Takdir, kata orang semua manusia telah ditentukan takdirnya oleh Tuhan. Bahkan salah satu ajaran mengatakan kita sudah memiliki takdir sebelum ruh di hembuskan pada diri kita.
Takdir memang datangnya dari Tuhan, tapi Tuhan tidak melarang kita untuk menentukan takdir kita sendiri. Ia memberi tempat, memberi kesempatan, leluasa membiarkan makhluk ciptaannya bergerak sesuai dengan kemauannya. Kau minta, Tuhan beri, tapi kau harus siap dengan segala konsekuensi.
Bermain dengan takdir. Mengapa tidak!
Namjoon sudah lelah, hubungannya tidak pernah berjalan dengan baik. Semua berakhir meninggalkan dirinya. Alasannya sederhana, mereka tidak tahan berhubungan jarak jauh dengan Namjoon.Memiliki kebiasaan berkeliling dunia, Namjoon memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun, dari pada berakhir seperti yang lalu lalu. Terlalu menyakitkan. Hobinya memang bermain dengan kameranya, berburu kenikmatan mata dengan mencari titik terindah di bumi yang sudah Tuhan ciptakan.
Pebisnis muda dengan kekayaan tidak perlu dipertanyakan. Sebagai anak dari seorang mentri, Namjoon menjalani bisnisnya sendiri. Memiliki perusahaan di bidang penerbitan Namjoon lebih mempercayakan bisnisnya dikelola oleh adiknya.
Jimin kekasih sahabatnya sendiri. Dibantu Yoongi, Jimin berhasil membesarkan perusahaan kakaknya. Sementara Namjoon memilih untuk menyenangkan diri sendiri dengan berpindah-pindah tempat. Terserah Namjoon, langkahnya akan bergerak seiring dengan hati dan pikirannya. Namun tetap kembali ke Negara asal untuk sekedar melihat kondisi dan keadaan keluarga serta bisnisnya.
Sejauh ini tidak ada masalah. Jimin dan Yoongi bekerja dengan baik. Ditambah Hoseok dengan apik melindungi usahanya. Temannya yang satu itu bekerja sebagai seorang notaris. Apapun masalah berkaitan dengan surat menyurat. Hoseok dengan ahli menyelesaikannya. Membuat Namjoon bernafas legah, dan dapat tidur nyenyak di setiap belahan bumi yang ia singgahi.
.
.
."Ku rasa ini takdir! " Ucap Namjoon sembari menyesap kopi yang mulai mendingin. Dihadapannya ada Seokjin yang sedang asik dengan makan siangnya.
"Kau benar, takdir. Sesuatu yang terjadi di dunia ini memang takdir. Tidak mungkin tidak ada maksud di dalamnya." Sahut Seokjin. Potongan Pie dengan topping keju di atasnya itu kini tinggal setengah. Seokjin sudah melahap habis setengahnya lagi.
"Seperti Pie itu.. Takdir dia bertoppingkan keju." kembali Namjoon buka suara. Mengabaikan hujan yang sedari tadi mengganggu aktivitasnya mengabadikan gambar-gambar indah di awal musim semi ini. Mambuat Namjoon melangkahkan kakinya ke sebuah kafe terdekat dan takdir malah mempertemukannya dengan Seokjin. Pria yang sudah mengusik sedikit kententraman jiwanya.
"Tidak juga, aku bisa merubahnya jika aku minta tambahkan madu di atasnya." Seokjin tak mau mengalah.
"Begitu juga takdir. Aku bisa saja tidak memilih tempat duduk ini, dan memilih duduk bersama wanita tua itu." Tunjuk Namjoon ke arah wanita tua dengan segelas teh hangat di atas mejanya.
Seokjin mengikuti ke mana arah tangan Namjoon bergerak. Ia dapat melihat wanita tua itu. Seokjin mendengus sedikit kesal. Sedari awal bertemu, Namjoon memang terlihat berbeda.
"Terima kasih untuk hasil fotonya. Semua terlihat bagus." Seokjin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Sama-sama, karena kau kamera ku jauh lebih indah" Namjoon berucap santai. Kembali menyesap kopinya, sambil melirik Seokjin dibalik gelas yang menutupi sebagian wajahnya.
"Aku tau kau hanya menggoda." Seokjin memotong pie nya kasar.
"Aku tidak bermaksud. Hanya berkata jujur." balas Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Story
Fanfiction7 Member of BTS Kim Namjoon Kim Seok Jin Min Yoongi Jung Hoseok Park Jimin Kim Taehyung Jeon Jungkook Random Story and genre. Otp Namjin Yoonmin Taekook