Meet you

1K 202 0
                                    

Lonceng cafe berbunyi menandakan ada pengunjung yang baru datang. Suasana hangat dan nyaman, seperti favoritnya. Ditambah kondisi cafe yang tidak terlalu ramai.

"Selamat sore, bisa dibantu dengan pesanannya?"

"Ya, ice americano"

"Ukuran medium atau large?" Lelaki yang bermata seperti rubah itu mendongak, melihat siapa yang melayani nya

"Large" tatapan matanya bertemu dengan lawan bicara

Wajah pucat dan mulus. Pipi tembam kemerahan, serta bibir yang sepertinya dioleskan dengan sedikit riasan.

Yeonjun hampir setiap hari datang ke cafe ini, semua staff nya tau apa yang akan dia pesan. Sepertinya orang ini baru bekerja disini.

"Atas nama siapa?" Senyumnya yang manis walaupun dia tau senyuman itu hanya formalitas

Sorot matanya menunjukan ketidak minatan nya untuk tersenyum. Bagaimanapun seorang kasir harus ramah bukan?

"Choi yeonjun"

Dengan cepat si kasir melakukan pekerjaannya. Segelas ice americano telah sampai di tangan yeonjun.

Yeonjun memutuskan duduk di salah satu meja di ujung cafe. Hari mulai gelap, yeonjun masih betah duduk disana dengan tatapan kosong serta segelas ice americano yang hanya tersisa air dari lelehan es

Ponsel nya berdering, menujuukan kontak yang menelfonnya

Ayah is calling...

Tombol merah ditekan. Yeonjun menolak panggilan itu

Bunda is calling

Lagi lagi tombol merah yang ia tekan. Ponselnya dimatikan total, yeonjun beranjak dari tempat duduknya dan keluar.

Langit sudah gelap, suhu pun semakin dingin. Beruntung yeonjun menakai jaket denim nya yang cukup tebal.

Didekat cafe, ada sungai dan jembatan. Di sekitar nya sering kali dibuat para anak muda maupun keluarga yang berjalan jalan. Entah itu piknik, bersepeda, atau muda-mudi yang sedang kasmaran.

Satu batang rokok telah tersemat dimulutnya. Sebuah korek hitam bergambar tengkorak di keluarkan dari saku nya.

Sepertinya cairan korek miliknya telah habis. Berkali kali mencoba namun api nya tak kunjung menyala.

Yeonjun melirik, ada tangan yang menyodorkan korek yang apinya telah menyala. Berwarna biru metalic mencolok, dengan tangan bersih nan lentik.

"Itu, udh nyala" tanpa disadari rokok dimulutnya sudah menyala

Bahkan tangannya saja bisa membuat yeonjun terpana.

"Thanks" si rambut biru, soobin hanya mengangguk dan menghisap kembali rokoknya

"Lo nyebat juga ternyata" pernyataan yang yeonjun lontarkan membuat kening soobin berkerut

"Iya, kenapa? Aneh emgnya?" Balas soobin dengan nada ketus

Wajahnya lucu sekali ketika marah. Bibirnya yang maju beberapa senti serta tatapan tajam namun tetap terlihat lucu.

"Engga, ga nyangka aja org semanis lo ternyata nyebat juga"

Pipinya terasa sedikit panas mendapat pujian itu. Walaupun tak jarang orang memanggilnya manis namun entah kenapa pria ini membuatnya tersipu.

"Orang juga sering bilang gitu" tidak ada lagi percakapan antara keduanya

Angin yang berhembus membuat rambut keduanya sedikit berantakan. Memperlihatkan ketampanan keduanya.

Yeonjun mematikan rokoknya dan melirik kearah orang disampingnya.

Hidungnya memerah, pipi merona dengan bibir yang sedikit kering. Mata nya terpejam menikmati angin malam. Bulu mata lentik, hidung dengan bentuk sempurna, rahang tajam dan kulit seputih susu

Yeonjun baru saja memuja keindahan nya

"Mau gue anter?" Tawar yeonjun

Soobin mnengok ke arah yeonjun yang tetap memandangnya dengan tatapan memuja, seketika pipinya menjadi panas kembali.

"Gausah, gue bawa motor" tolakan itu dibalas anggukan

"See you later baby"

Cigarette after- [yeonbin] Where stories live. Discover now