Problematika Juna : Berbeda

5.1K 647 546
                                    

“Dan kau hadir… merubah segalanyaa~”

“Meong~”

“MENJADI LEBIH INDAAHHHH~”

“Meoong~”

“Kau bawa cintaakuu… setinggi angkasaa~”

Dan gerakan Juna yang sedang membalik telor dadarnya terhenti. Muka doi yang awalnya sumringah jadi ketekuk kayak kertas garteknya yang gagal acc.

“Nama bang Kasa ganggu banget, sih!” Merasa tergangu, doi mengutak-atik sebentar ponselnya, dan mengganti lagu lainnya.

Lagu baru terputar.

“Terimalah lagu ini…Dari orang biasa~”

“Tapi cintaku padamu luar biasa~”

“Aku tak punya bunga…Aku tak punya harta~”

“Yang kupunya hanyalah hati yang setia…Tulus padamu~ AAASSSEEKK!”

Jika Juna sedang sibuk adu vokal dengan teplon berisi calon sarapannya pagi ini, maka Sapi dengan jengah menonton semua itu.

Mana Juna membuat ulekan sakti milik Elang sebagai mic dadakannya, telenan pink Galih sebagai gitar mautnya, dan panci dengan tambalan di sana-sini sebagai drum membahananya.

Kenapa nggak pake panci pink Galih?Oh tentunya Juna masih sayang nyawanya yang cuma satu itu, nggak seperti Sapi yang punya sembilan. Doi masih mau dikasih sarapan juga makan malem sama abang tertuanya.

(Iya, semua satu set perabotan Galih yang dibelikan oleh Ardan berwarna pink, untuk mengganti wajan yang gosong terbakar akibat mahakarya Nasi Goreng Ardan yang sebenarnya lebih terlihat seperti dark mater berbahaya)

Telur dadar ala kadarnya itu sudah matang, doi mengangkatnya ke piring yang baru aja doi cuci. Baru aja doi mau bawa ke ruang tengah, muke doi dislepet pake handuk kumal.

“ANYING!”

“Ribut lo, kentang.” Dengan muka kusut, pelaku dari terbangnya handuk coklat itu (yang aslinya berwarna biru muda, dan jangan bertanya kenapa warnanya berubah) berjalan malas ke kamar mandi.

Juna memanyunkan bibirnya sebal, hampir aja sarapannya jatuh dan menjadi sarapan kedua Sapi. “Bang Sam tuh yang kentang. Ganteng mirip Jeon Jungkook gini dibilang kentang, rabun deh lo, Bang.”

Dan ya benar sekali itu adalah Sam! Karena siapa lagi yang hobi memisuh dan memulai keributan di kos tercinta ini?

Respon Sam? Bodo amat, doi mau mandi ngejar sesi dua kuliah.

Singkatnya acara pembukaan untuk serangkaian Dies Natalis udah dilaksanakan. Semuanya lancar, aman, dan sejahtera. Sesuai dengan semua plan, TUK, dan rundown. Mulus sekali seperti kertas hvs Wicak yang baru aja doi beli mengingat neraka (baca: semester 5) udah dimulai.

Apakah benar semulus itu?

Hahahahaha

Tentu saja,




Tidak.

Mari kita flashback semua ke-hectic-an para panitia awam ini.

Ada divisi konsumsi yang keteteran luar biasa saat h-menit acara dimulai dan makanan kotakan ala kadarnya itu belum menampakkan diri di kampus.

Dan mau nggak mau, Kasa harus membelah jalan raya dengan baju kepanitiaan kuning menyala dan motor rampasan. Doi mengebut sampai menyulap jalanan itu seperti arena balap, dan ditambah satu hal lagi, doi lupa pake helm. Bahkan menurut pengakuan Kasa, doi nekat lawan arah biar cepet nyampe.

Balada Mahasiswa Teknik [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now