19

5.5K 1K 61
                                    

SUASANA rumah sakit mengingatkan Lisa akan kejadian bertahun-tahun yang lalu.

Banyak orang di sana, entah duduk menunggu keluarga maupun berlalu-lalang mengurus berbagai macam hal.

Tak jarang terlihat juga beberapa dokter dan suster keluar-masuk kamar pasien.

Begitu pula dengan kabar yang baru saja Lisa dapat, hampir sama dengan diagnosis Chanyeol kala itu.

Benturan keras terjadi pada belakang kepala dan mengakibatkan cedera berat. Cedera ini menyebabkan masalah lain, yaitu pendarahan di otak.

Lebih tepatnya adalah pendarahan subarachnoid, terjadi pada jaringan di bawah selaput pelindung otak.

Dahulu Chanyeol tak dapat diselamatkan karena pertolongan datang sangat terlambat. Padahal pendarahan ini diharuskan mendapatkan bantuan medis secepat mungkin.

Sementara Rose sudah mendapatkan penanganan dengan cepat. Namun, ada suatu hal yang tak pernah Rose katakan pada Lisa.

"Sayangnya pasien Rose menderita tumor otak, dampaknya sudah berpengaruh pada pembuluh darah. Diduga gejala tumornya datang saat pasien Rose menyetir."

Lisa meneteskan air mata.

Entah apa saja yang sudah Lisa lewati mengenai kehidupan Rose. Dan ketika ia mendengar Rose menderita penyakit serius seperti ini tanpa memberitahu, Lisa merasa dirinya bukanlah seorang sahabat yang berguna.

"Sehingga benturan yang terjadi semakin memperparah kondisi pasien Rose. Sekarang dokter spesialis kami tengah berusaha menyelamatkan pasien Rose. Mohon doanya."

Taeyong menelan ludah sebelum memberanikan diri untuk bertanya.

"Lalu bagaimana dengan anak yang bersama Rose?"

Dokter tersebut mengukir senyum, walau sama sekali tak sampai di kedua matanya.

"Pasien Jisung mengalami patah tulang di kaki kanan dan retak tulang di kaki kiri."

Kedua tangan Lisa mengepal erat.

"Pasien masih di bawah pengaruh obat bius, jadi kami belum bisa memastikan beberapa hal."

Suasana ruangan terasa sangat hening mencekam sesaat ketika dokter menjeda ucapannya.

"Selain itu, kemungkinan besar pasien akan mengalami shock atau trauma. Keadaan selanjutnya akan kami infokan."

Taeyong mengangguk paham sembari terus mengelus pundak Lisa, berusaha menenangkan kondisi Lisa yang terguncang.

Ia sudah menelepon Irene beserta Suho, karena Taeyong tak tahu harus mengabari siapa lagi. Mereka berdua akan segera sampai beberapa menit mendatang.

Beberapa detik kemudian Lisa mengusap pipinya, menghapus sisa air mata.

Di saat yang sama sang dokter menghela napas dalam. Menimbulkan ketakutan lain tumbuh lagi di dalam diri Lisa.

"Saya tidak seharusnya mengatakan ini. Tapi pasien Jisung beruntung tidak menderita cedera berat karena dilindungi oleh saudara Rose."

Lisa perlahan mengangkat wajah, menatap dokter tersebut dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak sadar telah menahan napas menunggu kalimat lanjutan si dokter.

"Saudara Rose melakukan hal yang berani dengan memeluk Jisung sebelum terjadi benturan."

Lagi-lagi air mata mengalir.

Kedua mata Lisa terpejam erat. Ia tak dapat memikirkan apa pun selain keadaan Rose dan Jisung.

Kakinya terasa lemas ketika mencoba melangkah keluar ruang dokter. Bahkan ia butuh bersangga pada dinding agar tidak jatuh, dengan tangan yang bergetar hebat.

"Lisa,"

Wajah Lisa mendongak, bertemu pandang dengan Taeyong. Terlihat jelas pantulan kesedihan yang mendalam di manik masing-masing.

Tepat di belakang pria tersebut, Irene berlari menghampiri.

"Lisa!"

Ia langsung menghamburkan diri ke pelukan Irene. Lisa terisak keras, meluapkan seluruh rasa sakit yang sejak tadi ia tahan.

Irene tak mampu mengucapkan sepatah kata melihat kondisi Lisa. Pandangannya mengarah ke sang adik, Taeyong.

Namun Taeyong tidak berniat memberitahu.

Dia hanya menundukkan kepala dan mengajak Suho menjauh. Masalah kecelakaan ini tidak hanya melibatkan Rose dan Jisung, sehingga polisi ikut turun tangan.

"Ssttt, Lisa, mereka gak bakal kenapa-kenapa."

Lisa menggeleng pelan di pelukan Irene. Rasanya menyakitkan begitu tahu Jisung terluka, tapi ia juga takut Rose pergi meninggalkan dirinya dan Jisung.

Pada akhirnya ketakutan Lisa menjadi nyata.

[tbc.]

02/19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02/19

nanaourbunny

[1] StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang