Berkabut

12.2K 475 3
                                    

    

Happy Reading
Jangan lupa, buka mushaf nya yaa



      Semesta masih saja merayu dalam peluk rintik-rintik hujan, banjir yang terjadi dimana-mana termasuk ditempat ini,  lokasi yang dulu sangat asri sudah banyak berubah menjadi tembok-tombok rumah berbahan pasir dan batu. Tidak terasa tiga tahun telah berlalu, memberikan sentuhan-sentuhan rasa yang jauh sangat berbeda.

     Tinggal  dipedesaan membuat seseorang merasakan sentuhan bumi yang begitu damai.  Walau tidak se-asri zaman dimana saat dia kecil, tapi rasa itu masih tetap sama,  embun yang selalu ada disetiap pagi menjelang, memberikan sensasi indah yang menyejukkan.

     Memang tidak terlalu jauh dari wilayah kota, setelah  dua tahun yang lalu tinggal  ditempat terpencil dan ditemukan dalam  keadaan yang sungguh mengenaskan.

     "Ai,  apa tidak sebaiknya kamu kembali?" suara lembut yang mengagetkan lamunan seorang Aila

     "Hmmmmm"  jawaban pelan namun masih terdengar lirih

     Helaan nafas tak henti dari seorang lelaki yang selalu menemaninya saat masa terpuruk dan sampai saat ini terus menemaninya, ditambah dengan cerewetnya kembaran yang baru ia ketahui saat dipertemukan dengan laki-laki bermata hazel.

     Tidak saat ini, mungkin disaat hatinya siap untuk bisa menghadapi segala kemungkinan  yang terjadi,  pandangannya berlabuh disebuah tempat tidur minimalis yang tersedia didalam kamar tersebut. Ingin rasanya menangisi apa yang telah terjadi saat itu, tapi kini air mata itu tidak ada lagi. Dia berjanji akan selalu terlihat kuat untuk menjalani kehidupannya bersama putra semata wayangnya.

     Sampai saat ini Aila masih memilih  untuk menjadi single parent dan tidak ingin berdekatan dengan siapapun.

     Bukan tanpa sebab, Aila melakukan hal itu, hatinya masih terpaku dengan orang yang sama,  orang yang menyakitinya begitu dalam.

     Sungguh, ingin rasanya berpaling kelain hati, tapi apa daya hatinya tidak menginginkan itu.  Banyak laki-laki yang  mendekati, namun jawabannya tetap sama.

     Aila ingin fokus dengan putranya. Putra yang membawa perubahan dalam hidupnya,putranya mampu menjungkir balikkan keadaan yang dulu mungkin saja masih liar dan kini menjadi seorang wanita yang agamis dan pendiam. Mungkin dulu dia masih tidak bisa diam, cerewet bahkan tidak pernah habis kata yang terlontar dari kedua sudut bibir mungilnya.

"Kakak rasa, sudah saatnya kamu kembali, Ai. Mungkin, bukan hanya Kakak yang menginginkan kamu tinggal di jakarta.  Tapi, Ayah,  Daddy,  Mommy dan Ammi kemungkinan besar mengharapkan  kamu menjalani kehidupan  berdampingan dengan mereka, Ai. Mereka harus tahu keadaan kamu. Kami belum mengabari Ayah dan Ammi dan laki-laki yang sering kamu ceritakan itu."

"Kak,  Ai takut. Ai takut dengan keadaan dimana harus melihat seseorang yang sengaja membuat Ai terluka dan memberi luka"

" Tenang ada  Kakak yang selalu berada disampingmu Ai,  ada Mica juga yang  selalu mendukungmu dan selalu ada untuk Rasyid. Kamu tidak kasian lihat adikmu itu jomblo seumur hidup." Ucap Adam sambil terkekeh

"Kak.  Bisa gak sih kalau gak ada kata laknat itu" sambil memutar bola mata jengah dengan sang kaka yang selalu membullynya dengan sebutan jomblo

"Hehehehe, kamu ini selalu saja seperti itu.  Sepertinya sudah saatnya kamu memperkenalkan diri  kamu princess di hadapan semua orang. Selama ini Daddy tidak pernah memberitahu pada kolega nya bahwa dia memiliki putri cantik yang luar biasa, kehidupan mu sungguh terlindungi dan sangat di dirahasiakan. Ya, siapa tahu kan? Ada lelaki yang mau setelah lihat kamu, eh, kayaknya gak sih, dari modelan kamu seperti ini."

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang