Part 16. Perkara Foto

5.9K 650 26
                                    

sorry if there is a typo.

Enjoy it'

Bara berfikir, mungkin kejadian kemarin ia lupakan saja? setelah Rachel membawanya ke rumah sakit, ia terbangun dari tidur?, pingsan mungkin kata yang cocok, tapi dengan segala paksaan Bara akhirnya mau diperiksa dokter, katanya tidak apa-apa, hanya sedikit memar dan lecet pada punggung dan tangannya.

Wajahnya? masih tetap kok, tetap ganteng. Hehe, buktinya sekarang Bara dengan santainya lagi jalan di koridor, wajah penuh lukanya malah membuat para siswi-siswi berjejer dan memperhatikannya di sepanjang koridor.

Bodyguard nya juga masih stay dibelakangnya, udah kayak anak TK aja, kesana-kemari dikawal, iya ga sih.

Ruang kelasnya sudah terlihat, beberapa langkah lagi dia sampai tapi pergerakannya terhenti ketika mendengar desisan Rachel dibelakangnya.

"Delete, foto itu." Rachel menggeram kecil, saat mengetahui ada siswi yang dengan tidak sopan memotret Bara.

"Eung..tapi gue nggak mau." Tolak siswi tersebut, mendekap handphone miliknya didepan dada.

"Mau saya yang hapus atau kamu sendiri?" Rachel mengulurkan tangannya, berharap agar siswi didepannya menyerahkan handphone itu.

"Nggak mau, gue kan cuma ambil gambar. Bara juga nggak larang gue, kok." Siswi itu kekeh tidak mau, melirik Bara yang hanya diam.

"Udah biarin aja, sih." Bara sebenarnya bodoamat, tapi kasihan juga liat siswi itu.

Rachel tidak memperdulikan ucapan Bara, kembali melirik siswi di hadapannya, tangannya masih ia ulurkan.

"Tapi sayangnya, saya tahu. Kamu mengambil gambar saya, bukan Bara, sialan." Ungkap Rachel, dia tidak buta, tapi lama-lama kesal juga sama siswi didepannya yang minta pembelaan dari Bara.

"Anu... gue," siswi itu bergerak gelisah hendak melarikan diri, sebelum tangannya ditarik Rachel dengan cepat.

"Saya tidak punya banyak waktu, hapus gambar itu sekarang." Rachel suka memaksa, kalau kalian ingin tahu.

Siswi itu menggeleng ribut, tangannya yang masih di tahan Rachel sedikit ia tarik, lalu seketika matanya membesar saat Rachel menarik handphone yang sedari tadi ia dekap.

"Kamu tidak mau, terpaksa saya yang ambil alih." Rachel berujar dengan mengangkat handphone itu yang sudah ada di genggaman nya.

Blarr...

Bunyi nyaring terdengar, Rachel membanting benda pipih itu ke lantai dengan keras. Siswi itu melihat handphone nya dengan pandangan buram, tidak menyangka kalau cara menghapus foto yang digunakan Rachel seperti ini, tahu jika ini akan terjadi lebih baik ia hapus sendiri saja.

"HANDPHONE GUE!" Teriak siswi tersebut, teman-temannya yang melihat hanya ikut prihatin, tidak bisa membantu apa-apa.

Bara yang dibelakang Rachel saja ikut syok, memperhatikan handphone yang sudah hancur tak terbentuk di lantai.

"Itu pilihanmu, jadi jangan menyesal." Ujar Rachel, berbalik arah ke tujuan utama mengikuti Bara.

Bara yang masih asik dengan keterdiamman nya terlonjak kaget saat Rachel memegang ransel miliknya lalu ditarik agar ia mengikuti langkah Rachel menuju ke kelas.

"Pelan-pelan, elah." Desis Bara, melepaskan ransel yang masih ditarik Rachel.

"Masuk, jangan keluyuran kemana-mana." Rachel dengan tidak pedulinya, mendorong Bara agar masuk ke-kelas dan memastikan Bara duduk di bangkunya.

Bodyguard For BaraWhere stories live. Discover now