•Derozscar 38•

16.7K 890 283
                                    

~ Relung rindu yang terbelenggu dalam hatiku sangat kuat. Bahkan rintikan hujan pun tidak dapat melunturkan perasaannya. ~

- Lebyna Bahista Gentala -

Tidak terasa hari mulai gelap, Lebyna masih setia berada di rumah Petir. Bercanda gurau bersama Medina sampai tidak sadar akan waktu yang terus berjalan.

"Loh, udah jam delapan?" Sadar akan situasi yang tidak menenangkan, Lebyna bangkit dari duduknya.

"Baru juga jam delapan, belum jam sepuluh, kak," ucap Medina melirik ke arah jam dinding yang menunjukan pukul delapan lebih tiga puluh menit.

Lebyna menepuk jidatnya. "Astaghfirullah, aku lupa belum izin sama Momi ataupun Papi, pasti mereka nyariin aku, Nana "

"Ya nggak papa, kak. Nanti biar Kak Petir aja yang jelasin, kalau Kakak seharian ini main di sini."

"Ehh, apa-apaan. Kok bawa-bawa nama Kakak?!" Petir spontan melempar alat gadgetnya saat mendengar namanya di seret oleh sang adik tanpa ada kata persetujuan darinya.

"Ya 'kan, emang bener Kakak yang bawa Kak Byna kesini, jadi yang harus jelasin ke orang tuanya Kak Byna juga Kak Petir. Iya 'Kan Kak?" Medina melirik ke arah Lebyna meminta persetujuan darinya.

Lebyna tampak ragu untuk sekedar menganggukkan kepala. "Hmm bener tuh."

Petir memicingkan matanya. "Dih, jelasin aja sendiri, udah gede juga."

Lebyna mendengkus kesal. "Lo mah gitu."

"Apa?"

"Pecundang," ketus Lebyna bersedekap dada."

"Apa lo bilang?!"

"Pecun—.”

Drrttt drrttt ...

“Ehh, handphone siapa itu?”

“Handphone gue,” ucap Petir mengangkat telepon yang baru saja tersambung dengannya.

“Tir! Gawat!”

Petir mengernyit, belum juga bilang 'Hallo' sudah maen teriak aja. “Gawat? Gawat kenapa?”

“Markas Derozscar diserang Aftager. Buruan kesini, kita udah habis pasukan!”

“Gue kesana sekarang.”

Tutt ...

Sambungan teleponnya terputus secara sepihak. Petir langsung berlari ke kamarnya, mengambil kunci motor serta jaket kebanggaannya.

“Mah, Petir keluar dulu.”

Talia tersentak kaget. “Loh, kok keluar? Itu Lebyna gimana?”

Petir melirik Lebyna yang tengah asik menonton drama Korea bersama Medina di sampingnya yang sudah tidur pulas di ruang tamu. “Leb!”

Lebyna spontan menoleh ke belakang. “Kenapa?”

“Mau pulang sekarang nggak? Ayo cepetan!” gertak Petir mengambil tas ransel milik gadis itu.

Belum sempat protes, petir sudah lebih dulu menarik tangan Lebyna. Namun gadis itu segera menepisnya. “Ih ntar dulu!”

“Tante, Lebyna pulang ya. Maaf ngerepotin.”

“Nggak papa kok sayang, malahan Tante seneng kamu main kesini. Kebetulan juga Tante baru aja selesai masak, buat kita makan malam.”

Petir menghela napas panjang. “Petir buru-buru, Mah. Udah kelamaan ini, elahh.”

DEROZSCAR [TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin