau bagaimana?" Tanya Atsumu. [Name] menghela nafas.

"Biarkan saja." Katanya. Mereka kembali berjalan.

"Lagian mereka anak darimana?" Tanya Atsumu. [Name] menggeleng. [Name] benar-benar pendiam. Kenapa dirinya mempunyai kontrak dengan manusia pendiam? Bukankah lebih baik yang cerewet?

Tapi kalau yang cerewet juga sepertinya akan lebih bermasalah. Jadi lebih yang yang pendiam. Walau jika Atsumu tidak angkat bicara tidak akan ada yamg bersuara selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

revenge||demon! atsumu x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang