Part.06 Cowok Sialan

8.8K 973 32
                                    

Setelah beberapa menit berdebat dengan Rachel tadi, Bara dipanggil untuk naik ke ring, Altan di seberangnya juga sudah ganti dan siap-siap.

"Tuan Barta melarang mu boxing untuk saat ini." kata Rachel tiba-tiba, Bara berdecak pelan dari mana ayahnya tahu jika dia akan ketempat ini.

"Kalo lo nggak ngasih tahu, papa gue nggak akan tahu."

Oke, salahkan Rachel jika Bara kalah, pikirannya jadi tidak fokus untuk tanding sekarang, ronde 2 telah berakhir. Bara duduk di kursi sambil menetralkan nafasnya lalu minum air mineral serta mengelap keringat yang bercucuran di tubuhnya.

Ronde 3 hendak dimulai, seorang gadis dengan baju seksinya mengangkat papan bertuliskan ronde tiga sambil berlenggak-lenggok di atas ring. Bara berdiri meregangkan tubuhnya, matanya melirik Rachel yang berdiri di pintu masuk, tiba-tiba cewek itu tersenyum miring dan menghubungi seseorang.

Bara mengepalkan tangannya, Rachel pasti mengadu ke Barta, nggak mood banget kalo kayak gini jadinya Bara buat lawan Altan, di ring nggak ada kata temen adanya lawan, kalah Bara biasa aja, soalnya dia sering menang, dih sombong.

Bara dan Altan sudah baku hantam, keduanya sama-sama seimbang. Altan maju memukul tengkuk Bara tapi dengan gesit cowok itu menghindar, Bara juga ambil kesempatan saat Altan sudah lengah memukul Altan dengan teknik straight tepat di wajahnya.

Altan tumbang, dan diakhiri dengan kemenangan Bara, yang lain berseru senang, Altan juga ikut memberi selamat.

"Lo menang, traktir kita dong Bar. Barang siapa yang pelit kuburannya sempit." Reyhan suka yang gratisan kalo ada perlombaan gini.

Johan mengangguk setuju "Very very setuju sih gue, cacing gue juga lagi pada disko di perut."

Bara menghela nafas, dasar bangke, mintanya gratisan mulu, Bara iya-in aja daripada ribet, matanya lagi cari-cari Rachel kemana tuh? mau interogasi beneran dilaporin apa kagak Bara ke Barta kalo main ke sini.

"Cari saya?" Bara balik badan, Rachel berdiri memasang wajah watados, minta di timpuk emang.

"Lo lapor bokap gue? lo tahu dari mana gue disini?" Rachel menghela nafas.

Bara berdecak saat Rachel menggeleng-geleng kan kepalanya, setelah itu mata Bara melebar, kan apa dia bilang.

"Tidak salah lagi." Oke. Bara anaknya sabar kok, kalo ngadepin bodyguard kayak Rachel kayaknya ia harus sering-sering sabar.

"Udah lah bos, nggak papa dilaporin. Kalo lo dilaporin berarti yang nggak bener ngawasin kan dia." Ucapan Rizal ada benarnya juga, tumben nggak bego.

"Ho'oh. Yuk makan yuk!" Ajak Johan berseru senang keluar dari area boxing bersama yang lainnya menghiraukan Bara yang melotot kesal ke mereka.

"Gue mau traktir tuh babu-babu. Lo ikut." Kata Bara, Rachel mengangguk sebagai jawaban lalu mengikuti Bara dari belakang yang tengah membenarkan bajunya.

"Kita mau ditraktir dimana bos?" Tanya Johan, menimang-nimang apa makanan yang tepat untuk menghabiskan uang Bara, hehe.

"Tuh ada warung bakso. Udah sana lo pada pesen, sama yang lainnya juga." Rayhan melongo.

"Sekalian minumannya, gue cola. Kalo kalian terserah." Altan cuma geleng-geleng kepala. Dia lagi capek habis boxing, mau ngomong tapi males, buang-buang tenaga.

"Lo mau?" Bara menatap Rachel yang asik duduk di kursi.

Cewek itu menggeleng, "Geleng-geleng, gue anggap iya." Ucapan Bara hanya Rachel acuhkan, terserah.

"Satu lagi buat nih bodyguard gue. Takut pingsan kalo lagi kawal gue kemana-mana." Tambah Bara, Rachel kesel juga lama-lama kalo diledekin gini, banyak orang lagi.

Dari pada nggak jadi dapat traktir Johan, Reyhan sama Rizal otw ke warung bakso yang gede, rame pengunjung sih, tapi mereka lebih milih diluar sekalian ngadem.

Warungnya bersebrangan sama tempat boxing tadi, beberapa langkah sampai, mereka langsung duduk. Bakso pesanan mereka datang, Johan, Rayhan dan Rizal juga ikut kembali ke meja.

"Sering-sering deh traktir kita gini, sultan nggak boleh pelit." Cibir Johan, masalahnya disini yang paling Sultan itu udah kelihatan pasti Bara, habis itu Altan. Altan adem menghanyutkan, kelihatannya aja kayak orang sederhana padahal aslinya Sultan.

"Boleh, tapi lo harus jadi babu gue dulu." Bara nggak pelit kok, tapi kalo Johan mau jadi babunya yang pasti sering ia traktir.

"Ini pedes semua? lo lupa kalo gue nggak suka pedes bego!" Cibir Bara melihat kuah baksonya yang merah, lihat nya aja Bara udah merinding, pasti pedes banget.

"Lah iya gue lupa." Rizal menepuk kepalanya pelan, kelupaan kalo Bara anti pedes.

"Tinggal pesen lagi aja sih." Altan memutar bola matanya, Bara tampangnya aja gaul, otaknya bego.

Sebelum Bara hendak memesan bakso, Rachel yang sedari tadi memperhatikan di depan Bara menukar Baksonya yang belum sama sekali ia makan dengan bakso milik Bara.

Baksonya tidak diberi sambal kayaknya, soalnya kalo dilihat-lihat Rachel juga males makan bakso yang hambar ga pedes cuma kecap doang.

"Makan punya saya saja." Ujar Rachel, setelah baksonya tertukar.

Bara mau saja, daripada dia pesan lagi kan irit uang, dengan perlahan dia makan baksonya, sesekali lirik Rachel yang makan baksonya yang pedes tadi.

Ekspresi nya nggak kepedasan, malah santai-santai aja, tapi pipinya merah dan cewek itu juga sesekali membasahi bibirnya, nggak tahu kenapa.

Jangan-jangan Rachel nggak pernah makan bakso?

"Saya ke mobil dulu." Rachel berdiri setelah pamit pada Bara, Bara mengangguk lalu memperhatikan Rachel yang memasuki mobil.

Rachel masuk ke mobil dengan perasaan kesal, mengambil tisu untuk membersihkan sisa-sisa kuah di mulutnya.

"Cowok sialan!"

"Bakso, gue benci makanan kayak gitu!" Rachel menyenderkan tubuhnya, mulutnya masih terasa kuah bakso, makanan yang tidak ia sukai. Tadi saja ia terpaksa makan bakso tersebut.

Kepalanya menoleh saat ada seseorang yang mengetok kaca mobil,
"nih minum, gue tau lo nggak pernah makan bakso." Bara melempar air mineral ke arah Rachel setelah itu ia berlalu pergi ke motornya, ia dan lainnya akan meluncur pulang, awan sudah mulai berubah gelap sebentar lagi hujan dan Bara harus cepat pulang, gerah pengin mandi.

Rachel keluar dari mobil, menghampiri Bara yang hendak memakai helm.

"Ikut saya, mau hujan. Kamu nggak boleh kehujanan." Ujar Rachel, Johan dan Reyhan memutar bola matanya heran.

Bara berdecak kecil, agak malu sih, dia kan cowok dan sekarang malah diginiin sama cewek, hancur sudah lah harga mahal dirinya.

"Kalo kamu sakit saya yang kena protes tuan Barta, tidak menjagamu dengan baik," tambah Rachel, Bara meletakkan helm lalu pamit pada yang lainnya, cepat-cepat Bara masuk ke mobil.

Motor bara biar Johan yang bawa, dia kan tadi kesini bareng Altan.

Bara melirik Rachel sekilas, agak kesel juga sih, walaupun temannya juga gak masalah ataupun gak ledek dia tapi ya tetep aja, M-A-L-U.

"Nggak usah kayak tadi, gue malu sama temen-temen gue bego." Rachel hanya mengangkat bahunya acuh, bodoamat. Emang enak ia bikin malu, sok-sokan malu biasanya aja malu-maluin.

®©

Teknik straight: jenis pukulan keras yang diarahkan lurus ke arah depan sambil menggunakan tangan rear.

Okeyyy dokey, voteeeeee

LANJUT?

Bodyguard For BaraWhere stories live. Discover now