002

18 1 0
                                    

Tepat tanggal 3 september 2020, kampus melepas kami untuk mengabdi di Desa-desa, dan tim saya ditempatkan Di Desa di atas air, yaitu Desa Torosiaje.

Sebelum pelepasan saya benar-benar terkejut, tidak lagi terkejut bahkan tidak terima dengan penempatan lokasi KKN saya, begitu banyak pertanyaan yang terlintas di kepala saya "Kenapa di sana" pertanyaan itu salah satunya.

Pertanyaan itu timbul karena sebelum keberangkatan banyak sekali cerita seolah-olah desa tersebut bukan tempat yang cocok untuk kami Tim KKN.

Tepat pukul jam 06.00, tanggal 03 September 2020 Tim DPL memerintahkan tim KKN berkumpul di rektorat kampus. Tibanya di rektorat, saya memperhatikan sekeliling saya, ya termasuk tim KKN yang tergabung denganku. Tidak semangat, bisa di bilang iya, penasaran juga iya, mungkin karena masih berpatokan dengan cerita orang-orang mengenai desa Torosiaje.

Ada yang sibuk menurunkan barang-barangnya dari bentor (kendaraan seperti becak, namun menggunakan motor), ada pula yang sibuk menghela koper, ada juga yang sibuk bersewa foto.

Saya mencoba lebih mengenal mereka, dengan cara mengajak ngobrol dimulai dari Cindy. Ya Cindy orang pertama yang kukenal, dan orang yang pertama yang diajak untuk bercerita. Masih asing sih, but... Enjoy !.

Tidak banyak kami bercerita hanya untuk beberapa pertanyaan lalu kembali untuk fokus ke handphone masing-masing.

***
Setelah lama menunggu tim yang lainnya, kami sibuk dengan urusan masing-masing. Sampai akhirnya tim DPL memerintahkan kami untuk berkumpul karena pembagian Id-Card akan dimulai, dan sesi tanda tangan pun harus segera dilakukan.

Kordes diperintahkan untuk mengarahkan kami, untuk segera melakukan apa yang DPL minta. Agar semuanya cepat selesai.

***
Mobil datang, supir-supir memarkirkan mobil mereka ke tepi jalan dengan jarak yang rapi. Kami semua sibuk dengan barang masing-masing untuk diberikan kepada supir agar segera diatur di atas mobil.

Ketika saya ingin mengambil koperku ada seorang laki-laki termasuk tim saya yang mau membantu untuk membawakan koperku. Kami biasa memanggilnya Ka Faris.

Ketika semuanya sudah selesai mengatur barang. Kami diminta DPL untuk berkumpul di lapangan rektorat untuk pengambilan absensi, dan sesi pemotretan.

Semua sibuk dengan posisi masing-masing ketika sesi pemotretan tiba, ketika posisi sudah siap mulailah...1 2 3 cekrek !.

1 2 3 cekrek !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KISAH KKN DESA TOROSIAJEWhere stories live. Discover now