Ipen Mingguan

17 1 4
                                    

Tema: skandal
Keyword: ah-uh-ih, wik-wik, ea-ea-ea, tirai tiga, survei membuktikan
Majas: ironi

Ah-ih-uh ….

Teriakan nikmat terdengar dari kamar 130. Sudah dapat ditebak mereka saat ini pasti sedang melakukan wik-wik. Bunyi ranjang berderit dari yang semula pelan menjadi semakin cepat, menandakan aktivitas yang sedang terjadi di kamar itu. Tirai tiga melambai-lambai seakan mengajak siapapun untuk melihat adegan sepasang manusia yang sedang dilanda gairah membara.

Yoga dan Shirley adalah sesama alumni SMP Hulala. Di ajang reuni mereka dipertemukan kembali, Yoga sebagai ketua dan Shirley sebagai sekretaris. Seringnya waktu yang mereka habiskan bersama, menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.

Dan, disinilah mereka, di kamar 130. Seumur hidup Shirley memegang teguh norma-norma dan kesetiaan dalam berumah tangga, tetapi lihat apa yang terjadi sekarang?. Tubuh polos tanpa sehelai benang dengan laki-laki yang sebelumnya hanya dia tahu namanya saja. 

Tubuh saling berhadapan, kaki bertautan, tangan Shirley bermain dan membelai bulu dada Yoga, dia bisa merasakan degup jantung Yoga yang semakin berpacu. 

Yoga mengerang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, wajahnya mendekat … perlahan mencium Shirley dengan lembut. Alih-alih berhenti, Yoga semakin menggebu, menjelajah mulut Shirley dengan lidahnya, mengecap rasa Shirley. 

Tangan Shirley meremas rambut sekaligus menarik kepala Yoga semakin mendekat. Mulut Yoga terasa panas dan penuh gairah. Setiap cumbuan mengirimkan getaran listrik yang menghangatkan dan menggetarkan seluruh tubuh Shirley.

Shirley melenguh dan semakin merapatkan tubuhnya. "Oh, cepat! Aku sudah tak tahan." Setiap desahan semakin membakar gairah dan panas ke sekujur tubuh.

Yoga semakin memperdalam ciumannya, menarik diri beberapa saat dan menatap netra Shirley seraya berkata,"Kau cantik sekali." Shirley serasa meleleh mendapatkan pujian dan tatapan penuh cinta dari Yoga. "Cintai aku," bisik Shirley.

Yoga mendekap erat tubuh Shirley, dengan bertumpukan lutut dan tangan, perlahan Yoga menyatukan tubuhnya ke dalam tubuh Shirley. Nafas dan jantung mereka semakin terpacu seiring gerakan yang semakin cepat. Dan ---

 ea-ea-ea ....

Ledakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, Yoga mencium Shirley untuk meredam teriakan penuh nikmat yang keluar dari bibir mereka berdua. Saripati Yoga terasa hangat mengalir dalam tubuh Shirley. Denyutan nikmat berlangsung lama dan tanpa akhir Shirley rasakan. Shirley tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan suaminya.

Selama beberapa menit mereka terdiam, menikmati moment yang baru saja terjadi. Melempar tubuh ke samping, Yoga memeluk tubuh Shirley.

"Seandainya saja kau belum punya suami, kita pasti bisa seperti ini selamanya," bisik Yoga sambil membelai lembut rambut Shirley.

"Hmm … aku juga berpikiran sama. Namun, itu semua tak mungkin terjadi, di rumah sudah ada anak dan istri yang sudah menunggu, begitu juga diriku. Aku berharap ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita. Aku tidak mau rumah tanggaku hancur berantakan. Survey membuktikan, pihak perempuan selalu yang dirugikan apabila skandal terbongkar," ucap Shirley penuh penyesalan.

Mengumpulkan pakaian dan celana dalam yang tercecer, Shirley segera mengenakan kembali satu persatu. Yoga hanya menatap pasrah kepergian Shirley. Mengapa mereka baru bertemu sekarang disaat mereka berdua sudah mempunyai pasangan. Sungguh manis sekali bagaimana hidup ini mempertemukan mereka kembali.

Yoga keluar dan menyerahkan kunci hotel kepada petugas yang berjaga di depan. Tidak akan pernah kulupakan apa saja yang terjadi di kamar 130 ini. Menaiki motor dan berlalu pergi dengan sejuta angan-angan yang berkecamuk di kepala Yoga.

PseuCom


ipen weekendWhere stories live. Discover now