dua belas

913 142 14
                                    

Krystal sudah siap dengan dress selutut, wajahnya sudah dia poles dengan make up, sementara rambutnya yang sudah dibuat ikal dibiarkan tergerai membuat aura kecantikannya semakin memancar.

Alih-alih merasa cantik dengan penampilannya malam ini, Krystal justru tengah kesal karena Kai yang belum juga datang, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, sedangkan janji makan malam adalah jam 7:30. Krystal benar-benar tak tahu kemana suaminya itu pergi, padahal ketika siang hanya berkata akan mengurus pekerjaan, atau dia menemui Diana?

"Sorry gue telat, tadi Diana sakit gue rawat dia dulu." Kai datang dan langsung meminta maaf.

Krystal hanya diam dengan perasaan kesal, hanya menunjuk baju yang sudah dia sediakan diatas kasur, lalu dengan isyarat meminta Kai untuk segera berganti pakaian.

Krystal benar-benar kesal, padahal dia sudah menyiapkan ini sejak siang, dia bahkan rela membeli baju senada untuk dipakai acara makan malam keluarga agar semuanya percaya jika pernikahan mereka karena cinta, namun Kai lagi-lagi menggagalkan.

Menunggu Kai berganti pakaian, Krystal lebih memilih keluar, duduk diruang tv sambil memainkan ponselnya.

"Yuk," ajak Kai.

Krystal berdiri, lalu berjalan lebih dulu, namun Kai menahan.

"Maaf," ucap Kai tulus.

"Lo kebiasaan tau gak, gue tau Diana lebih penting untuk lo diatas segalanya, tapi gak gini caranya. Lo boleh ngulur-ngulur waktu dan ngelupain janji sama gue, tapi jangan buat keluarga!" Krystal meluapkan rasa kesalnya.

"Maaf ...."

"Gue tuh bingung, lo yang ngajak gue nikah, harusnya lo yang ada di posisi gue, tapi kenapa gue yang ngatur semuanya biar kaya nyata!" Krystal melepas tangannya dengan kasar, lalu berjalan medahului Kai.

Kai membuang nafasnya, lalu mengejar Krystal.

***

Benar prediksi Krystal, dia dan Kai sampai ke rumah Bunda tepat jam 8 malam, disana semua orang sudah menunggu di meja makan, ada Kak Jiselle bersama suaminya Kak Satrio, ada Kak Riana bersama suaminya Kak Rizwan, ada Kak Niana bersama Suaminya Kak Azhar, ditambah anak-anak mereka yang masih kecil, tak lupa juga Ayah Bunda dan Mami Papi. Melihat mereka menunggu dengan saling berbincang dan belum memulai makan malam membuat Krystal semakin merasa bersalah dan semakin kesal kepada Kai.

"Maaf kita telat," ucap Kai.

"Gak apa-apa, pengantain baru," ucap Bunda.

Kai dan Krystal hanya tersenyum canggung lalu duduk di kursi meja makan.

"Yaudah makan aja keburu malem," ucap Ayah.

Makan malam dimulai, semua makan dengan tenang, kadang juga saling berbincang menggoda pengantin baru, sedangkan Kai dan Krystal hanya menjawab seadanya, atau kadang hanya tersenyum.

Setelah makan malam selesai, kakak-kakak Kai dan Krystal menidurkan anak mereka masing-masing sementara Kai tengah bersama Ayah dan Bundanya di ruang tengah, Krystal tengah bersama Mami Papi dan Kak Satrio berada di kamar bersama Kak Jiselle juga yang tengah menidurkan Natan.

"Papi dan Mami gak nyangka loh kalian sudah menikah," ucap Papi menatap Kedua putrinya.

Krystal dan Jiselle terkekeh.

"Dulu kalian masih bisa Papi gendong, sekarang Jiselle sudah ngasih Papi cucu, dan sebentar lagi kamu." Papi yang kebetulan duduk disamping Krystal mengusap lembut kepala putrinya itu.

"Kalau Papi mau cucu lagi Satrio siap kok, Pi," sahut Kak Satrio yang berhasil mendapat lemparan bantal dari Kak Jisella. Kak Jisella memang masih menolak untuk memiliki anak lagi dengan alasan Natan yang masih kecil, padahal menurut Mami Natan yang sekarang usianya baru menginjak 5 tahun sudah sangat pas untuk mempunyai adik.

SymfoníaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang