31'Forever Mine

362 50 27
                                    

Allen menatap dirinya di cermin dengan balutan tuksedo berwarna hitam dengan motif bunga mawar yang indah dan menawan sekaligus.

"Allen, kau sudah siap?" Allen melihat kepala Woobin menyembul dari balik pintu.

"Kau terlihat gugup Allen"

Allen menarik napas dalam. "Entah kenapa aku menjadi ragu. A-aku merasa gugup akan keputusanku sendiri"

"Allen" Woobin mengelus punggung Allen. "Kau bilang ini keputusanmu sendiri kan? Keraguan pasti ada, tapi yakinlah akan pilihanmu"

Allen menarik napas dalam-dalam, menyingkirkan semua kegundahan di dalam benaknya.

"Sebentar lagi akan dimulai. Aku akan mengantarmu sampai ke depan"

Allen mengangguk sementara Woobin sudah memegangi pundak kirinya.

Mereka berdua berjalan ke tempat altar pernikahan berada. Sesampainya mereka di depan altar, Woobin pergi meninggalkan Allen sendirian.

Ia menatap semua tamu yang hadir, tatapan mereka terpana kepada Allen. Ia tau kalau ini bukanlah pesta yang meriah, namun kehadiran mereka seolah-olah membuat ini menjadi meriah.

Allen melihat Yena dengan suaminya sementara Woobin dan Jungmo mulai duduk di kursinya. Dan ia juga melihat Minhee dengan perempuannya duduk di kursi tamu.

Di saat yang sama ia melihat Wonjin yang duduk bersama orang tuanya di sudut ruangan dan tersenyum kepada Allen.

Kini Allen berjalan menuju altar namun sebelum itu, ia melihat Serim di sana dengan beberapa orang di belakangnya. Terlihat gelas perak dan belati yang sudah dihias di atas meja altar.

Serim berjalan menghampiri Allen yang berada tak jauh darinya. Ia mengulurkan tangannya guna mengajak Allen untuk berjalan menuju altar secara bergandengan.

Allen menerima uluran tangan dari Serim dan menggenggam nya erat dengan seutas senyuman yang juga terukir di bibirnya.

Mereka berjalan menuju altar dengan langkah pelan dan konsisten.

"Sekarang tiba saat-saat kedua mempelai melakukan ikatan darah bersama secara bergantian." Seorang pria di altar mulai bersuara setelah Serim dan Allen sampai.

Pikiran Allen melayang pada peristiwa di mana Serim pernah berdiri di altar bersama Chaewon. Peristiwa itu membuat kecemburuan Allen bangkit meski dalam level ringan.

Serim mengulurkan tangannya sementara Allen meraih belati perak dari nampan yang sudah disediakan.

Allen mulai menggores tangan Serim dan seketika darahnya menetes perlahan gelas yang ada di bawahnya.

Allen menyodorkan gelas yang sudah berisi darah ke pria tua yang berdiri menengahi mereka berdua. Pria itu mulai mengikrarkan pernikahan ke arah mereka berdua dengan gelas berisi darah yang masih ia pegang.

Serim meraih gelas itu, namun Allen segera menahan gelas tersebut sebelum Serim meminum darah itu.

"Allen?"

"Darah itu aku yang minum kan? Aku tidak ingin kau melakukan cara yang sama seperti kau bersama Chaewon."

Allen mengulurkan tangannya. "Biarkan aku meminumnya."

Serim menatapnya sejenak namun tatapannya meredup. Ia memberikan gelas tersebut kepada Allen dan Allen mulai meminumnya.

"Dengan darahku, aku berikrar dan berjanji untuk memintamu menjadi milikku. Dalam suka maupun duka, dalam tangis dan tawa. Jika aku melukai jiwa dan ragamu, aku bersedia untuk menerima hukuman yang pantas."

A Flor de Flor🥀 {Sellen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang