24. Dear Naldi

1 0 0
                                    

Mungkin sudah saatnya
Bisa pergi
Atau ulangi
Boleh juga memperbaiki
Penyesalan tidak
Memperbaiki apapun
Tetapi penyesalan
Merubah tindakan
_Author

24. DEAR NALDI

Gadis itu mengambil kertas berwarna kuning dengan tinta hitam yang mulai ia goreskan perlahan.
"Aku bukan gadis bodoh nal, setidaknya aku harus menyelesaikan meskih tanpa adanya ikatan!"

Waktu sudah sangat larut malam dan Anggu masih setia menulis kata kata yang mewakili dirinya, semua harus ia utarakan meskin tak seperti hayalan.
Setelahnya dengan perlahan ia masukan kedalam sebuah amplop biru.

*****

"Kamu gak pa-pa kan kemarin?"Naldi memeluk erat tubuh mungil Anggun.

Gadis itu mulai terlihat salah tingkah, lalu dengan sangat teliti ia memberikan amplop biru itu kepada Naldi"eh i...i..ini"

"Ini apa? Gue buka!"

dengan segera Anggun menahan tangan Naldi"eh itu anu, na...nanti aku ke kelas dulu yah!"

Naldi hanya terkekeh melihat tingkah gadis itu yang sangat aneh, dan dengan buru buru meninggalkan Naldi.

*****

Sudah bel masuk namun dikelas Naldi hanya jamkos, cowok itu tak ke teman temannya atau markas namun duduk dikantin sendirian dan mulai membaca surat dari Anggun.

Dear Naldi

Ada rasa yang harus diperbaiki,
Ada rindu yang harus kita jumpai,
Dan ada kenyataan yang harus kita jalani.
Namanya cinta,
Ketika semuanya menyatu dalam semesta.

Kata yang tak sempat kuucapkan
Dan tak mudah kuutarakan,
Rasa benci berbanding jauh dari cinta ini.
Tentangmu yang belum usai cerita,
Tentangku yang belum mampu berpisah.

Ini cerita kita
Dear Naldi
Hanya ini yang mewakili suaraku,
Biar saja rasaku tanpa balasmu,
Karena cinta bukan tentang kemarin,
Tetapi hari ini, esok, dan nanti.

Dengan senyum penuh arti Naldi sangat bahagia, Anggun tak pergi dan benar benar disini.
Gadis itu sangat berharga.

*****

Sedang Anggun tengah bingung sendiri, entah mengapa ia menunggu pesan dari Leo, biasanya pagi pagi cowok itu sudah mencarinya walau harus bermasalah dengan Naldi bahkan anak anak yang lain.
Mengapa berubah? Apa Leo marah? Lalu mengapa Anggun menunggu Leo bukannya dia tidak jatuh cinta pada cowok itu.

"Kenapa sih lo? Kayak orang belum bayar cicilan aja lo!"benar saja Adinda melihat kekhawatiran yang sangat menonjol dari seorang Anggun.

"Eh, en...e...gak kok!"ujar gadis itu cepat.

"Kantin yuk!"

"Lo aja duluan gue lagi males,"Anggun memilih duduk diam dan membuka setiap pesan yang dikirimkan Leo padanya.

Leo: udah makan?

Leo: jangan telat bangunnya dong.

Leo: kamu kalau ada waktu kita jalan yuk!

Leo: aku jemput yah?

Leo: sayangk!

Leo: pagi nggun, udah bangun?

Leo: aku udah deket rumah kamu, kita jadi jalan kan?

Sampai pesan yang terakhir kemarin, cowok itu kemana? Apa ia sakit?

*****

"Kok malu?"tanya Naldi dengan nada menggoda"katanya cinta?"

"Ih apaan sih!"pipi Anggun sudah sangat merah, sangat malu.

"Tenang aja, suratnya masih aku simpan, dari pacar aku Anggun Wardhana!"Naldi sudah mengganti panggilan menjadi aku-kamu, dan dengan sangat percaya diri sekali lagi ia ingin mencintai gadis itu.

"Hmm aku gak ngerti!"

"Kita pacaran, sekarang gimana? Udah ngerti kan?"

"I...iya!"Naldi hanya terkekeh melihat gadis itu, ia sangat polos  bahkan sangat cantik.

"Ayo aku anter jalan jalan!"

"Boleh!"sangat menyenangkan, Naldi sudah seperti dulu lagi, seorang yang kalem, penyayang, dan sangat baik namun apakah ia sudah siap kehilangan Leo? Mungkin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~IcipIcipAuthor~~

Gw harap sesuai ekspektasi yah
Soalnya takut gak masuk ke ati kalian gitu!

•~•
Gimana Anggun sama Naldi
Mereka balikan loh
Seneng gak? Yah b aja sih hehe°><°

:D
Dengan sangat berterima kasih
Mari kita lanjut ke part selanjutnya

Dear Naldi (Selesai✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang