2. Pulang untuk Hilang

20 3 0
                                    

Akhir-akhir ini, Resi cukup bersemangat mendekati Juan, meskipun acapkali cowok itu selalu menghindarinya, tetapi Resi tidak pernah merasa sedikitpun putus asa.

Sepasang netra itu memicingkan matanya. Dari kejauhan Resi melihat Raya melenggang pergi ke kantin hendak menghampiri Juan.Gadis itu mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh, ia tidak suka kalau sesuatu yang sudah diklaim miliknya diusik orang lain.

Ketika kedua kakinya hendak pergi untuk menghampiri Raya dan Juan, tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang, "Res, tenaaang. Jangan pake emosi," cegah Anggi yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

"Ish, mana bisa gue tenang liat si Raya cabe itu deketin Juan!" geram Resi.

"Iya, tapi jangan pake ngamuk juga. Emangnya lo mau Juan makin ilfeel sama lo?" peringat Gina berhasil membuat Resi tersadar kalau belakangan ini Juan sangat gencar menghindarinya. Tapi gimana dong, Resi dibakar api cembukuuuur!

Persetan apa yang dipikirkan Juan terhadapnya, Resi segera menghentakkan kaki melangkah panjang-panjang menghampiri kedua manusia itu.

"Heh cabe, ngapain lo deket-deket cowo gue?!" murka Resi.

"Hah cowok lo? Halu kali hahaha!" tawa Raya bangkit berdiri dari duduknya.

Resi makin geram mendengar bahakan Raya yang menurutnya sangat mengganggu telinga. "Berani lo ketawain gue!" pekiknya yang kemudian menyerang Raya dengan menarik rambutnya.

Raya yang tidak terima balas menyerang Resi. Juan yang merasa terganggu benar-benar kesal dengan kedua gadis bar-bar yang sekarang sedang saling menjambak diiringi umpatan-umpatan kasar.

"Lo harus tau, Juan itu ilfeel sama lo!" pekik Raya.

"Apa bedanya sih sama lo. Juan juga sangat-amat ilfeel sama lo!" balas Resi tak mau kalah.

Juan yang merasa jengah dengan tingkah konyol kedua gadis itu langsung melerai pertikaian keduanya. Ia segera mencengkram pergelangan tangan Resi serentak menariknya menjauh dari Raya yang ternganga tidak percaya. Resi yang seolah menang dari gadis itu lantas memeletkan lidah menggoda Raya yang menghentak-hentakkan kakinya jengkel.

Kenapa Juan memilih Resi?

"Ju, mau kemana sih? Pelaminan, ya?" oceh Resi saat Juan terus menariknya menaiki tangga gedung. Oke sekarang Resi tau kalau cowok itu hendak mengajaknya ke rooptop. Ah, mengingat hal itu, pikiran Resi langsung melang-lang buana kemana-mana. "Oh, kamu mau ngajak aku ke rooptop, ya? Mau ngajakin mojok, ya?"

Sesampainya di rooptop, Juan langsung menghempaskan genggamannya dari lengan Resi. Napas cowok itu memburu menahan kesal. "Lo ngapain sih tadi? Malu-maluin aja tau gak!"

Resi melongo sesaat kemudian ia menghela napas singkat. "Aku cemburu liat kamu deket-deket sama cewek lain," cebik Resi serentak membuat Juan mengusap kasar wajahnya.

"Sebenernya mau lo itu apa sih?" Pertanyaan Juan yang mulai jengah binti pasrah pada gadis itu justru membuat Resi makin merasa terbuka lebar peluang baginya memacari Juan.

"Jadi pacar aku!" lugas Resi tanpa pikir panjang.

Juan dibuat melongo sekaligus tidak percaya dengan kata-kata lugas gadis itu. "Lo bener-bener gila, ya?"

Resi lantas menyeringai miring sembari melipatkan kedua tangannya di dada membuat Juan makin merasa creepy dengan tingkah gadis itu. "Iya! Aku tergila-gila sama kamu," terangnya.

"Sakit lo?"

Juan yang merasa malas meladeni Resi akhirnya memutar arah untuk kembali keluar dari lingkarang horror itu. Namun sayang seribu sayang, Resi telak menahan pergerakannya. "Jadi pacar aku atau hidup kamu gak bakalan tenang!" ancamnya membuat bulu kuduk Juan meremang.

LOVE STORYWhere stories live. Discover now