4. Pembalut

54 11 2
                                    

Kalau suatu saat nanti aku lelah menjadi bahu dan pendengar kalian. Maukah kalian menjadi pembaca dari semua kisahku?

***

Perkataan kepsek kemarin membuatnya tak nyaman berada di sekolah. Kata-katanya itu masih berdengung ditelinga Senja, cukup mengusik perasaan dan pikiran.

Jika bukan demi Ibunya, Senja tidak akan kembali menginjakan kaki lagi di tempat ini untuk menuntut ilmu.

Senja lebih memilih mencari kerja, agar menghasilkan uang dan membawa Ibunya pergi dari kota ini. Sebab, perlakuan pria itu semakin hari sudah tidak bisa ditoleransi. Sisi binatangnya sudah sangat membahayakan.

Namun, mau atau tidak. Senja harus kembali melajutkan sekolahnya hingga lulus. Keinginan Ibunya sulit untuk ia tolak.

Padahal, kemarin Senja sudah membicarakan soal perkataan kepsek itu pada Ibunya. Senja sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya saja. Namun, Bu Nuri tetap kekeh menyuruh Senja untuk terus bersekolah sampai lulus.

"Biar Ibu cari pinjaman untuk bayar setengahnya dulu. Untuk sisanya, Ibu akan cari kerja tambahan agar uangnya cukup untuk bayar uang sekolahmu."

Tidak lulus SMA pun tidak masalah bagi Senja. Asalkan Ibunya baik-baik saja.

Tapi lain hal dengan Bu Nuri. Menyekolahkan Senja, adalah kewajibannya sebagai orang tua. Ia tidak bisa melepas atau membiarkan saja tanggung jawabnya itu. Ia tidak ingin Senja putus sekolah ditengah jalan. Mengorbankan masa remaja Senja, hanya karena keegoisan. Ia ingin memberikan yang terbaik, meski harus mengikis rehatnya

Bahkan, sebelum lahir ke dunia pun, ia sudah berjanji untuk membahagian Senja.

Senja adalah proritasnya. Apapun untuk putrinya itu, akan ia lakukan.

Ia tidak ingin hanya karena masalah biaya, putrinya itu harus mengikhlaskan masa sekolahnya berhenti.

Tidak akan!

Senja menyeret langkahnya dengan malas. Koridor sekolah terasa begitu panjang. Sedari tadi dia melangkah masih saja belum menemukan pintu kelasnya.

Langkah Senja serasa begitu berat.

Hidup macam apa yang tengah dia jalanin saat ini?

Ayahnya berselingkuh, bangkrut, lalu bersikap seperti pria pengidap gangguan mental. Sedangkan sang Ibu, hanya bisa memaklumi dan tetap menerima pria itu dengan lapang dada.

Sedangkan lingkungan, semakin memperburuk semuanya.

Seandanya saja dia mempunyai kekuatan untuk mengendalikan dunia. Mungkin, akan dia ubah cara kerja dunia ini hanya dengan satu kali jentikkan jari.

Akan dia ubah manusia-manusia agar tunduk dan mengikuti keinginannya.

Hahaaa....

Ah, sudahlah. Itu hal mustahil.

Tinggal beberapa langkah lagi Senja sampai kelas. Namun, tiba-tiba perutnya terasa nyeri, rasanya seperti diremas bagian dalam. Telapak tangan mulai berkeringat dingin. Senja sedikit meringis sembari meremas tali tasnya.

HAMPIR RAMPUNG [ OnGoing ]Where stories live. Discover now