I'll Gonna Miss You Baby (Yoonmin)

837 52 3
                                    

Menjadi sepasang kekasih dalam satu grup yang mereka naungi serta harus menyembunyikan hubungan dengan rapat bukan lah perkara mudah. Siapa yang tak ingin pamer kemestraan, siapa yang tak ingin menunjukkan kepada dunia betapa indahnya hidupku bisa bersama dirinya.

Tapi sepertinya Jimin dan Yoongi harus bersabar. Entah sampai kapan mereka harus menyembunyikan status dan menahan rasa, hanya untuk sedekar bercengkrama di depan kamera. Semua harus dijaga, dibatasi. Jimin sering sekali lupa diri dan Yoongi lah yang harus menahan segalanya hingga rasanya ingin mati.

Tapi kali ini beda posisi. Jimin rindu setengah mati. Rindu sekali. Pasca operasi pada lengan Yoongi, Jimin harus rela menelan pil pahit untuk berpisah dengan Yoongi. Demi kebaikan memang. Tapi siapa yang sanggup harus berpisah dalam kurun waktu beberapa bulan dengan kekasih. Sepi, tidak ada yang mengganggu Jimin, tidak ada Yoongi di atas panggung. Perfoma terasa tak sempurna. "Segalanya akan terasa tidak sempurna. Tanpa mu, Hyung."

*Tak!  Yoongi menyentil kening Jimin "Hyung...sakit."

"Tidak usah berlebihan begitu. Hanya dua bulan. Dan aku pasti kembali. Jiminie. Lagi pula ada yang lain. Yang bisa menemani mu. "

"Hanya menemani. Tidak bisa ku ajak cuddling." bibir Jimin memanyun dan Yoongi hanya bisa tersenyum. Berusaha ia bergerak dari posisi tertidur untuk mendudukkan diri di kasur dan dibantu oleh Jimin. Sulit, sebelah tanganya tidak bisa bergerak.

Yoongi terduduk sembari menahan sakit. Sungguh demi apapun. Sakitnya luar biasa, tapi demi agar perfoma lebih baik. Yoongi harus rela istirahat lama demi masa penyembuhan. Tersenyum ia menatap Jimin. Anggota lain sudah izin kembali ke dorm 30 menit yang lalu. Dan menyisahkan Jimin yang berkata. "Aku tidak mau pergi sebelum berhasil mencium Yoongi Hyung." Ah, sudahlah. Anggota lain hanya bisa memutar mata jengah dan memilih menurut pergi saja.

Yoongi tersenyum. Tipis, rasanya ia juga tak rela berpisah. Walau hanya beberapa bulan. Belum pernah ia meninggalkan studio ataupun Jimin selama ini. Jimin tertunduk. Ia tampak tak rela. Raut wajahnya terlihat tidak secerah biasanya. "Ayolah sayang... Hanya dua bulan. Jangan sedih." perlahan Yoongi bergerak menggambil tangan Jimin dan menggenggamnya. Mengelusnya lembut dan menyatukan jemari mereka yang ukurannya terlihat jauh berbeda meskipun tinggi mereka sama.

"Hyung harus cepat sembuh dan segera pulih."

"Pasti." Ucap Yoongi sembari mengecup punggung tangan Jimin. Pria mungilnya merona.

"Hyung harus makan teratur, minum obat dan jangan makan sembarangan."

"Iya Jiminie.. " alih-alih mencium, kali ini Yoongi menyematkan tangan Jimin di antara dagu dan pundak. Hangat. Jimin selalu menjadi tempat terhangat untuk Yoongi.

"Hyung harus rajin-rajin telpon Jiminie."

"Iya sayang.. Iya... Hyung janji." Yoongi mengecupi jemari mungil Jimin.

"Haaa... Aku pasti rindu.... " Keluh Jimin dan kembali memanyun.

"Kemari! " Titah Yoongi "Duduk di sebelah kasur ku."

