Part 22.) _Orang Dalam_

731 111 9
                                    


Ada pepatah mengatakan, bahwa musuhmu sebenarnya adalah orang yang paling dekat denganmu.


------●●●●●------


Koridor istana Divender terlihat gelap saat malam hari, obor-obor tertancap di dinding menerangi sepanjang langkah seorang pria berjalan gontai tegap dan pedang di pinggangnya. Langkahnya terhenti di sebuah pintu berukuran besar. Dia membuka pintu itu memasuki ruangan yang gelap gulita sebelum dia mulai menghidupkan lilin satu persatu.

Lilin demi lilin dihidupkan dan terlihat dua lukisan besar di sana. Lilin terakhir dihidupkan, lilin yang tepat berada di tengah-tengah kedua lukisan itu. Lukisan itu kini nampak jelas, lukisan sang Lord Divender dan Queennya. Yoshiro dan Yoona. Pria itu duduk menghadap dua lukisan dan menaikkan kedua kakinya di atas meja.

Dia menatap tajam mengamati lukisan persis di depannya. Tangannya memegang sebilah pisau yang ia ambil dari laci meja. "Sudah tiba waktunya!"

Katanya sambil memainkan pisau dengan jemarinya bagai sebuah mainan. Cahaya di ruangan itu temaram karena ruangan itu memang tersembunyi di Istana, ruangan bawah tanah yang sudah lama tidak digunakan, mungkin tidak akan mengira jika seseorang sering mengunjunginya.

"Sudah cukup kebahagiaan yang kalian rasakan. Waktunya penderitaan menyakitkan, menemani sisa waktu kalian..."

Laki-laki itu menatap sengit ke lukisan sang penguasa klan Divender. Kebencian mendalam menyorot dari manik mata laki-laki misterius yang tinggal di istana Divender.

Tidak ada yang tahu siapa dan bagaimana orang ini. Tentu dia seorang pengkhianat kerajaan. Pengkhianat yang tinggal di dalam istana Divender.

Dia berdiri memakai jubahnya kembali yang ia sampirkan di kursi. Sedetik kemudian dia melemparkan pisaunya tepat mengenai lukisan sang Lord Divender.

"Permainan, Dimulai..."


🌹🌹🌹


Yoshiro berjalan tenang mendekati belahan jiwanya yang sedang termenung di dekat rimbunan bunga mawar. Yoona menghirup dalam-dalam aroma mawar yang menjadi favoritnya.

"Hentikan semua ini Yoona."

Yoshiro langsung memeluk Yoona dari belakang. Menyenderkan kepalanya di pundak istrinya dan memejamkan matanya.

Sudah hampir dua minggu Yoona tidak pernah mengisi perutnya dengan makanan. Yoshiro tidak tahan lagi melihat istrinya terhanyut dalam kepedihan, dan dia tahu apa yang membuat istrinya menjadi seperti ini.

"Jika kamu menyiksa dirimu sendiri seperti ini, aku yang merasakan kepedihannya Yoona. Sampai kapan kamu akan mengacuhkanku seperti ini?"

Yoona tidak berniat menyahut pertanyaan Yoshiro. Dia lebih memilih memainkan bunga-bunga di depannya. Tatapannya sungguh kosong sama seperti perasannya sekarang, kehilangan seorang putra yang amat dicintainya.

Yoshiro melepaskan pelukannya, berjalan ke depan mengahadap Yoona dan menatap wajah cantik istrinya dengan rindu.

"Jaemin akan kembali..."

Kata Jaemin berhasil membuat Yoona memberikan respon. "Tidak! Jaemin sudah pergi."

"Apa yang kamu katakan? Dia akan kembali. Jika kamu memang menyayangi Jaemin, kamu harusnya percaya Jaemin akan kembali lagi ke istana..."

"Berapa lama lagi Jaemin akan kembali?!"

"Kalian tidak mengerti dia. Kalian tidak akan pernah mengerti Jaemin! Jaemin membawa sang pemilik darah abadi!! Putraku sedang dalam bahaya!!"

My Guardian Vampire (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang