sembilan

744 114 9
                                    

Terhitung tinggal 1 minggu lagi Krystal dan Kai akan menikah. Mami dan Papi Krystal dari Singapura sudah datang ke Indonesia, mereka sekarang ada di rumah Bunda, dan akan bermalam selama 2 minggu.

Kai, tentu saja sudah tak pulang ke rumah Bunda lagi, karena keluarga melerang. Dan Kai pun tak mempermasalahkan itu.

Selama mempersiapkan pernikahan, kendala memang ada namun masih bisa diatasi, untuk pertengkaran sangat minim, mungkin karena bukan pasangan sungguhan jadi tak ada cobaan yang begitu berat dalam mepersiapkannya.

Menghadapi pernikahan, Krystal tentu saja gugup, padahal acara tinggal 1 minggu, namun Krystal merasa acara pernikahannya akan terlaksana esok hari. Walaupun tanpa cinta, namun tetap saja ini pernikahan pertamanya. Gara-gara merasa cemas, Krystal akhir-akhir ini menjadi lebih banyak makan, namun bukannya menenangkan, justru malah menambah stres karena takut gaun pengantinnya tak cukup.

Krystal mengambil ponselnya yang berbunyi, mendapati satu pesan dari Kai, dan segera membukanya.

From: Kai

Mau di grabfood apa lagi?

Krystal terdiam berpikir, selama ini Kai lah yang menanggung semuanya, sepupunya itu memberikan dia kartu kredit, namun tidak cuma-cuma, dia mengancam akan langsung memblokir jika mendapat tagihan senilai puluhan juta. Jadilah Krystal hanya memakai seperlunya, hanya jika dia tengah ingin belanja itupun tak banyak, atau sedang ingin makan. Namun untuk makan, dia lebih banyak meminta kepada Kai, dan tentu saja Kai akan langsung mengirim makanannya.

To: Kai
Enggak, gue lagi gak mau apa-apa.

From: Kai
Kangen gue ya?

To: Kai
Hih

***

"Chat sama siapa?"

Kai langsung mematikan ponselnya ketika melihat Diana menghampirinya dengan sepiring nasi goreng ditangannya. Iya dia malam ini berkunjung ke apartemen Diana, rutinitasnya setiap seminggu 2 kali.

"Enggak ini Krystal," jawab Kai.

Diana tak menanggapi lagi, dia menyimpan piring nasi yang masih mengepulkan asap itu di atas meja tepat di dekat Kai, tak lupa juga menyiapkan segelas air, lalu duduk di sebelah Kai.

"Nasi goreng buatan kamu emang yang terbaik," ujar Kai setelah berhasil menelan suapan pertama.

Diana tersenyum manis. Ini yang selalu Diana suka dari Kai, Kai selalu memakan apa pun yang Diana sajikan tanpa protes, Kai juga selalu dengan senang hati menjadi yang pertama merasakan ketika Diana membuat menu baru, tanpa peduli rasanya. Sejauh ini, Diana sangat mengakui, jika Kai adalah laki-laki terbaik yang pernah Diana temui.

Namun mengapa Diana dengan bodoh malah melepas Kai? Karena Diana mempunyai alasan tersendiri yang tak bisa Diana jelaskan pada siapapun, hanya dirinya sendiri yang mengetahui semua ini.

"Kamu sudah makan?" Tanya Kai lembut.

Diana mengangguk pelan. Diana sudah makan malam di tempat kerjanya.

"Krystal bisa masak?" Tanya Diana.

"Gak tau," jawab Kai. Kai memang tak mengetahui Krystal bisa memasak atau tidak, karena perempuan itu tak pernah memasak selain mie instan, jadi sepertinya tidak, namun Kai tak yakin juga, karena Krystal itu sosok yang diam-diam menghanyutkan.

"Kalau Krystal gak bisa masak kamu pengen masakkan rumahan, kamu mau ke sini minta ke aku?" Tanya Diana.

Mengapa Diana merasa tak rela sekarang ketika Kai seminggu lagi akan menikah dengan Krystal. Mengapa rasa ini baru hadir, kemana saja dia selama ini, mengapa Diana baru menyadari semuanya sekarang.

SymfoníaWhere stories live. Discover now