Jimin pun langsung bergerak, duduk di atas kasur. Sedikit sempit, tapi ini perintah Yoongi. Kesal, sakit pun titah Yoongi dengan suara raspynya membuat Jimin tak berdaya.

"Hyung.. Tidak apa-apa begini? " Jimin tampaknya merasa agak tak nyaman. Namun bukannya menjawab Yoongi malah membawa kepala Jimin pada pundaknya. Ia mengelus wajah Jimin. Kulit halus seperti bayi, bersinar bak mentari, beralih mengelus rambut Jimin yang selembut sutra dan terkesima sejenak menatap bibir Jimin yang tebal dan menggoda. Segalanya, segalanya yang ada pada diri Jimin adalah kesempurnaan di mata Yoongi. Malaikatnya, obatnya, pujaannya dan kekasih hatinya. Jimin adalah sosok yang paling sempurna untuk Yoongi, yang pekerja keras, sedikit tempramen, keras kepala dan ambisius.

Jimin nyaman bersandar pada sebelah pundak Yoongi. Kekasihnya yang kejam namun amat sangat ia cintai. Rasanya nyaman. Yoongi adalah tempat ternyaman untuk Jimin. Entah  bagaimana, mereka bisa disatukan dan diberikan perasaan yang sama satu sama lain dengan dua karakter yang berbeda. Benar, jika perbedaan lah yang justru menyempurnakan.

Perlahan, Yoongi menangkup dagu Jimin. Membawanya perlahan mendekati wajahnya. Hingga bibir mereka bertemu dan Jimin sontak menutup mata. Bibir Yoongi yang tipis terasa sangat lembut menyentuh bibirnya.
Oh.. Tuhan. Sungguh Jimin merasakan debaran yang berbeda. Bukan baru kali ini Yoongi menciumnya. Tapi rasanya kali ini sungguh berbeda. Yoongi menekan bibir Jimin, tanda ia ingin lebih dan Jimin dengan suka rela membuka lebih lebar kedua bilah bibirnya. Tanpa aba-aba lidah Yoongi langsung menyusup ke dalam mulut Jimin. Demi apapun, Min Yoongi sangat ahli membuat Jimin mabuk kepayang.

Menikmati ciuman yang semakin dalam keduanya berbagi kenikmatan. Kepala bergerak seiringan, berhenti sejenak menarik nafas kemudian kembali lidah bergumul. Bibir Jimin basah, kemerahan. Sial, ciuman yang sungguh lama dan panas. Yoongi sedang sakit tapi gairah dan tenaganya tak terkalahkan. Nafas dan degup jantung keduanya seolah ingin meladak. Beradu bibir dan mulut lebih jauh, tak sadar Jimin telah mengalungkan kedua lengannya pada Yoongi.

"Akhh! Ssstt.. " desis Yoongi.

Jimin sontak memutuskan ciuman mereka. "Maaf Hyung.. Sakit ya? " Jimin panik. Dan Yoongi hanya tertawa kecil.

"Sedikit."

"Maaf.. " Jimin berucap sedih, namun tersenyum setelahnya. Ia berniat turun dari kasur. Namun Yoongi menahannya.

"Tetap lah begini. Temani aku tidur sejenak. Sebelum kamu pulang dan kita akan berpisah selama dua bulan." ucap Yoongi kemudian mengecup kening Jimin sekilas.

" 10 menit ok. Kau harus makan dan minum obat."

"15 menit.. "

Jimin mengecup rahang Yoongi dan kembali menyandarkan kepala di pundak Yoongi. Ia juga memejamkan matanya. Sakit, tapi bagi Yoongi, Jimin adalah obatnya. Jadi tidak masalah.
Biarkanlah mereka berdua memadu kasih sebelum akhirnya berpisah. Sedikit berlebihan memang. Tapi bagaimana bisa jika rasa semangkin mendalam setiap harinya. Berpisah, sejenak. Anggap lah itu sebuah pemanis dari kisah cinta yang tak selalu harmonis.

End....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bangtan Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang